Mahfud MD : Implementasi Pancasila Terganggu Jelang Pesta Politik

Spread the love
SOLO, (poskita.co) – Pesta politik pemilu tinggal sebentar lagi. Tapi problem berat negara ini terasa kental dengan makin terganggunya harmoni kehidupan di masyarakat karena pemilu. Termasuk problem implementasi terhadap Pancasila.
Hal tersebut dinyatakan oleh Profesor Mahfud MD, di acara ‘Dialog Kebangsaan, Merawat Harmoni dan Persatuan’ yang diselenggarakan oleh Gerakan Suluh Kebangsaan dan Jelajah Kebangsaan Merak – Banyuwangi, berlangsung di hall stasiun Balapan Solo, Rabu (20/2).
Mahfud lebih jauh menjelaskan, pesta demokrasi pemilu dirasa telah mengganggu harmoni kehidupan bermasyarakat. Lewat kegiatan yang digelar di sejumlah kota di Jawa ini, dimaksudkan agar kita bisa menjaga kelangsungan dan memperkokoh kehidupan berbangsa di negara kita.
“Banyak hal mulai terganggu akibat pesta demokrasi pemilu. Termasuk problem implementasi Pancasila. Ini berakibat terganggu pula harmoni kehidupan di tengah masyarakat,” tegas Mahfud.
Diingatkan, pemilu hanyalah sebuah jalan untuk kebaikan lebih lanjut. Keharmonisan jangan sampai rusak karena itu.
Mengapa Solo dipilih sebagai salah satu daerah diselenggarakannya Dialog Kebangsaan? Menurut Mahfud, Solo sama hal nya dengan Jogja, terkenal sebagai daerah yang halus. Sehingga diharapkan Solo dan Jogja dapat disetel dari rasa kemanusiaan, agar kita dapat hidup berkesatuan, menuju masyarakat adil dan makmur.
“Solo sama dengan Jogja, adalah kota yang halus. Bisa disetel dari rasa kemanusiaannya, yang dapat mengingatkan kita hidup dalam harmoni,” kata Mahfud.
Sementara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang ikut hadir di acara tersebut, menyatakan, acara Dialog Kebangsaan yang digelar di sejumlah kota di Jawa, dan sengaja mengambil lokasi di stasiun kereta api, dinilainya cukup menarik. Selain terkesan tidak terlalu formal, penyampaian pesan-pesan moral, politik, kewarasan kita, dapat langsung diberikan kepada masyarakat.
Sebelum digelar di Solo, acara Dialog Kebangsaan berlangsung juga di Jogja. Selanjutnya secara estafet berganti kota di Jombang, Banyuwangi. Para peserta acara sengaja menggunakan kereta api untuk moda perjalanan mereka.
Hadir pula sebagai nara sumber di acara tersebut, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), Allisa Wahid, Walikota Solo FX. Hadi Rudyatmo, Muhammad Tafsir, Ustadz Dian Nafi, serta Romo Cardinal Julius Darma Atmaja. (endang paryanti)