Tular Nalar-Mafindo: Selamatkan Masa Tua di Lini Masa, Menuju Digital Ramah Lansia

Spread the love

Yogyakarta, Poskita.co – Indonesia memiliki sekitar 11,75%  atau 32 juta populasi lansia, dan di tahun 2050 nanti diprediksi akan mencapai 20-25% dari total populasi. Di sisi lain, lansia di Indonesia terdeteksi memiliki perilaku bermedia sosial yang cukup tinggi. Khususnya, dalam menggunakan WhatsApp dan Facebook dalam berbagi informasi dan kabar.

“Kasus penipuan di dunia digital paling banyak terjadi di media sosial.”  Itu adalah jawaban yang mayoritas dipilih oleh para peserta setelah mengikuti kelas Akademi Digital Lansia (ADL) Tular Nalar.  Seiring waktu, perlu ada langkah yang diambil untuk mengukur keberhasilan kelas-kelas pelatihan yang diselenggarakan oleh Tular Nalar tersebut.

Tular Nalar melaksanakan survei Most Significant Change (MSC) di 6 wilayah (Aceh, Kendari, Bandung, Pontianak, Kupang, Ternate) untuk mengukur dampak perubahan secara kualitatif dari para alumni kelas ADL dan Sekolah Kebangsaan (SK). Survei ini bertujuan mengevaluasi dampak program literasi digital Tular Nalar 3.0 melalui pengumpulan cerita perubahan signifikan dari peserta, fasilitator, kerabat peserta, dan komunitas.

Temuan dari survei tersebut membuktikan bahwa literasi digital bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran kolektif untuk menciptakan ekosistem informasi yang sehat. Dampaknya melampaui individu seperti keluarga, komunitas, dan generasi muda yang turut merasakan perubahan. Kolaborasi, inovasi metode, dan adaptasi konteks lokal menjadi kunci keberhasilan program ini.

Efek Domino Kelas Literasi Digital dan Pemikiran Kritis

Program Tular Nalar 3.0 telah merancang kurikulum, memproduksi modul dan alat bantu, serta melaksanakan program literasi digital bagi lansia dan generasi Z.  Melalui pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik lansia, Tular Nalar telah melaksanakan edukasi literasi digital yang berfokus pada penipuan digital, periksa fakta, dan pencegahan ujaran kebencian, yang berlangsung di seluruh Indonesia. Hingga akhir tahun 2025, Tular Nalar telah menjangkau lebih dari 10.000 lansia melalui berbagai kelas dan lokakarya yang diadakan bersama para mitra di seluruh Indonesia.

Dalam sesi talkshow di acara Publikasi Laporan Survei MSC yang digelar di restoran Pringsewu, Sleman, 7 Mei 2025 ini, Alimatul Qibtiyah sebagai narasumber mengingatkan, bahwa teknologi layaknya kuda tunggangan. Dengan penunggang yang mahir, kuda tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik.

Tular Nalar terbukti telah menciptakan efek domino dalam hal positif. Hal ini tercermin dari laporan hasil survei MSC yang dipublikasikan. Giri Lumakto, Program Manager Tular Nalar menyatakan, untuk menjangkau lebih banyak lagi lansia yang “tercerahkan”, diperlukan kolaborasi dengan lebih banyak pihak termasuk komunitas, media, dan pemerintah, demi menyelamatkan masa tua di lini masa.

Road to Tular Nalar Summit 2025

Selain Publikasi Laporan Survei MSC atas kelas-kelas untuk lansia dan generasi Z, Tular Nalar juga menggelar sejumlah kelas khusus penguatan literasi digital dan pemikiran kritis bagi kaum rentan lainnya. Kelas-kelas tersebut diadakan di beberapa kota di Indonesia yang diperuntukkan bagi kaum transpuan, difabel tuli, penghayat kepercayaan, dan buruh migran.

Kegiatan-kegiatan di atas merupakan rangkaian menuju gelaran puncak gerakan literasi digital dan pemikiran kritis di Indonesia, yaitu Tular Nalar Summit. Acara ini akan dilaksanakan di Yogyakarta pada akhir Juni 2025. Mengusung tema Semesta Kolaborasi, menjadi titik puncak kolaborasi perjalanan program pelatihan literasi digital Tular Nalar bersama mitra-mitranya selama program berlangsung. Harapannya gerakan ini akan bermakna dan berkesinambungan menularkan nalar yang sehat kepada masyarakat di Indonesia.

Tentang Tular Nalar

Tular Nalar, program pelatihan literasi digital yang diinisiasi oleh MAFINDO dan didukung oleh Google.org, dengan Love Frankie sebagai mitra pelaksana, telah muncul sebagai platform pembelajaran baik daring maupun luring yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat utamanya dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital dan pemikiran kritis. Tular Nalar telah mengalami pertumbuhan yang pesat sejak berdiri di masa pandemi tahun 2021, dengan preferensi khusus untuk melibatkan berbagai lapisan masyarakat secara inklusif.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Tular Nalar, silakan kunjungi kami di https://tularnalar.id/tentang-kami/

Platform media sosial melalui https://linkin.bio/tularnalar

Tentang Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO)

Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.

Pelajari lebih lanjut tentang MAFINDO di https://www.mafindo.or.id/tentang-kami/

Tentang Google.org

Google.org, sisi filantropis dan persembahan terbaik dari Google untuk membantu memecahkan beberapa tantangan terbesar umat manusia yang menggabungkan pendanaan, donasi produk, dan keahlian teknis untuk mendukung komunitas yang kurang terlayani dan memberikan kesempatan bagi semua orang. Google.org melibatkan organisasi nirlaba, perusahaan sosial, dan entitas sipil yang menciptakan dampak signifikan pada komunitas yang mereka layani, dan yang kegiatannya berpotensi menghasilkan perubahan sosial yang terukur dan bermakna.

Editor: Cosmas/*