Peningkatan Kualitas Belajar Berbasis Eksperimen
Oleh: Ruswi Isnaini S.Pd
SDN 02 Lalung Karanganyar
Kemampuan siswa dalam memahami suatu proses belajar sangat rendah, sehingga untuk meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa, baik secara mental maupun emosional menggunakan metode esperimen. Melalui analisis deskriptif dengan melibatkan kelas SD pemahaman siswa tentang materi bencana alam dan dampak yang mengiringinya, maka sangatlah tepat penggunaan metode eksperimen melalui simulasi menggunakan media replica gunung. Dengan melihat beberapa keuntungan menggunakan media di antaranya mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, juga dapat memberikan gambaran sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Maka saya sebagai guru berkeyakinan, dengan media replika tersebut dapat memberikan semangat peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Siswa mempraktekkan sendiri bagaimana proses erupsi terjadi. Jadi siswa seolah-olah benar-benar melihat kejadian gunung meletus. Ternyata, siswa sangat antusias sekali sehingga mereka terlihat bersemangat baik pada saat pelajaran tematik IPS maupun bahasa Indonesia. Semangat itu akan terbawa siswa sampai bel sekolah usai. Keceriaan wajah mereka terpancar karena kekaguman tentang apa yang telah dia praktekkan.
Analisis teoritis metode eksperimen menurut Djamarah (2002) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu. Mengkonkritkan informasi yang disajikan kepada siswa.
Poppy K. Devy (2010: 3) mengungkapkan mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) eksperimen (4) diskusi (5) bermain peran, (6) simulasi dan (7) bermain peran.
Berdasarkan metode-metode yang ada diperlukan kejelian dan ketelitian guru dalam menentukan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa, materi pembelajaran, dan kondisi sekolah. Kelebihan metode eksperimen juga diberikan oleh Poppy K. Devi.
Menurutnya kelebihan metode eksperimen yaitu sebagai berikut. (1) Fakta atau data yang diperoleh siswa secara langsung mudah diingat. (2) Guru dapat berkeliling kelas sambil melakukan penilaian terhadap sikap dan psikomotorik. (3) Melatih kerja sama pada diri sendiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah Teknik non tes dan teknik tes. Teknik non tes yang digunakan adalah observasi pengamatan. Observasi merupakan suatu teknik evaluasi non-tes yang menginventarisasikan data tentang sikap dan kepribadian dalam suatu kegiatan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan dan perilaku subjek secara langsung. Teknik tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sehubungan dengan teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpul data pada penelitian ini adalah lembar observasi digunakan sebagai alat pengumpul data pada teknik observasi. Lembar observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dan lembar tes berbentuk soal. Teknik Analisis data pada penelitian tindakan kelas pada dasarnya dilakukan sejak data diperoleh dari observasi, hingga dokumentasi siswa, karena metode eksperimen di sekolah biasanya dilakukan secara berkelompok.
Kenyataan yang menunjukkan rendahnya hasil ulangan harian tentang salah satu kejadian alam yang ada di Indonesia, dan dalam pembelajaran bahasa Indonesia tentang keterampilan menulis. Dengan menggunakan media ini, siswa jadi semangat dalam menulis cerita, serta membuat puisi dan menuangkan ide-ide kreatifnya tentang peristiwa meletusnya gunung berapi, dan dampak yang ditimbulkannya. Siswa menuangkan ide kreatifnya dengan baik. Antusiasme terlihat dari perilaku mereka saat mengikuti simulasi ini.
Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen menggunaan alat peraga simulasi erupsi dari replika gunung berapi, diperoleh beberapa hal sebagai berikut:
1) Pembelajaran lebih menarik dan meningkatkan motivasi serta pemahaman siswa.
2) Kerjasama siswa dalam satu kelompok sudah terlihat, siswa yang lebih tahu membimbing siswa yang kurang tahu.
3) Tidak ada siswa yang ramai sendiri di dalam kelas karena sudah terkondisikan.
4) Siswa lebih semangat dan termotivasi serta terbantu dalam menyusun pokok pikiran, dan menuangkannya dalam sebuah karangan, sehingga menjadi karangan yang enak dibaca.
5) Siswa termotivasi untuk memanfaatkan barang bekas/yang sudah tidak terpakai untuk hal yang lebih manfaat.
Proses pembelajaran materi tentang gunung berapi dengan menggunakan media simulasi jelas akan terjadi peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS dan Bahasa Indonesia.
Editor: cosmas