Kreatif, Siswa Kelas II SD Muhammadiyah PK Solo Membuat Kipas Batik

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Siswa kelas II SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo belajar membuat kipas batik.

Kegiatan ini diikuti oleh 82 siswa di ruang kelas gedung sekolah pada Jumat, 9 Mei 2025 lalu. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, kreativitas, kesabaran serta ketelitian para siswa.

Koordinator tim kelas II, Lusia Wahyu Purbowati, menyampaikan membatik tidak hanya menumbuhkan cinta budaya bangsa, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan mental.

“Kegiatan membatik dapat menjadi terapi yang efektif, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan suasana hati,” terangnya.

Sejalan dengan pembelajaran deep learning, kegiatan ini berfokus kepada siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran serta menghubungkan pengetahuan dengan pengalaman nyata.

Para siswa dilibatkan dalam proses pembuatan kipas batik dari mempersiapkan alat bahan hingga proses perakitan.

Lusia menyampaikan, kegiatan ini juga selaras dengan pembelajaran Matematika mengenal bangun datar. Bekerja sama dengan orang tua, para siswa menyiapkan dari rumah kardus bekas berbentuk lingkaran dengan diameter 16 cm.

Tak hanya di rumah, para siswa juga mempraktikkan secara langsung membuat lingkaran berdiameter 16 cm menggunakan kertas karton sebagai penutup sisi kipas batik.

Kegiatan inti diawali dengan menggambar motif batik yang disukai. Setiap siswa diberi kebebasan berkreasi mengekspresikan pola dan warna ke dalam motif batik yang diinginkan.

Tahap selanjutnya, motif batik yang selesai diwarnai ditempel di atas kardus berbentuk lingkaran yang sudah dipersiapkan dari rumah. Sebelum kedua sisi kipas direkatkan, bagian tengah kipas diberi sumpit bambu yang difungsikan sebagai gagang kipas.

Guru bertugas sebagai fasilitator, mendampingi siswa yang memerlukan bantuan menempelkan sumpit bambu atau membantu merekatkan kedua sisi lingkaran motif batik dan alas kertas karton.

Salah satu siswa kelas II, Raniah Marzaqah Sisna, terlihat antusias mengikuti kegiatan kali ini.

“Pertama kalinya aku membuat kipas batik, selain belajar kekayaan budaya Indonesia, saya juga belajar menerapkan konsep lingkaran dalam kehidupan sehari-hari,” ucapnya.

Kegiatan membatik ini juga dapat menciptakan pembelajaran yang menggembirakan. Terlihat jalinan komunikasi dan kolaborasi antarmurid berjalan menyenangkan hingga kegiatan berakhir. Refleksi kegiatan dilakukan dengan pemberian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berupa pertanyaan uraian terkait proses pembuatan batik kipas. (*/arya)