Pesilat SD Muhammadiyah 1 Ketelan Borong Medali Kejuaraan Nasional
SOLO, POSKITA – Dua Puluh Empat pesilat SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta memborong medali dalam kejuaraan nasional pencak silat Yogyakarta Championship 5 2019 di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, Selasa (12/3/2019). Rinciannya lima medali emas, delapan perak dan sebelas perunggu.
Medali emas diraih oleh Annisa Rahmani, Keisya Angie Ramadhani, Niza, Thalitha Fauziah DS, dan Avila Azwa Viandri. Medali perak diboyong oleh Shabrina, Rafi, Farrel, Adel, Dayu, Varren, Azliya dan Rafa. Sedangkan Medali perunggu diperoleh Darel, Fafa, Vila, Vreya, Fia, Keke, Qonita, Ocka, Imey, Alin dan Shabrina.
Kepala SD Muh 1 Sri Sayekti mengatakan, semangat berlatih membuahkan hasil maksimal yang tidak sia-sia. Optimalisasi Ekstrakurikuler dan berlatih di luar jam pelajaran merupakan bentuk kerja keras anak-anak yang sudah dipersiapkan oleh tim.
”Selamat dan sukses untuk team Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Atas perjuangannya dan membawa pulang 24 medali. Terima kasih bapak ibu,” ujarnya.
Kategorinya, meliputi usia dini (8 tahun), lalu SD (9-12), pra remaja (SMP), serta remaja (SMA). Yogyakarta Championship 5 2019 (YKTC 5) bekerja sama dengan Kemenpora Republik Indonesia, KONI, dan Pengprov IPSI D.I Yogyakarta. Kegiatan yang berlabel kejuaraan nasional (Kejurnas). Adapun peserta yang hadir pun tidak berasal dari wilayah Yogyakarta saja, tetapi juga Bali, Kalimantan, hingga Papua.
Sekolah memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mencoba menampilkan kemampuan yang terbaik dengan penuh percaya diri lewat berbagai lomba.
”Ajang lomba untuk mengasah ketrampilan dan berprestasi di masa depan,” ungkap Yekti, mengabdi 23 tahun lebih berjuang di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta.
Menurut Joko Santoso Koordinator Pelatih Sekolah, kami berharap akan muncul bibit-bibit baru, pencak silat merupakan warisan kepribadian budaya bangsa. Mengandung banyak unsur pembelajaran untuk mencetak genarasi penerus bangsa, yang sehat jasmani dan rohani.
“Pencak silat kini terbilang sudah mendunia, dengan iman dan akhlak saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak saya menjadi lemah,” ujarnya.
Sementara itu Septi Oktarini — ibunda Dayu Putriemas — mengungkapkan kegembiraan dan kebanggaan karena putrinya mengikuti kompetisi Tapak Suci dan berhasil menyabet medali perak.
“Alhamdulillah, tadi Dayu tanding 2 kali, yang pertama menang terus diadu lagi dapat juara dua, beruntung motivasi mengalir dari kedua orangtuanya, ustaz-ustazah di sekolah, serta pelatih-pelatih Tapak Suci yang luar bisa, pertandingan ini selama dua hari, pada 12-13 Maret 2019, hari ini sudah selesai kategori SD, dari sekolah mengirim 25, Ananda Kharisma mengundurkan diri karena sakit,” terang Septi, Komite Sekolah sambil tersenyum. (COSMAS)