BPBD Kabupaten Sukoharjo Ajak Warga dan Relawan Destana Telukan Resik-Resik Kali Langsur, Wujud Nyata Kurangi Risiko Bencana
SUKOHARJO, POSKITA.co – Seiring dengan datangnya musim hujan, masyarakat diminta tetap waspada dan tetap bergerak melakukan aksi nyata dengan bersih-bersih lingkungan. Antara lain sungai di sekitar kampung dibersihkan dari sampah, pepohonan yang tumbang nyangkut di sungai atau sedimen tanah yang menggunung di tengah sungai.
Termasuk pula akar bambu yang selama musim hujan beberapa bulan lalu belum terangkat dan membuat arus sungai tidak lancer, bisa dibersihkan. Hal ini untuk mencegah terjadinya air balik karena terhambat akar bambu dan justru air bisa meluber ke lingkungan sekitar sungai.
Hal tersebut dikatakan Ariyanto Mulyatmojo, SH, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukoharjo saat ditanya redaksi Selasa (11/11/2025) siang. BPBD Kabupaten Sukoharjo selalu berkomitmen memotivasi atau mendorong kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai langkah nyata dalam pengurangan risiko bencana.
“Luar biasa semangat arga dalam berperan aktif dalam kegiatan kerelawanan dan pencegahan atau tanggap bencana. Seperti kita telah lakukan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo bersama warga Griya Permata Alam 1 RT 3/RW XI Desa Parangjoro serta relawan Destana (Desa Tangguh Bencana) Telukan melaksanakan kegiatan resik-resik Kali Langsur di Kecamatan Grogol. Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam upaya pengurangan risiko bencana, khususnya menghadapi datangnya musim penghujan,” ungkap Ariyanto.
BPBD Kabupaten Sukoharjo secara intens melakukan komunikasi dan kerjasama dengan sejumlah elemen masyarakat, hal ini menurut Ariyanto, akan menjadi daya kekuatan bersama-sama masyarakat untuk cegah bencana ataupun tanggap bencana. Dengan gotong royong dan kolaborasi, program resik-resik kali atau kebersihan lingkungan bisa berjalan baik.
Selain di Kecamatan Grogol, jelasnya, kegiatan serupa juga dilaksanakan di beberapa lokasi di Kecamatan Baki, yaitu di wilayah Kudurejo Desa Purbayan dan Gentan. Aksi bersih-bersih lingkungan tersebut melibatkan masyarakat dan relawan kebencanaan yang peduli terhadap kondisi sungai dan saluran air di wilayah masing-masing.

BPBD Kabupaten Sukoharjo berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi budaya di semua wilayah Kabupaten Sukoharjo, mengingat musim hujan tahun 2025–2026 diperkirakan berlangsung lebih panjang dengan curah hujan di atas normal. Masyarakat Sukoharjo diharapkan sadar lingkungan, jika ada pohon yang besar dan membahayakan bisa ditebang. Atau langkah antisipasi lainnya demi keamanan dan kenyaman warga.
“Kami berharap, melalui kegiatan gotong-royong ini, masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap lingkungan dan aktif dalam upaya pencegahan bencana sejak dini. Kalau bukan masyarakat yang memperhatikan lingkungan sendiri, maka tidak ada pihak lain yang dapat menjaganya dengan baik. Dengan kebersamaan dan kesadaran, risiko bencana dapat diminimalisir sehingga lingkungan tetap aman dan nyaman untuk seluruh warga,” pesan Ariyanto mantap.
Lebih jauh diungkapkan, kerjasama dan kolaborasi semua pihak tetap dijalin. Ketua RT/RW, karang taruna, anggota Linmas, atau wartawan, diharapkan bisa mendorong Langkah nyata berbuat aksi nyata dalam tanggap bencana atau penanganan bencana. Bencana itu, kata Ariyanto, tak ada yang menghendaki. Tetapi kalau Tuhan sudah berkehendak, masyarakat harus siap menghadapinya. (Hakim)
Keterangan Gambar Foto Atas: BPBD Kabupaten Sukoharjo bersama para relawan resik-resik sungai.

