Lewat PID, Potensi Desa di Pedan Dikemas Jadi Berdaya

Spread the love

KLATEN, POSKITA.co – Program Inovasi Desa (PID) selama ini dilakukan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan dukungan pendanaan dari Bank Dunia. Langkahnya melalui restrukturisasi program yang sebelumnya difokuskan pada pendampingan desa dalam pelaksanaan dana desa.

Hal ini dikatakan Ribut Haryanto, Ketua Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) Kecamatan Pedan, Klaten dalam Musyawarah Antar Desa (MAD) Pertanggungjawaban TPID Kecamatan Pedan di aula Kecamatan setempat, Selasa siang (29/1/2019). Soal inovasi desa selama ini baru kejar target, namun demikian pogram yang dilakukan tetap mengacu pada pemberdayaan masyarakat.

Untuk bursa inovasi desa terkait Capturing ada 5 desa, Desa Jetiswetan dengan potensi Alat Peraga Edukatif (APE), Kalangan dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Kokrosono, Keden dengan potensi pasar rakyat, Tambakboyo dengan kreasi home industry Kaos dan Sobayan terkait hidroponik.

“Kita selaku TPID Kecamatan Pedan juga melakukan replikasi di 4 desa demi kemajuan desa. Replikasi dilakukan di Desa Sobayan dengan mereplikasi pasar Delanggu, Beji dengan kemampuan pengolahan limbah sampah. Juga desa Ngaren dengan upaya pembibitan padi dan Kedungan membuat umbul mereplikasi di umbul Susuhan Manjungan Ngawen,” jelas Ribut.

Sementara Camat Pedan, Dra Hj Wahyuni Sri Rahayu MSi, mengatakan, inovasi desa ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan agenda Nawa Cita. Hal ini demi meningkatkan kapasitas desa sesuai Undang-undang No 6/2014 tentang Desa dalam pengembangan rencana dan pembangunan berkualitas.

Camat Wahyuni menuturkan, seperti Desa Jetiswetan selama ini kondang dengan APE, mungkin perlu dikemas oleh BUMDes dengan inovasi Kades. Informasinya, 70 persen warga geluti APE. Kades jangan hanya membangun jalan saja, akan tetapi perlu diciptakan sejumlah titik kuliner atau semacam showroom untuk pemasukan desa pula. Misalnya ada showroom APE dengan didukung warung kuliner.

“Seperti Desa Jomboran, Klaten Tengah, ada sejumlah warga yang membuka lapak warung kopi di pinggir jalan menuju rumah Sakit Bagas Waras. Tiap malam selalu ramai disinggahi warga, apalagi malam minggu. Kita harapkan Inovasi Desa semakin dirasakan masyarakat di wilayah Kecamatan Pedan ini. Perlu diketahui tujuan inovasi ini mendorong produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kapasitas desa berkelanjutan demi kesejahteraan Klaten,” pesan Wahyuni.

Para Kades se Kecamatan Pedan juga hadir dan siap mendukung program Inovasi Desa lebih berdaya.

Muharom, selaku Tenaga Ahli Spesialis Desa tingkat Kabupaten Klaten, mengatakan, untuk kesiapan komitmen melakukan inovasi desa sejumlah 310 desa dari total 381 desa. 310 desa tersebut dinantikan agar memasukan rencana kerja pembangunan berbagai inovasi di tahun 2019. Antara lain adanya pemihakan desa wisata yang difasilitasi dana desa, membuat replikasi atau amati, tiru dan modifikasi (ATM).

“Desa terus didorong menggunakan dana desa terkait mereplikasi potensi desa, jangan sampai pengingkaran pembuatan inovasi desa. Dana desa harus bisa digunakan untuk mewujudkan inovasi desa. Belum lama kami melakukan verifikasi dan monitoring dua desa di Beji dan Sobayan, yang kenyataannya lolos verifikasi dan mendapat pemihakan bantuan penyertaan modal BUMDes,” kata Muharom.

Seperti Desa Tambakboyo diwujudkan sebagai basis home industry kaos yang langsung dikemas dengan pencanangan Desa Tambakboyo sebagai Kampung Kaos. Potensi desa seperti ini harus bisa dicermati dalam mengggugah atau membangkitkan semangat warga berkreasi hidup sejahtera. (Aha)

Caption Foto HL:
Camat Pedan, Dra Hj WS Rahayu MSi, sampaikan doa dan harapan terkait Program Inovasi Desa (PID).