Meningkatkan Kepercayaan Diri Anak Single Parent dengan Cerita Inspirasi

Spread the love

Oleh: Mulyani SPd

SDN 01 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah

 

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Tri Pusat Pendidikan yang dipopulerkan oleh Ki Hajar Dewantara menerangkan bahwa pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Tri Pusat Pendidikan yang dimaksud adalah Pendidikan yang diterima anak ada dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan perguruan, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan perguruan yang dimaksud adalah Pendidikan formal sekolah atau madrasah yaitu SD/MI, SMP/MTs, SMA/Ma, serta SMK/MAK. Setiap lingkungan tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam mempengaruhi pembentukan karakter dan kepribadian anak. (Http://ari nasional.okezone.com)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Bab I pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri; atau ayah dan anaknya (duda), atau ibu dan anaknya (janda). Keluarga adalah Lembaga Pendidikan yang pertama dan utama dalam membentuk dan mengembangkan karakter kepribadian anak. Semakin baik kualitas keluarga tersebut maka kemungkinan besar anak akan tumbuh dan berkembang kepribadian dan karakternya yang berkualitas juga.

Anak yang berlatar belakang keluarga single parent, keluarga menjadi lingkungan yang berpengaruh untuk perkembangan pendidikannya. Hal itu dikarenakan pola asuh orang tua tunggal (hanya ibu atau ayah saja) di lingkungan keluarga, akan berdampak kepada perkembangan anak (Mussen dalam Umi Saroi:2004). Anak single parent kebanyakan lebih sensitif, lebih banyak diam dan menarik diri dari lingkungan keluarga maupun teman sehingga anak kurang mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan, serta menjadi minder. Hal ini tentu akan berdampak pendidikan anak kurang maksimal, meskipun juga tidak sedikit anak single parent yang bisa meraih prestasi yang cemerlang.

Single parent atau orang tua tunggal adalah orang tua yang merangkap ayah sekaligus ibu atau sebaliknya, dalam membesarkan serta mendidik anak serta mengatur kehidupan keluarga karena perubahan struktur keluarga akibat perceraian, ditinggal pasangan hidup atau kematian. Menjadi single parent bukan sebuah pilihan yang diinginkan oleh seorang wanita ataupun laki-laki. Dalam situasi seperti ini terjadi pergolakan perasaan (rasa sedih, kehilangan), kesiapan ekonomi maupun tugas-tugas di dalam rumah lainnya, serta kesiapan mental menghadapi permasalahan-permasalahan dalam masyarakat. Wanita single parent harus pandai membagi waktu dan melengkapi statusnya sebagai ayah sekaligus sebagai ibu. Perannya sebagai ayah harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga kecilnya, serta mandiri dalam membuat keputusan untuk keluarga kecilnya. Sedangkan perannya sebagai ibu menjalani kodratnya sebagai perempuan, menjadi ibu rumah tangga dengan semua tugas-tugas sebagai ibu rumah tangga. Dalam kondisi bekerja, seorang ibu single parent harus selalu mengawasi anak dan kondisi di dalam rumah. Pun sebaliknya bagi ayah single parent.

Memiliki orang tua yang utuh, sehat, penyanyang, mapan, dan bahagia tentu dambaan semua anak. Anak menjadi termotivasi untuk ceria dan bahagia bersama kedua orang tua, anak merasa nyaman, terlindungi, merasa diperhatikan, dan terpenuhi keinginan-keinginannya. Idealnya proses tumbuh kembang anak membutuhkan sosok seorang ayah dan ibu dalam hidupnya. Namun tidak semua anak seberuntung itu, ada kalanya karena beberapa hal, anak hanya memiliki satu orang tua. Pola pengasuhan oleh orang tua tunggal (single parent) sedikit banyak akan mempengaruhi beberapa aspek kehidupan anak. Banyak orang yang berpendapat bahwa anak yang diasuh oleh orang tua tunggal akan tumbuh menjadi peribadi yang kurang beruntung, meskipun banyak juga anak yang diasuh oleh orang tua tunggal dapat tumbuh dengan normal. Pola asuh orang tua tunggal berdampak positif dan negatif bagi anak. Anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya: 1) Anak lebih mandiri karena sejak kecil dia sudah terbiasa dengan kesibukan ayah maupun ibunya yang harus bekerja sendirian untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Secara otomatis anak akan terdidik untuk berusaha mandiri, dimulai dari mengerjakan pekerjaan rumah untuk membantu orang tua tunggal. 2). Tidak menyusahkan orang tua. Anak memiliki pemikiran bahwa orang tuanya membesarkan anak seorang diri. Hal ini mendorong anak untuk tidak menyusahkan orang tuanya dan berharap untuk sukses agar bisa membahagiakan orang tuanya. 3). Berjiwa Tangguh. Dibandingkan dengan anak-anak yang menerima kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya sejak kecil, anak yang dibesarkan oleh orang tua tunggal memiliki jiwa yang lebih tangguh karena sejak kecil sudah menghadapi banyak cobaan yang akan membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan tangguh. 4). Selektif dalam memilih pasangan. Perceraian orang tua membuatnya memiliki persepsi tersendiri mengenai suatu hubungan. Hal ini membuat anak akan lebih berhati-hati ketika nanti memilih pasangan hidup.

Dampak negatif orang tua tunggal bagi anak anatara lain: 1). Anak merasa sedih. Salah satu efek buruk memiliki orang tua tunggal dapat berpengaruh kepada perasaan anak yang mudah sedih. Apalagi kehilangan orang tua karena meninggal, hal ini membutuhkan waktu lama untuk membangkitkan semangat hidupnya. Ketidaksiapan anak menerima takdir hidupnya membuat anak merasa terpuruk dan putus asa. 2). Anak menjadi tertutup. Dampak orang tua tunggal lainnya bagi anak adalah anak menjadi pribadi yang tertutup. Sulit bagi anak untuk mencurahkan perasaan hatinya kepada orang tua yang meninggalkannya, yang merupakan sosok sahabat, teman, orang tua yang sangat perhatian. Anak sulit menerima kenyataan tersebut, sehingga anak memilih untuk diam, tertutup dan menjadi pasip. 3). Anak kurang kasih sayang. Orang tua tunggal yang harus mencari nafkah sekaligus mengurus rumah tangga membuat anak kurang perhatian dan kasih sayang. Akibatnya anak rentan dengan sikap apatis, agresif, bahkan menjadi liar. 4). Anak merasa bimbang. Dengan kesibukan orang tua tunggal menjadi salah satu faktor anak enggan untuk bercerita, meminta nasehat, membicarakan masalah, dan mencurahkan hati. Apalagi orang tua tunggal yang acuh bahkan kurang perhatian akan kebutuhan anaknya. Hal ini memicu anak merasa bimbang. 5). Anak merasa kurang diperhatikan. Karena kesibukan orang tua tunggal, maka anak merasa kurang diperhatikan, segala keperluan spiritualnya menjadi tidak lengkap. 6). Anak mudah merasa iri dengan anak lain yang memiliki orang tua yang lengkap. 7). Anak merasa kesepian. Kehilangan salah satu orang tua membuat anak merasa kesepian. Kalaupun ada keluarga atau kerabat tidak akan bisa menggantikan posisi orang tua yang hilang.

Mempersiapkan kepercayaan diri serta kemandirian untuk mental anak single parent sangat diperlukan selain kasih sayang. Hidup terpisah dengan ayah maupun ibunya sedikit banyak akan berdampak psikologis bagi anak, yang akan mempengaruhi perilaku anak baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Menumbuhkan kepercayaan diri anak single parent adalah skala prioritas, hal itu tidak hanya menjadi tanggung jawab ayah atau ibunya yang single parent di rumah, tapi sebagai pendidik, sebagai orang tua siswa di sekolah, seorang guru juga harus memberikan semangat untuk meningkatkan kepercayaan diri kepada anak didik dengan orang tua tunggal.

Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. (Setiawan, 2014:14)

Orang yang percaya diri lebih mampu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, orang yang percaya diri biasanya akan lebih mudah berbaur dan beradaptasi dibanding dengan yang tidak percaya diri. Karena orang yang percaya diri memiliki pegangan yang kuat, mampu mengembangkan motivasi, ia juga sanggup belajar dan bekerja keras untuk kemajuan, serta penuh keyakinan terhadap peran yang dijalaninya. (Iswidharmanjaya & Enterprise, 2014:40-41 dalam sekolahpsikologi.blogspot.com)

Inspirasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebuah ilham. Maksudnya adalah ilham yang datang pada pikiran manusia yang akhirnya melekat pada jiwa atau hati manusia, akan tetapi inspirasi biasanya justru datang ketika ada rangsangan dari luar diri manusia.

Teks inspirasi atau teks cerita inspirasi adalah salah satu bentuk teks narasi yang bertujuan untuk memberikan inspirasi bagi banyak orang. Cerita yang disampaikan dalam teks inspirasi umumnya dapat menggugah perasaan atau memberi kesan yang sangat mendalam bagi pembacanya.

Ciri-ciri teks inspiratif diantaranya: 1). Kisah nyata. Teks inspirasi diangkat atau diadaptasi dari kisah nyata. Ini digunakan untuk memberikan gambaran bahwa hal-hal yang terjadi dalam kisah nyata tersebut dapat juga terjadi dalam kehidupan pembaca, 2). Tema. Selain kisah nyata, setiap bentuk tulisan teks inspirasi dapat dikembangkan dari satu tema tertentu menjadi kisah inspirasi yang menarik, 3). Judul. Setiap teks inspirasi harus diberikan judul untuk memudahkan pembaca mengidentifikasi tentang gambaran isi teks, 4). Alur. Dalam teks inspirasi terdapat alur cerita untuk memberikan pemahaman awal, inti, dan akhir cerita atau kisah. Maka teks inspirasi juga dapat disebut sebagai teks cerita karena di dalamnya terdapat alur, yaitu urutan waktu cerita inspirasi dari awal hingga akhir yang dapat dipahami pembaca, 5). Bersifat naratif. Teks cerita inspirasi tentunya bersifat naratif atau cerita karena seperti sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, di dalamnya terdapat alur, 6). Ada tokoh yang diceritakan. Pada teks inspirasi terdapat tokoh cerita dengan kisah hidupnya yang dijadikan sumber inspirasi, contoh, atau teladan bagi pembaca. Pada umumnya, tokoh dalam cerita inspiratif adalah manusia.

Rendahnya kepercayaan diri anak dengan orang tua tunggal membuat guru harus pandai memilih metode pembelajaran untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri anak single parent sehingga motivasi belajar anak juga meningkat. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan cerita inspirasi. Pilihlah cerita inspirasi dari orang-orang hebat dengan latar belakang dari orang tua tunggal, dan jika ada orang hebat diambil dari warga di daerah tersebut sehingga kepercayaan diri anak meningkat dan dampak dari kepercayaan diri yang tinggi akan mendorong motivasi belajar anak. Dengan kepercayaan diri yang kuat, memotivasi mereka untuk giat dalam belajar, serta selalu berdo’a kepada Tuhan, mereka pun juga bisa menjadi orang-orang hebat meskipun hidup dengan orang tua yang tidak utuh.

Editor: Cosmas