Bulan Bung Karno, PDI Perjuangan Lauching Festival Pahlawan Desa

Spread the love

Jakarta, Poskita.co – Ada yang berbeda dengan cara DPP PDI Perjuangan (PDIP) merayakan Bulan Bung Karno pada tahun ini. Mengingat momen pandemi dan mendukung Pemerintah mengeluarkan larangan berkumpul, PDI Perjuangan menyiapkan rangkaian peringatan Bulan Bung Karno melalui virtual.

Peringatan Bulan Bung Karno 2021 PDI Perjuangan mengambil tema “Bhinneka Tunggal Ika, Kerja Gotong Royong Untuk Desa Maju, Indonesia Kuat dan Berdaulat”. Semua kader Partai dari yang duduk sebagai Kepala Daerah, struktural Partai Pusat sampai Pengurus Ranting/Desa, anggota DPR RI, DPRD Kab/Kota dihimbau untuk turut menyemarakan Bulan Bung Karno ini.

“Peringatan Bulan Bung Karno wajib dilaksanakan oleh Struktural partai, eksekutif partai, dan legislatif partai dengan membuka partisipasi seluas-luasnya kader partai, anggota partai, simpatisan, dan masyarakat luas,” Ujar Abidin Fikri selaku ketua panitia peringatan Bulan Bung Karno 2021.

Selain itu, Abidin menjelaskan bahwa desa merupakan salah satu benteng pertahanan Negara. Kebijakan dan program pembangunan haruslah menitik-beratkan pada pemberdayaan desa. Membangun indonesia dari desa.

Turut hadir dalam acara Lauching Festival Pahlawan Desa Aria Bima selaku ketua Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko Ketua Umum Inovator 4.0 dan hadir juga Sineas Muda Indonesia Ryan Sebastian menjadi Narasumber utama dalam Lauching Festival Pahlawan Desa. Tak lupa juga, Tim Paduan Suara BKNP PDI Perjuangan turut serta menyemarakan Launching Festival Pahlawan Desa ini.

Ketua Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan bahwa Festival Pahlawan Desa merupakan sebuah kegiatan untuk mengapreasiasi dan mengangkat kisah-kisah para pahlawan dari desa, agar tidak begitu saja terlewatkan, terpinggirkan, untuk kemudian bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda saat maupun yang akan datang.

“Festival ini diharapkan mampu menyambungkan pengalaman-pengalaman para tokoh desa masa lalu, pahlawan-pahlawan desa masa lalu, untuk kemudian menjadi motivasi bagi munculnya sosok-sosok tokoh desa, pahlawan-pahlawan desa saat ini maupun di masa depan untuk merespon perubahan zaman, perubahan situasi, dan perubahan masalah dan tantangan di desa”, jelas Aria Bima.

Selain itu, Aria Bima mengatakan bahwa Festival Pahlawan Desa ini di helat sebagai salah satu cara untuk mentradisikan satu peristiwa tentang bagaimana mengingat kembali, melihat lebih cermat kondisi sekitar, melihat lebih jernih orang-orang yang semestinya mendapatkan perhatian karena karya nyatanya di desa

“Membumikan kepahlawanan di desa-desa, di wilayah atau komunitas terkecil, akan menjadi inspirasi besar bagi generasi muda milenial dan dengan cara itulah kita akan membangun bangsa yang berkepribadian dalam kebudayaan,” lanjut Aria Bima.

Senada dengan hal ini diungkapkan juga oleh Ketua Umum Inovator 4.0 Budiman Sudjatmiko, bahwa berangkat dari potensi desa yang belum tergali ataupun mungkin yang sudah tergali oleh sosok-sosok pahlawan desa namun saat ini belum mendapat perhatian dan apresiasi, maka negara atau partai harus mengapresiasinya

“Pahlawan Desa yang melalukan perawatan akan keberagaman hayati adalah pahlawan desa yang revousioner dalam menghadapi era 4.0 yang jika tidak dilindungi Negara, tidak di apresiasi oleh Negara, tidak di apresiasi partai dalam hal ini PDI Perjuangan, maka kita semua berdosa,” jelas Budiman.

Sudut pandang lain diungkapkan oleh Ryan Sebastian, bahwa meski sudah bukan di zaman kolonial, tetap ada banyak cara untuk menjadi pahlawan. Salah satunya dengan ikut berjuang menggali potensi daerah dan bahkan mengapresiasi sepak terjang para tokoh desa, serta diabadikan dalam sebuah video dokumenter sebagai inspirasi dan kebaikan bagi masyarakat luas.

“Karena kita tau banyak orang, banyak peristiwa, banyak kejadian yang mereka alamai, tapi bagaimana pembuatan film dokumenter atau jenis film apapun harusnya mampu merekam kejadian-kejadian yang ada di masa lalu, masa kini maupun yang akan datang dengan sangat-sangat jujur dengan keadaan yang sebenarnya,” Jelas Ryan.

Selain itu, Sineas Muda Indonesia itu menjelaskan bahwa film bisa menjadi salah satu alat transportasi, bagaimana film bisa merekam kejadian serta fenomena yang ada tanpa dibatasi oleh situasi-situasi tertentu.

Dalam merespon event yang di helat oleh BKNP PDI Perjuangan tentang lomba pembuatan video Pahlawan Desa, meskipun orang desa tidak banyak mendapatkan pendidikan tentang pembuatan video, Ryan sangat yakin akan keberhasilan orang desa dalam mengikuti event ini melihat perkembangan teknologi yang semakin cepat.

“Dengan adanya teknologi sekarang ya, perkembangan yang ada, seharusnya optimis dengan apa yang mereka pikirkan dengan imajinasi-imajinasinya. Memang mungkin secara teknis bisa terbatas, tapi secara imajinasi, secara cerita mereka terus menggali itu bisa kita ketahui ada potensi,” pungkas Ryan.

Dalam penutupan acara launching Festival Pahlawan Desa, panitia memutar video seputar syarat dan ketentuan bagi para peserta yang akan mengikuti lomba pembuatan video Pahlawan Desa.

Cosmas