Scramble Tumbuhkan Pola Belajar Aktif Siswa

Spread the love

Oleh: Indah Kusnowati, S.Pd., Guru Mata Pelajaran PPKn, SMA Negeri 15 Semarang

Pada abad 21 terjadi pergeseran paradigma pendidikan yang secara sederhana membawa konsekuensi pada fokus pendidikan. Berdasarkan data dari Badan Standar Nasional Pendidikan (2010:42), dijelaskan bahwa pergeseran paradigma pendidikan yang tidak hanya mencakup ranah pengetahuan semata, akan tetapi sikap keilmuan dan kemampuan daya kritis, logis, inventif, dan inovatif juga diperlukan.
Pendidikan kewarganegaraan (PPKn) memiliki tujuan membentuk peserta didik untuk bisa berpikir kritis, analistis, bersikap dan bertindak demokratis cerdas dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia 1945. Kemampuan tersebut, secara lazimnya dikenal dengan istilah civic skills atau keterampilan kewarganegaraan.
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan yaitu melalui perbaikan sistem pendidikan. Komponen sistem pendidikan meliputi masukan (input), proses (proces), dan produk (output). Proses pendidikan berkaitan dengan bagaimana berlangsungnya kegiatan pembelajaran, dimana terjadi proses interaksi yang dilakukan antara guru dengan siswa dan sumber belajar sehingga proses belajar menjadi lebih baik dan kondusif.
Namun kenyataan pelaksanaan pembelajaran PPKn di beberapa sekolah termasuk di SMA Negeri 15 Semarang masih banyak ditemukan berbagai kendala. Permasalahan yang sering muncul di kelas seperti kurangnya motivasi siswa dalam proses belajar mengajar, dan kurangnya keaktifan siswa. Peserta didik cenderung diam bahkan pasif karena guru belum bisa memaksimalkan penggunaan suatu model atau media pembelajaran. Permasalahan tersebut berdampak pada nilai siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.
Guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab untuk dapat memilih secara jeli suatu desain pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis yang juga sebagai guru PPKn di SMA Negeri 15 Semarang kemudian mencoba memperbaiki kondisi tersebut melalui penerapan model pembelajaran scramble. Melalui penerapan model pembelajaran tersebut, diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Siswa menjadi aktif dan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif serta optimal.
Huda (2013) menyatakan bahwa scramble merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir siswa. Model ini mengharuskan siswa menggabungkan otak kanan dan kiri. Selain itu, mereka tidak hanya disuruh untuk menjawab soal, tetapi juga menerka dengan cepat jawaban soal yang sudah tersedia namun masih dalam kondisi acak. Ketepatan dan kecepatan berpikir dalam menjawab soal menjadi salah satu kunci permainan model pembelajaran scramble.
Model pembelajaran scramble seperti halnya model pembelajaran word square, yang menggunakan kata-kata sebagai media pembelajaran, bedanya jawaban pertanyaan tidak disusun dalam bentuk kotak jawaban, tetapi jawaban sudah tertulis dalam susunan huruf dan angka yang acak. Salah satu model pembelajaran yang menyenangkan dalam pembelajaran PPKn yaitu scramble. Shoimin (Patty, 2015) berpendapat, Scramble merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia.
Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam menerapkan model pembelajaran scramble adalah dengan memulai melakukan apersepsi dan memberikan motivasi yang membakar semangat siswa sebelum masuk pada materi pembelajaran. Kemudian, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil beranggotakan 3-4 anak. Guru kemudian menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu yang berisikan soal dan kartu jawaban terkait materi globalisasi yang sebelumnya antara soal dan jawaban telah diacak sedemikian rupa. Setelah itu, masing-masing kelompok melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok terkait materi globalisasi terutama dilihat dari aspek positif dan negatif adanya globalisasi dan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi. Setelah itu, dilakukan tindak lanjut berupa pemaparan hasil diskusi dan tanya jawab dari hasil belajar dan pekerjaan siswa. Pada tahap akhir guru melakukan refleksi dan penguatan terkait materi yang sudah dipelajari.
Melalui penerapan model pembelajaran scramble membuat siswa kelas XII SMA Negeri 15 Semarang tahun ajaran 2022/2023 menjadi lebih kreatif dalam belajar dan berpikir, para siswa mampu mempelajari materi secara lebih santai dan tanpa tekanan karena model pembelajaran scramble memungkinkan para siswa untuk belajar sambil bermain. Hal ini juga sesuai dengan karakter siswa yang suka bermain. Oleh karena itu, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran scramble, motivasi belajar siswa akan lebih baik, proses pembelajaran juga berjalan dengan menyenangkan dan bermakna.***

Editor: Cosmas