Strategi Pembelajaran Jarak Jauh  di Masa Pandemi

Spread the love

ARTIKEL POPULER

Ratna Puji Rahayu, S.Pd.

SDN Wirogunan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo

Tahun 2020 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, khususnya di bidang pendidikan. Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia membuat banyak sekolah menghentikan proses pembelajaran tatap muka untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Sebagai gantinya, pembelajaran dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Penerapan PJJ menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, baik itu dari sekolah atau dari pihak peserta didik sendiri. Bagaimanapun juga, pembelajaran jarak jauh membutuhkan bantuan teknologi dan dapat diakses dengan mudah oleh para peserta didik. Selain itu, para peserta didik juga harus siap beradaptasi dengan perubahan pembelajaran yang diatur oleh sekolah.

Pembelajaran jarak jauh  dapat dipandang lebih bebas dan fleksibel diakses dari rumah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Dibutuhkan strategi yang baik dari para pendidik agar para peserta didik tetap selalu termotivasi untuk belajar karena ketika peserta didik melakukan pembelajaran jarak jauh, secara otomatis akan menurunkan motivasi belajar peserta didik. Peserta didik cenderung lebih fokus dengan kegiatannya sendiri ketika di rumah daripada belajar atau mengerjakan tugas-tugas dari sekolah.

Diperlukan strategi-strategi yang tepat dalam proses pembelajaran jarak jauh, diantaranya adalah:

  1. Manajemen waktu

Manajemen waktu berkaitan dengan mengatur waktu belajar dengan teratur. Mengerjakan dengan fokus tugas yang dibebankan pendidik kepada peserta didik. Hal ini lebih mudah dijalani jika pihak sekolah memberikan batasan jadwal pengerjaan tugas kepada peserta didiknya. Hal ini akan berbeda jika sekolah  memberikan fleksibilitas penuh kepada pelajar. Para peserta didik mesti mengatur sendiri jadwal belajar mereka. Maka bagi orang-orang yang belum terbiasa belajar mandiri, biasanya akan mengerjakan tugas-tugas sekolah di menit-menit terakhir tenggat waktu yang ditetapkan. Oleh sebab itu, membiasakan diri untuk belajar dan mengerjakan tugas di awal waktu adalah keterampilan yang mesti ditanamkan kepada peserta didik yang melakukan pembelajaran jarak jauh.

  1. Mempersiapkan media atau teknologi yang dibutuhkan

Dalam pemanfaatan teknologi, pendidik harus memperhatikan kesiapan dan karakteristik peserta didik karena tidak semua peserta didik memliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pembelajaran jarak jauh seperti komputer, gawai pintar, atau tablet serta jaringan internet yang baik. Pendidik juga perlu mengenalkan platform apa yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh yang bisa di gunakan oleh semua peserta didik sehingga dapat memotivasi para peserta didik untuk belajar.

  1. Belajar dengan serius

Penting bagi peserta didik untuk berusaha fokus dan konsisten selama waktu belajar yang ditetapkan. Hindari segala macam distraksi yang berpotensi mengganggu proses belajar. Jika memungkinkan, tetapkan ruang khusus untuk belajar dan menjauhkan diri dari gangguan anggota keluarga yang lain.

  1. Menjaga komunikasi antara pendidik, peserta didik, orang tua dan teman kelas

Untuk menjaga komunikasi, perlu diadakan grup khusus untuk membahas tugas yang dibebankan pendidik dan para peserta didik. Kendati tidak harus dilakukan dengan tatap muka, komunikasi mesti terjalin dengan baik untuk menghindari kesalah pahaman. Dengan komunikasi yang baik, para peserta didik akan menjadi terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh dan lebih nyaman dalam proses pembelajaran. Komunikasi dengan orang tuapun juga sangat dibuthkan demi kelancaran proses pembelajaran jarak jauh.

  1. Dukungan orang tua

Dukungan dan peran orang orang tua menjadi hal yang utama dalam pembelajaran jarak jauh. Orang tua sebagai pendamping, pembimbing, serta motivator ketika putra-putrinya melaksanakan pembelajaran dari rumah. Tanpa dukungan dari orang tua, pembelajaran jarak jauh tidak akan berjalan dengan baik dan lancar.

 

Dari beberapa strategi-strategi di atas, perlu diingat bahwa pembelajaran jarak jauh harus memperhatikan kesiapan serta karakteristik peserta didik dan latar belakang orang tuanya. Ada peserta didik dan orang tua yang merasa keberatan ketika pembelajaran dilakukan full daring dan pembatasan pengumpulan tugas yang terlalu ketat karena keterbatasan sarana dan prasarana. Hal ini mungkin disebabkan karena tidak semua peserta didik memliki gawai pintar atau gawai pintarnya di bawa oleh orang tua bekerja sehingga keterbatasan waktu peserta didik dalam mengerjakan tugas. Hal ini perlu menjadi perhatian bahwa pembelajaran jarak jauh tidak harus selalu menggunakan teknologi canggih dengan tugas-tugas yang membebani para peserta didiknya demi terselesaikannya materi-materi pelajaran yang begitu banyaknya.

Penerapan kebiasaan baik di rumah seperti membantu orang tua, mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah atau kegiatan rutin dalam beribadah adalah proses pembelajaran yang bermakna untuk membentuk karakter peserta didik.

Pembelajaran jarak jauh tidak hanya mengejar kompetensi akademik atau pengetahuan namun juga sikap spiritual, sosial, dan juga keterampilan yang harus selalu ditanamkan pada peserta didik dengan penerapan kebiasaan sehari-hari di rumah dengan dukungan dan peran serta orang tua. Maka dari itu, perlu komunikasi dan kerja sama yang baik antara pendidik, orang tua, dan juga peserta didik.

Editor: Cosmas