Pembelajaran Daring di Tengah ‘Social Distancing’
Artikel Ilmiah Populer
Oleh: Etik Sekarwati, S. Pd
Guru SDN 03 Waru, Kebakkramat, Karanganyar
Betapa kita semua terhenyak, mendengar adanya wabah mematikan yang sampai saat ini, masih menjadi perbincangan hampir di semua lini dan lapisan masyarakat yang disebut dengan Covid-19 (corona).
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa wabah ini dapat berkembang dengan sangat cepat, yang dimulai dari sebuah daerah yang bernama Wuhan di dataran Cina, sampai akhirnya menyebar hampir ke semua negara termasuk Indonesia.
Kondisi ini menimbulkan kepanikan yang luar biasa. Berbagai cara diupayakan untuk dapat memutus rantai penyebaran virus ini.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan adanya penerapan social distancing. Menurut pakar kebijakan kesehatan Profesor Wiku Adisasmito, social distancing adalah menjaga jarak sosial sebagai bentuk usaha non-farmasi untuk mengontrol penyebaran infeksi atau wabah, seperti yang terjadi saat ini di Indonesia, yakni wabah COVID-19.https://www.jpnn.com/news/apa-arti-social-distancing-berikut-penjelasan-lengkap-profesor-wiku-adisasmito?page=2
Social distancing dapat dilakukan dalam beberapa bentuk mulai dari tindakan sederhana seperti membatasi kontak tatap muka dan tangan, menghindari keramaian, tidak menggunakan transportasi umum, mengurangi perjalanan yang tidak perlu dan melakukan pekerjaan secara daring (online). Semua itu jika dirangkum maka akan membuat masyarakat untuk tinggal di rumah untuk melakukan pekerjaan dan aktivitas mereka.
Dalam hal social distancing ini, Presiden Jokowi sudah beberapa kali mengimbau masyarakat melakukan social distancing di tengah cepatnya tingkat penularan virus corona jenis baru, COVID-19 ini.
Adapun implementasi dari social distancing dijabarkan oleh Menteri Pendidikan dalam SE. Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 dengan jelas menghimbau untuk melakukan pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan COVID-19. Di tataran daerah, sekolah diliburkan, murid diminta belajar di rumah. Kondisi ini memaksa guru untuk melakukan pembelajaran secara daring.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara dosen dan mahasiwa, tetapi dilakukan melalui online. Pembelajaran dilakukan melalui video conference, e-learning atau distance learning.
Adapun alur belajar di rumah menurut akun Instagram resmi Dinas Pendidikan Jakarta terdiri dari 5 alur yang meliputi: 1) Guru menyediakan bahan pelajaran. 2) Proses belajar di rumah dilakukan menggunakan berbagai alternatif media online/daring: Whatsapp Grou, Rumah Belajar Kemendikbud, Email, Google class room, Web sekolah, Youtube, Edutech yang memberikan akses gratis belajar online. 3) Siswa mempelajari materi mata pelajaran dan mengerjalan tugas yang diberikan guru. 4) Guru melakukan monitoring pelaksanaan proses pembelajaran daring. 5) Guru memberikan penjelasan jika ada pertanyaan dari siswa dan juga membuat umpan balik atas pembelajaran online yang telah dilakukan.
Dari berbagai alur yang telah dipaparkan tersebut, kiranya guru sebagai pendidik harus benar-benar mampu menerjemahkan dan mengaplikasikan pembelajaran daring dalam menyikapi kondisi yang sedang terjadi saat ini.
Adapun kemampuan yang harus dimiliki guru meliputi, kemampuan untuk menyediakan bahan ajar, memilih media daring yang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah setempat, mengkondisikan siswa, memonitoring dan memberikan umpan balik (feedback) dari proses pembelelajaran yang sedang berlangsung, serta menjalin kerjasama yang harmonis dengan orang tua sebagai mitra yang mampu membimbing dan memonitor siswa di rumah.
Kemampuan guru untuk menyediakan bahan ajar dengan mempertimbangkan beban belajar yang harus diselesaikan siswa tentu menjadi sangat urgen, untuk menghindari beban belajar siswa yang berlebihan pada saat melakukan kegiatan pembelajaran daring. Selain itu, kemampuan guru dalam mengondisikan siswa, mengajak siswa berinteraksi, memberikan motivasi juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses ini, apalagi bagi pembelajaran daring yang diterapkan bagi siswa sekolah dasar terutama kelas bawah.
Kemampuan guru untuk memilih media online yang sesuai pun tak kalah penting. Dengan pemilihan media yang sesuai, sehingga kegiatan pembelajaran daring dapat diikuti oleh semua peserta didik. Karena hampir semua siswa memiliki fasilitas tersebut, dan penggunaannya pun cenderung mudah, misalnya saja dengan What Appgroup.
Demikian pula dengan umpan balik /feedback, menjadi sangat penting bagi peserta didik dan orang tua. Misalnya saja, setelah akhir pembelajaran, guru memberikan tugas kepada siswa dengan jangka waktu tertentu, siswa diminta untuk setor pekerjaan dengan memfoto jawaban dan mengirimkannya kepada guru. Keesokan harinya, guru mengumumkan hasil pekerjaan siswa sesuai nomor urut absen tanpa menyebutkan namanya. Hal ini akan menjadi sebuah motivasi yang luar biasa bagi orang tua maupun peserta didik, untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran secara daring.
Guru juga memberikan respon yang positif setiap ada permasalahan dan pertanyaan, baik dari peserta didik maupun orang tua siswa, yang terkait dengan kegiatan pembelajaran daring yang sedang dilaksanakan. Sebagai guru, hendaknya kita mampu dan mau menjawab tantangan zaman, sehingga guru dapat hadir dalam segala kondisi dan situasi, sehingga kegiatan belajar tidak akan terhenti. Di akhir tulian ini saya ingin menyampaikan kata pepatah “Didiklah anak sesuai dengan zamannya”.
Editor: Cosmas