Mantab! Puspo Wardoyo Berkurban 300 Ekor Sapi, Berlomba Menuju Kebaikan
Solo, Poskita.co
Hari Raya Idul Adha tidak hanya untuk menyembelih hewan kurban, namun untuk menguji ketauhidan umat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bagi Owner Wong Solo Grup, H Puspo Wardoyo, berkurban sejatinya adalah simbol dari pengorbanan yang menyentuh lapisan paling dalam yakni tenaga, pikiran hingga perasaan.
“Berkurban tidak hanya sekedar menyembelih sapi. Tapi juga mengorbankan diri, tenaga, pikiran, termasuk perasaan,” kata Puspo Wardoyo saat bincang santai usai menjalankan Sholat Idul Adha di Komplek Kalipepe Land, Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali, Jumat (6/6).
Lebih lanjut Pemilik Pabrik Makanan Siap Saji “MakanKu” tersebut mengemukakan, momen Idul Adha adalah panggung spiritual untuk meneladani Nabi Ibrahim AS, sosok yang disebutnya sebagai “Bapak Ketauhidan”.
Untuk itu, Puspo Wardoyo menekankan pentingnya menempatkan cinta kepada Allah di atas segalanya.
“Hari Besar Idul Adha itu intinya ketauhidan. Bagaimana kita mencintai Allah lebih dari segala-galanya. Nabi Ibrahim itu kan bapak tauhid, jadi kita perlu meneladani beliau dengan sungguh-sungguh,” bebernya.
Adapun di Hari Raya Idul Adha tahun ini, Wong Solo Grup menyembelih lebih dari 300 Hewan Kurban. Enam ekor sapi disembelih di Kota Solo dan sekitarnya. Sedang di ratusan outlet milik Wong Solo Grup yang tersebar di berbagai kota, di Malaysia dan Arab Saudi, tercatat lebih dari 300 hewan kurban disembelih untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar maupun warga lainnya.
“Kalau yang di Solo, kita sembelih 6 sapi. Tapi total ada sekitar 300 hewan kurban yang kita bagikan, baik lewat outlet maupun langsung ke warga,” jelas Puspo.
Pengusaha Solo yang sukses mengembangkan bisnis kuliner itu memaparkan, kelimpahan rezeki yang didapatkannya sebagai amanah yang harus diuji lewat kepedulian sosial.
“Ini saya anggap ujian. Ujian bagi saya yang dititipi rezeki oleh Allah. Maka sudah selayaknya saya berbagi,” terangnya.
Selain aspek ibadah, Puspo Wardoyo juga mengutarakan arti pentingnya menjaga kepedulian sosial, terutama antarwarga. Menurutnya, semangat kurban harus mampu menyentuh tetangga terdekat.
“Jangan sampai ada kesenjangan sosial. Mereka ini kan juga warga kita. Menyantuni tetangga itu bagian dari ajaran agama,” bebernya.
Puspo Wardoyo juga mengajak masyarakat untuk kembali menegakkan nilai-nilai Islam secara menyeluruh, termasuk amar makruf nahi mungkar dan menjauhi kemusyrikan. “Hanya Allah tujuan kita. Kita harus yakin dengan ajaran Islam. Jangan sampai hilang arah,” pesan Puspo, yang kini mulai aktif menggelar berbagai kegiatan dakwah dan sosial di kawasan Kalipepe Land.
“Apa pun yang kita punya, harus kembali ke Allah. Berkurban itu sebagai bentuk cinta kita kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan cinta paling tinggi, adalah ketika kita ikhlas berkurban untuk Sang Pencipta,” paparnya. (**)
cosmas/*