Naomi Anik, Inovasi Make Up Jawa Dengan Unsur Modern
SOLO (poskita.co) – Bagi Naomi Anik, dunia makeup dan stylis sudah mendarah daging. Bakatnya pada dunia make up mulai terasah saat belajar di Lampung pada tahun 1998.
“Ketika itu aku belajar makeup di Lampung. Aku sangat puas saat orang yang ku rias bisa tampil cantik dan menjadi dirinya sendiri. Dari sini, aku mulai merasa dan yakin bahwa inilah duniaku, dunia rias merias, dunia ndandani, “jelasnya kepada poskita. co di rumahnya Gading Solo belum lama ini.
Setelah kembali ke Solo, mantan mahasiswa seni rupa UNS ini tetap mendalami dunia make up tata rias wajah dan wedding, dengan menggunakan brand Naomi, kini perempuan kelahiran Solo ini banyak dipercaya dandani artis maupun istri pejabat.
” Ya puji Tuhan, aku dipercaya. Banyak istri pejabat yang datang ke Solo menggunakan jasaku. ” jelasnya.
Meskipun kemampuan Naomi sudah dikenal dan diakui masyarakat, tetapi sampai saat ini belum puas dengan karyanya. Dia selalu berinovasi dan mencari yang baru, terutama untuk make up jawa, tidak meninggalkan pakem jawa, tetapi tetap memasukkan unsur modern.
“Saya tetap pada pakem untuk makeup dan baju pengantin jawa meski tetap berinovasi setiap harinya dengan sentuhan unsur modern. ” jelasnya.
Meskipun awalnya Naomi bercita cita ingin menjadi pebisnis furniture, namun karena sudah mengetahui bakatnya di bidang makeup maka dia terus mendalami dunia make up dan memilih keahlian tersebut sebagai profesinya, sampai saat ini. Mengingat itu semua, ibu dua anak ini merasa bahwa hidup yang dijalaninya seperti air mengalir yang berujung indah.
“Itu semua seperti kecelakaan yang indah karena akhirnya aku menemukan bidang pekerjaan yang aku sukai dan menghidupi. Saya bersyukur bisa menemukan bakat untuk mencari ladang bekerja selain hobby bisa jadi untuk mencari rizki. ” ungkapnya
Untuk menguji kemampuannya, Naomi banyak mengikuti berbagai lomba, dan hasilnya cukup membanggakan. Puncaknya pada tahun 2010, Naomi menjadi juara dan mendapat penghargaan ‘The Best of Indonesia” dalam event yang cukup prestesius, “Asia Pacific Hair and Beauty Competition” di Malaysia.
“Ini merupakan puncak penghargaan akan keahlianku yang membuatku sadar dan mengampil keputusan bahwa inilah bakat keahlianku yang bisa menjadi nilai jual. Oleh karena itu, aku terus mengasah kemampuan,” ungkapnya mengakhiri wawancara. (uci) editor (satriana didiek)