Pemuda Jadi Garda Depan Jaga NKRI Harga Mati
KLATEN, POSKITA.co – Sejumlah 150 pemuda-pemudi di Desa Puluhan, Bero dan Kradenan, wilayah Kecamatan Trucuk, Klaten, tampak antusias dalam mengikuti wawasan kebangsaan dan bela negara di balai Desa Puluhan, Minggu siang (25/11/2018).
Agenda ini merupakan kerjasama anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Hj Kadarwati SH MH dengan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (DISPORAPAR) Provinsi Jawa Tengah. Kebetulan di wilayah Kabupaten Klaten diegendakan di sejumlah desa akan digelar sosialisasi kebangsaan dan bela negara.
“Bagaimanapun negeri ini harus hebat, generasi muda harus siap melanjutkan estafet pembangunan. Pemuda harus tanggap dan siap mengawal, mempertahankan NKRI harga mati. Pancasila sebagai dasar negara tetap di hati,” ujar Kadarwati.
Sementara itu, Drs Bono Listiyanto MM, Kasi Pengembangan Pemuda DISPORAPAR Provinsi Jateng, sangat mendukung agenda ini. Pemuda sebagai penerus bangsa menjadi bagian estafet pembangunan. Program bela negara secara terprogram digelar di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Maka DISPARPORA Provinsi Jateng bersama Hj Kadarwati melakukan estafet sosialisasi wawasan kebangsaan dan bela negara dengan sasaran para pemuda. Kata Bono, jangan sampai pemuda masa bodoh dengan nasib bangsa ini. Semangat cinta NKRI terus digalakkan.
“Program sosialisasi kebangsaan dan bela negara ini menjadi agenda DISPORAPAR Provinsi Jawa Tengah yang memang sangat bermanfaat dalam mengobarkan semangat pemuda dalam mencintai negeri ini. Selain sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa, pemuda juga mempunyai skill yang berkualitas dan tetap semangat bela negara,” pesan Bono.
Acara sosialisasi kebangsaan dan bela negara ini disampaikan materi anggota DPRD Kabupaten Klaten Hamenang Wajar Ismoyo SIKom dan I Made Budiartana SPd. Kebetulan I Made Budiartana ini merupakan tokoh Marhaenis asal Bali yang saat ini tinggal di wilayah Kecamatan Prambanan.

Hamenang yang anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Klaten mengungkapkan sejarah dan peran pemuda dalam peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928. Kata Hamenang, negeri ini terdiri dari berbagai suku, agama, ras dan aneka kebudayaan.
“Maka kita sebagai pemuda wajib menjaga dan mempertahankan NKRI tetap utuh. Jangan sampai pemuda terjebak dalam kepentingan kelompok dan fanatisme. Gesekan antar warga sering terjadi gara-gara berbeda pandangan. Pemuda jadi garda depan jaga persatuan dan kesatuan negeri ini,” ujar Hamenang. (aha)
Caption Foto:
Bono Listiyanto, Kasi Pengembangan Pemuda DISPORAPAR Provinsi Jateng sedang berikan pembinaan wawasan kebangsaan.