Banyak Aplikasi Baru yang Melenceng dari Ranah Pendidikan

Spread the love

Ponorogo (Poskita.co)

Ternyata, ada dampak yang kurang baik bagi siswa sejak dihapuskannya pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada K13 mulai dari jenjang SD, SMP hingga SMA. Siswa hanya mendapat bimbingan secara klasikan, bahkan sebagian sekolah hanya menjadikan sebagai ekstra kurikuler yang tidak wajib bagi siswa.

“Penghapusan pelajaran TIK memberikan dampak yang kurang baik bagi siswa. Bagaimana tidak? Siswa yang seharusnya mendapatkan materi yang terkait dengan perkembangan IT mendadak harus puas hanya dengan model bimbingan IT yang diberikan hanya satu jam per minggu. Itu pun banyak sekolah yang tidak memberikan jatah seminggu pelaksanaan bimbingan klasikal di kelas,” kata  Crysna Rhany Ningrum, S Kom, guru TIK SMPN 1 Ponorogo, founder Edugame Ponorogo dan SAGUSAGAME.

Dikatakan Crysna Rhany Ningrum, banyak pula sekolah yang sama sekali tidak memberikan jam bimbingan klasikal untuk siswa di kelas atau pun hanya diberikan waktu pada saat mengikuti jam ekstra kurikuler yag tidak wajib diikuti oleh semua siswa.

“Hal ini jelas akan membuat laju perkembangan tekonologi khususnya IT semakin sulit untuk diarahkan. Siswa menjadi semakin kehilangan kontrol dan arahan bagaimana mereka seharusnya menyikapi perkembangan IT yang begitu pesat,” ujar Crysna Rhany Ningrum.

Maka tidak jarang, semakin hari penggunaan laptop dan gagdet bukan lagi untuk sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan siswa, namun justru menjadi ladang penghancuran masa depan mereka.  Sebagian aplikasi melenceng dari ranah pendidikan.

“Banyaknya aplikasi baru yang diminati siswa terkadang membuat bulu kuduk saya berdiri. Makin melenceng dari ranah pendidikan dan makin tidak terkendali penggunaannya. Didukung pula dengan semakin minimnya waktu orang tua dalam mengawasi penggunaan gagdet membuat siswa makin leluasa untuk melampiaskan rasa ingin tahu mereka hingga sering sekali kita lihat para siswa terbiasa mengupload sesuatu yang tidak seharusnya menjadi konsumsi visualisasi mereka di usia dini. Foto: IST/FB Crysna RN

COSMAS