Pengrusakan Lingkungan Hidup, Pengkhianatan Nilai Budaya Luhur Bangsa
BANTEN, POSKITA.co – Para aktivis lingkungan, pemuka agama, akademisi, budayawan, seniman, TNI, Polri, mahasiswa, pejabat dan tokoh masyarakat berkumpul di Kampus Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro, Lebak, Banten beberapa waktu lalu (27/09/19l) melakukan Deklarasi Nasional Penyelamatan Lingkungan Hidup.
Inilah 3 poin deklarasi yang dibacakan secara kolosal dipimpin oleh sastrawan dan Direktur Eksekutif Rifa’i Center (RICE) Chavchay Syaifullah.
Pertama, pelestarian lingkungan hidup merupakan tugas dan kewajiban setiap warga negara, maka negara harus menjamin keberlangsungan pelestarian lingkungan hidup demi masa depan bangsa dan negara.
Kedua, penanaman cinta terhadap lingkungan hidup harus dimulai sejak usia dini dan program pelestarian lingkungan hidup harus disesuaikan dengan perkembangan sains dan teknologi tanpa mengorbankan nilai-nilai kearifan lokal.
Ketiga, pengrusakan terhadap lingkungan hidup merupakan sebagian dari pengkhianatan atas nilai-nilai budaya luhur bangsa dan negara.
Tiga poin deklarasi itu dibacakan oleh para tokoh nasional, gerakan lintas budaya dan lintas generasi yang hadir, antara lain: Prof. Dr. Jimly Asshidiqie (Ketua Umum ICMI), Dr M. Jafar Hafsah (Sekjen ICMI), Dr Ir Saleh Abdurahman (Staf Ahli Bidang Lingkungan dan Tata Ruang Kementerian ESDM RI), Dr Ir hariynato MT (Kementerian ESDM RI), Ir Helmi Basalamah MM (Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI), Budi Satyawan Wardhana (Deputi Perencanaan dan Kerjasama Badan Restorasi Gambut RI), Ade Sumarna (Wakil Bupati Lebak), Ir Priyono (Kepala Bagian Umum Ditjen PSP, Kementerian Pertanian RI), Kolonel TNI Windiatno (Danrem 064 Maulana Yusuf, mewakili Panglima TNI), Dr Suharno M.Kes (Staf Ahli Bidang Kesra dan SDM Kota Tangerang Selatan, mewakili Walikota Tangsel).
Hadir juga para ulama, budayawan, seniman dan penggiat lingkungan, antara lain: Ketua Umum FSPP Banten KH Ikhwan Hadiyin, Raja Asdi, Remy Sylado, Sam Bimbo, Ully Harry Rusady, R. Dono Sumarwoto, serta jurnalis Didang mewakili kalangan pers.
COSMAS