Terkait Himbauan MUI, Gatsu Memanggil Solo Menolak Minuman Keras

Spread the love

SOLO, POSKITA.co – Warga Masyarakat, para ulama, budayawan, dan para aktivis Solo menggelar acara Gatsu Memanggil dengan agenda Tabligh Akbar Mimbar Bebas Kepedulian untuk Solo Menolak Minuman Keras (Miras), Jum’at, 24 Januari 2025 siang.

Acara tersebut digelar di Jalan Gatot Subroto (Gatsu), tepatnya di perempatan  Ngarsopuro mulai jam 13.00 hingga jam 15.00 WIB, di hadiri ribuan orang dari berbagai organisasi Islam se-Solo.

Muhammad Burhanudin Hilal Adnan yang akrab dipanggil Gus Burhan, Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solo mengatakan, ini dalam rangka sosialisasi, himbauan MUI Kota Solo terkait miras.

“Sehingga kita ingin Kota Solo sebagai kota budaya, kota yang nyaman, kota yang ayem tentrem jauh dari gangguan-gangguan terutama disebabkan maraknya aktivitas dari minuman keras,” Jelas Burhan.

Lanjut Gus Burhan, puluhan Ulama hadir dan menyampaikan apa nasehat-nasehatnya tentang bahaya miras, cara menanggulangi, dan mengantisipasi para outlet-outlet miras yang telah melakukan pelanggaran.

Kita awasi bersama, terutama di Jalan Gatot Subroto, ini adalah jalan dengan nama Pahlawan yang sangat sakral jangan sampai terkotori dengan penjualan dan aktivitas mabuk-mabukan.

“Susah payah pemerintah membangun koridor Gatsu yang kita tahu adalah sebagai penampilan dari aktivitas, kreatifitas seni dan juga pasar UMKM sebagai wisata publik, yang mana semua umur berada di sini. Hal tersebut tentu sangat bertolak belakang dan sangat resah bila mana di tempat ini ada aktivitas penjualan minuman keras,” tegasnya.

Gus Burhan memohon dukungan dari semua pihak, dan berterima kasih kepada Walikota Solo, TNI, Polri, Satpol PP, Dinas terkait, yang telah bersama-sama dengan ikut serta dalam menanggulangi miras di Kota Solo.

Di kesempatan yang sama Gus Ahmad Rifai SH, Majelis Al-Hidayah mengajak seluruh Masyarakat Solo, seluruh element, seluruh anak-anak muda, dan seluruh sesepuh kita untuk ikut menyuarakan , njogo Solo, Solo Kota Budaya. Kita peduli bangsa untuk menolak miras dan segala macam penyakit-penyakit masyarakat.

Sedangkan Ust H Warsono Nurhadi, Santri Makaryo, mengajak untuk bekerja sama menjaga Kota Solo, Solo kota baik dan solo anti miras.

 “Kita sengkuyung bersama-sama untuk menjaga Solo Kota Budaya, Solo Kota Baik, dan Solo anti miras,” jelas Ust H Warsono.

Ust. H. R Djayendra Dewa, Radja Fondation menambahkan, bahwa generasi yang hebat adalah generasi yang terhindar dari miras. Oleh karena itu mengajak seluruh orang tua dan generasi untuk menyelamatkan generasi Indonesia dari minuman keras.

Ust drh. Joko Nugrahanto, Majlis Mujahiddin Jawa Tengah memohon kepada pemerintah untuk segera meniadakan miras di Solo dan sekitarnya, karena dianggap sangat berbahaya bagi anak-anak muda.

“Karena Ketika mereka itu terjerumus dalam miras maka mereka otaknya akan encer dan mereka sudah tidak akan menjadi harapan di masa-masa mendatang. Ini sangat luar biasa pengaruhnya, mudah-mudahan anak-anak muda kita tidak terjerumus ke dalam miras,” jelas drh Joko Nugrahanto. (arya)