Semarakkan Hari Jadi Ngupit ke-1159, Ada Ngangsu Air Sumber Pengilon Umbul Hingga Ketoprak
KLATEN, POSKITA.co – Ratusan warga Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, Klaten, menggelar rangkaian perayaan Hari Jadi ke-1.159 tahun kawasan Ngupit. Salah satu rangkaian kegiatan adalah kirab budaya yang digelar pada Minggu (9/11/2025) yang dipimpin Kepala Desa Kahuman Werdoyo Joko Sumitro.
Kirab budaya itu diikuti 26 rombongan dari warga Kahuman, dinas Linsek Kecamatan Ngawen, Karang Taruna, kelompok RW, dan warga sekitarnya. Aneka atraksi seni budaya dengan menampilkan kreasi memakai beragam kostum. Iring-iringan kirab juga membawa gunungan hasil bumi dan usai acara direbutkan gunungan tersebut oleh warga.
Selain kirab budaya, rangkaian kegiatan itu diisi dengan pengambilan air dan tanah dari empat penjuru yang dipusatkan di Sumber Pengilon, sumber mata air di Kahuman. Ada dua pemuda (laki dan perempuan) membawa kendi masuk ke sumber Pengilon mengambil air. Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon beringin di Balai Desa Kahuman.
Kepala Desa Kahuman Werdoyo mengungkapkan ada rangkaian peringatan Hari Jadi ke-1.159 tahun Ngupit tahun 2025. Selain kirab budaya, ada pentas musik lawas di depan balai desa, Minggu malam.
“Kita ingin meriahkan acara Hari Jadi Ngupit ke-1159 ini. Tahun ini lebih meriah dibanding tahun lalu. Kemudian ada tirakatan dan puncaknya Jumat [14/11/2025] ada pentas ketoprak,” kata Werdoyo.
Hal itu merujuk pada prasasti Upit. Hari Jadi Ngupit jauh lebih tua dibandingkan Hari Jadi Klaten yang tahun ini memasuki 221 tahun. Werdoyo menjelaskan rangkaian perayaan digelar sebagai upaya melestarikan kawasan yang hingga kini dikenal dengan nama Ngupit tersebut.
“Kegiatan ini juga sekaligus untuk mempersatukan warga Desa Kahuman. Dari kegiatan ini kami berharap ke depan melalui kegiatan ini bisa mengangkat desa wisata Kahuman serta menghidupkan UMKM warga kami,” kata Werdoyo.
Saat acara kirab budaya, hadir Kepala DKUKMP Klaten H. Anang Widjatmoko, Camat Ngawen H. Poniran, Dewan Kesenian Klaten Joko dan tamu undangan lainnya. Warga tahun 2025 ini benar-benar menikmati suasana memperingati Hari Jadi Ngupit dengan bahagia, termasu puluhan UMKM juga ikut berjualan.

Salah satu warga Kahuman, Rokhani, mengungkapkan peringatan Hari Jadi Ngupit, Klaten, tahun ini mengusung tema Ngupit Gumregah Nuli Jumangkah. Artinya warga ingin Ngupit ini benar-benar melangkah. Dalam hal ini desa Kahuman melangkah ke depan untuk menyongsong masa depan lebih baik.
Rokhani mengatakan rangkaian peringatan Hari Jadi Ngupit itu sudah berlangsung selama beberapa waktu terakhir. Pada Sabtu (8/11/2025) malam, ada Ngupit berselawat. Warga setiap tahun selalu memperingati Hari Jadi Ngupit ini dengan penuh suka cita.
“Rangkaian masih panjang sampai dengan nanti di Desember ada Festival Ngupit. Luar biasa semangat warga terlihat, seperti saat kirab aneka hasil bumi, juga saat pengambilan air sumber Pengilon. Pentas ketoprak juga gayeng, warga jadi terhibur,” ungkaps Rokhani yang suka mengenakan penutup kepala atau blangkon.
Rokhani menambahkan, potensi desa ini cukup banyak memang perlu terus digali lebih dalam, sambil melakukan pengembangan. Selain itu, dari sisi peninggalan artefak, juga terus ditelusuri. Harapannya nantinya Desa Kahuman ini bisa menjadi rumah sejarah
Ngupit secara administrasi masuk wilayah Desa Ngawen dan Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, dan sekitarnya. Kawasan itu diyakini sudah ada sejak era Mataram Kuno. Dan nama Ngupit merujuk pada prasasti yang ditemukan di Desa Ngawen dan Desa Kahuman. Prasasti itu bernama Upit atau Yupit. Ada dua prasasti yang ditemukan dan diberi nama Prasasti Upit I dan Prasasti Upit II.
Prasasti Upit I ditemukan di halaman masjid Dukuh Sogaten, Desa/Kecamatan Ngawen pada 1989. Sedangkan Prasasti Upit II ditemukan di Dukuh Sorowaden, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen, pada 1991. Kedua prasasti itu dituliskan pada permukaan batu berbentuk lingga. Pada kedua prasasti itu terdapat tulisan menggunakan aksara Jawa kuno. Dalam beberapa artikel, Upit ditetapkan sebagai sima atau wilayah yang dibebaskan dari pajak pada 11 November 866 Masehi. (Hakim)

