Semarak Budaya Indonesia 2018, Gelar Tari Bertema Satwa Taru

Spread the love

SOLO (poskita.co) – Untuk mengapresiasi keberadaan seni tari di kota solo dan sanggar-sanggar tari di daerah-daerah lain di Indonesia,  Forum Pemuda Indonesia Kreatif (FPIK) dan SIPA Community menyelanggarakan Gelar Pentas Seni Tari Semarak Budaya Indonesia (SBI), di Taman Bale Kambang, Kamis-Jumat (10-11/5/2018).

Konsep tari yang ditampilkan pada pagelaran SBI tahun ini condong menampilkan tari yang mengusung tema Satwa Taru sesuai dengan tema SBI tahun 2018. Tujuan mengambil tema Pesona Satwa Taru Nusantara untuk memperkenalkan generasi muda akan berbagai kekayaan tarian yang ada di Nusantara.

Seperti tahun sebelumnya, penyelenggaraan SBI tahun ini digelar di Gedung Kesenian Taman Balaikambang Solo. Delegasi SBI 2018 ialah Sanggar Semarak Candra Kirana (Solo), Krida Budaya (Solo), Omahseni Prabudiningrat (Solo), Soerya Soemirat (Solo), Paringga Jati Raras (Pati), Sanggar Seni Simpay (Ciamis-Jabar), Sarwi Retno Budaya (Solo), Kinarya Soerya Soemirat (Solo), Kembang Lawu (Karanganyar), dan Temeran Muhat (Sintang-Kalbar).

Pada hari pertama kamis (10/05), ada sebelas sanggar tari yang menampilkan sebelas tarian yang berbeda,  dibuka oleh Tari Retna Prawira dari Sanggar Semarak Candra Kirana. Tarian ini menggambarkan sosok prajurit putri yang berlatih olah kanuragan dengan kelihaiannya bermain pedang. Wujud semangat yang tangkas dan tangguh menjadi benteng bagi bangsa dan negara.

Penampilang kedua, Simpay  menampilkan Tari Merak Khas Jawa barat, dilanjutkan Paringga Jati Raras menampilkan Tari Baruna, Omah Seni Prabudiningrat menampilkan Tari Kukila, Kembang Lawu menampilkan Tari Lelumban. Kinarnya Soerya Soemirat dengan tariannya Enggang (Ruai Kalimantan), Sandra Martowisastro & Anna menampilkan Tari Gambyong, Kembang Lawu menampilkan Tari Nuri. Paringga Jati Raras menampilkan Tari Kinjeng Pari, Omah Seni Prabudiningrat menampilkan Karya tari Omah Ojo Dimamah, Kinarya Soerya Soemirat dengan tariannya Manuk Dadali dan ditutup dari Sanggar Seni Simpay dengan menyuguhkan Tari Belantek. Tarian ini menggambarkan kehidupan masyarakat Jawa Barat yang setiap tahunnya mengadakan upacara adat sedekah bumi sebagai lambang rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas diberikannya pertanian yang subur. Pernyataan tersebut diungkapkan melalui gerak-gerak tari yang dinamis dan indah oleh para gadis yang penuh dengan keceriaan dan harapan baru dengan tarian Belantek. (aryadi)