Bongkar City Walk Demi Perbaikan Drainase Peninggalan Belanda

Spread the love

SOLO (Poskita) – Kondisi drainase di kota Solo dipastikan tidak akan mampu menampung tingginya debit air seiring dengan perkembangan kota Solo ke depan. Sementara, drainase peninggalan Belanda yang menyisir sejumlah ruas wilayah kota Solo, saat ini tengah dalam perbaikan. Seperti di sepanjang city walk jalan Slamet Riyadi.

Sebagian city walk atau ruang publik khusus untuk pejalan kaki,  seperti di depan Solo Grand Mall hingga perempatan Gendengan, depan Sriwedari hingga perempatan Nonongan, terpaksa harus dibongkar untuk proyek perbaikan drainase yang dimulai sejak pertengahan Juli lalu. Pelaksana Teknis Kegiatan PUPR Kota Solo, Gunarma, mengungkapkan, kondisi drainase yang telah ada di kota Solo yang merupakan peninggalan Belanda, sudah tidak mampu lagi menuntaskan aliran pembuangan air, yang mengakibatkan aliran air tersumbat dan akhirnya menimbulkan banjir jika musim penghujan tiba. Anggaran senilai total anggaran 5,3 miliar dari APBD untuk perbaikan drainase tersebut diharapkan mampu mengatasi permasalahan banjir di kota Solo. Selain itu, perbaikan drainase juga dirancang agar air buangan dari hunian warga akan langsung terkoneksi dengan saluran utama.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Surakarta, Djaswadi, di sela-sela sidak (7/9) menyatakan, proyek drainase ini diharapkan rampung sebelum musim penghujan tiba. Sebab hujan menjadi kendala tersendiri dalam pengerjaan proyek ini. Rencananya, drainase peninggalan Belanda yang sudah ada akan ditingkatkan dimensinya, sehingga lebih banyak debit air yang dapat dialirkan. Sementara, nasib city walk yang berantakan akibat sengaja dibongkar, nantinya tetap dibangun kembali seperti semula. Namun, keberadaan taman yang ada di sepanjang city walk akan ditiadakan, dengan pertimbangan tersendiri. (Endang Paryanti)