Ada Budaya yang Merendahkan Perempuan
JAKARTA, POSKITA.co – Peran wanita di berbagai jabatan masih minim. Ironisnya, masih ada budaya di keluarga yang merendahkan perempuan.
IDNL bekerjasama dengan @America mengadakan diskusi publik dengan tajuk “Woman and Leadership, What’s Next”. Hokkop Situngkir, salah satu pembicara dan merupakan pendiri sekaligus Executive Director IDNL menyampaikan data terkait wanita di Indonesia.
“Wanita di legislatif Indonesia masih di bawah 30%, dan pada kenyataannya di jabatan structural PNS kita di level eselon 4 dan 5 masih cenderung seimbang namun di top level management di eselon 1, 2 dan 3, proporsi wanita masih di bawah 20%,” kata Hokkop Situngkir, dalam pers release yang diterima Poskita.co, Minggu (19/1/2020),
Dhini Shanti Purwono, lulusan Harvard Law School, yang saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI, juga hadir sebagai pembicara dalam forum ini.
“Bahkan di Amerika Serikat, jumlah wanita di parlemen hanya di angka 20%. Ada budaya yang ditanamkan oleh keluarga yang “merendahkan perempuan” dan cukup disayangkan kebanyakan wanita justru menerima dan melakukan “pembiaran”. Salah satu penyebab lainnya juga karena kinerja legislative perempuan belum signifikan terasa oleh masyarakat,” ujar Dhini Shanti.
Arimbi Yogasara selaku Regional Leader “Girl Up”, United Nation Foundation dalam kesempatan ini menyampaikan juga bahwa Gerakan Girl Up ini dilakukan di banyak negara.
“Girl up ingin mencapai gender equality. Kesetaraan gender bisa dicapai tanpa harus memenangkan diri atas gender satu terhadap gender lainnya. Gender Quality bukan kompetisi, namun harus dicapai untuk membuat semuanya lebih bahagia,” kata Arimbi.
Director of General Affairs IDNextLeader, Chairunissa Fuadillah, menutup sesi diskusi dengan menunjukkan bahwa Gerakan IDNextLeader yang didirikan Bersama rekan-rekannya di Yayasan tersebut berharap dapat memberikan support system bagi semua orang yang ingin menjadi pemimpin di bidang masing-masing yang digelutinya dan terbuka bagi siapapun, termasuk wanita.
“IDNextLeader ingin menjadi support system bagi seluruh teman-teman yang bersedia Bersama untuk membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan. Terutama dalam hal kepemimpinan wanita, seluruh wanita perlu 3 B, yaitu percaya (Believe) dan berani (Be Brave), berjuang (be Resilient),{ Chairunissa Fuadillah.
Yayasan ID Next Leader (IDNL) merupakan sebuah wadah perkumpulan anak-anak muda Indonesia melakukan gerakan strategis, non-profit, dengan semangat untuk: mencari, mengakselerasi, dan menjejaringkan pemimpin-pemimpin potensial Indonesia di masa mendatang, di berbagai sektor, dan berbagai tingkatan.
“IDNL ingin menjadi sebuah Gerakan yang bisa menghimpun para calon pemimpin, pemikir, dan innovator, dari berbagai latar belakang, yang nantinya akan kami jembatani supaya mereka bisa menciptakan perubahan bagi Indonesia. Dua bulan berdiri, IDNL sudah berhasil menarik minat lebih dari 40 mentor/tokoh senior yang berasal dari berbagai latar belakang, 700 lebih pemimpin potensial, 4 IDNL regional di Papua, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Tren ini adalah bukti IDNL diterima secara positif oleh masyarakat Indonesia”, Ungkap Ferro Ferizka, selaku pendiri dan Presdir IDNL.
“IDNL berusaha menjembatani para pemimpin potensial tersebut, untuk menciptakan perubahan, melalui 3 cara: (1) melalui pemikiran mereka, (2) dengan mensinergikan apa yang mereka kerjakan dengan pemerintah, atau (3) jika dibutuhkan, masuk dan melakukan perubahan dari dalam,” tambahnya.
COSMAS