Kiat Sukses Dalam Pembelajaran
Oleh: Drs. Sugeng Nurcahyono
Guru Matematika SMP Negeri 3 Colomadu, Kabupaten Karanganyar
PERANAN kelas dalam dunia pendidikan sangatlah dominan. Kelas ibarat laboratorium hidup yang terus berkembang dengan dinamikanya. Di sini para putra-putri pembelajar menuntut ilmu sebagai bekal mengarungi kehidupan di kemudian hari. Di kelas terjadi berbagai proses sosialisasi antara siswa satu dengan lainnya. Siswa diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada di kelasnya. Untuk itu diperlukan kemampuan mengenal karakter setiap guru yang mengajar di masing-masing kelas.
Kebanyakan orang berpendapat, memasuki kelas merupakan rutinitas harian yang sering dianggap tidak terlalu penting. Sikap tidak peduli seperti ini secara tidak sadar menjadi penyebab kegagalan pembelajaran. Kemampuan menciptakan kegembiraan pada pembelajaran, dapat diawali dengan persiapan sebelum memasuki kelas. Persiapan itu di antaranya adalah:
Pertama, siap mental. Siswa yang sudah siap secara mental untuk mengikuti pembelajaran, akan mencurahkan segenap perhatian terhadap pelajaran yang diikutinya. Dengan begitu diharapkan siswa mampu menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran. Serta tidak akan menemui kesulitan maupun mengalami rasa stres. Akhirnya siswa memperoleh hasil belajar yang maksimal.
Kedua, siap bertanya. Kesiapan untuk bertanya diawali dengan mempelajari materi di buku paket dan buku referensi yang akan diajarkan oleh guru. Memberi tanda tertentu pada bagian materi yang masih sulit dipahami. Tanda tersebut merupakan kode kesulitan dalam memahami materi sebagai bahan bertanya kepada guru. Melakukan aktivitas tersebut artinya siswa berada satu langkah di depan dibanding teman-teman lainnya.
Ketiga, tuntaskan tugas. Tugas yang sering diberikan guru setelah pelajaran adalah pekerjaan rumah. Saat mendapat tugas pekerjaan rumah, sebaiknya segera diselesaikan dan tidak menunda-nundanya. Apabila menemui kendala dalam menyelesaikan maka bisa bertanya kepada teman-teman lainnya. Bantuan dari teman bisa didapatkan dengan cara belajar kelompok. Bisa juga dengan berdiskusi secara seimbang, artinya tidak hanya sekadar menyadur pekerjaan temannya. Jika hanya menyadur saja dikhawatirkan tidak akan memahami esensi dari pekerjaan yang telah dikerjakannya.
Keberhasilan belajar di dalam kelas diperlukan kiat atau strategi yang tepat, di antaranya: 1) datang tepat waktu. Tidak ada alasan untuk terlambat masuk ke kelas. Dengan tidak terlambat siswa mempunyai cukup waktu untuk melakukan persiapan mental. Hal tersebut dapat menjadi pembiasaan karakter disiplin dari siswa. 2) ambil tempat duduk terdepan. Jika siswa duduk di kursi paling depan maka banyak keuntungan yang didapatkannya. Keuntungan tersebut misalnya mempunyai konsentrasi yang tinggi. Dengan duduk terdepan gangguan dari teman-teman tidak terlalu banyak. Sehingga dapat serius dalam mengikuti pembelajaran. Suara guru akan terdengar dengan jelas dan detail. 3) mencatat hal-hal yang penting. Mencatat hal-hal yang penting saja sebagai rangkuman. Catatan bisa dalam bentuk gambar atau skema. Terpenting dapat dipahami oleh kita sebagai pembuat gambar atau skema. Mencatat hal-hal yang belum kita ketahui adalah tindakan yang jenius, karena kita akan memperoleh wawasan baru. 4) banyak bertanya. Dengan banyak menanyakan hal-hal yang belum dimengerti, kita akan mendapatkan pencerahan dari kesulitan yang dialami.
Itulah beberapa kiat atau strategi dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Kiat ini penting diketahui agar siswa mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Siswa dapat menuntaskan materi-materi dalam setiap pembelajaran. Jika belum tuntas maka akan menjadi beban psikologis bagi siswa.
Siswa dapat membaca ulang catatan-catatan setelah selesainya pembelajaran di kelas. Hal itu merupakan cara sederhana yang efektif untuk menyegarkan apa yang telah dipelajari. Selain itu untuk mengetahui materi mana saja yang belum lengkap di dalam catatan. Apabila ditemukan kurang, segeralah untuk melengkapinya dengan meminjam catatan dari teman-teman. Perlu dipahami bahwa mencatat itu berbeda dengan memfotokopi. Mencatat banyak melibatkan aktivitas tangan maupun kerja otak manusia. Sehingga akan mudah membekas pada pikiran dan daya ingat manusia. Sedangkan memfotokopi sama sekali tidak membekas di dalam pikiran maupun daya ingat manusia. (*)
Editor: Cosmas