30 Menitan, Doni Tangani Sarang Tawon Vespa di Jombor Danguran Klaten Selatan
KLATEN, POSKITA.co – Menjelang shalat Isyak, tampak Sujarwadi alias Doni (55 th), Relawan Wiro, Kecamatan Bayat, Klaten, singgah di rumah Retno Sari Susanti (32 th), warga Jombor, RT 2, RW 2, Desa Danguran, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Rabu (1/1/2025) malam. Di tengah hujan gerimis, Doni yang spesialis penanganan sarang tawon vespa ini, siap-siap mengambil sarang tawon vespa yang ada di samping rumah Retno Sari Susanti (karyawan bisnis online) disaksikan beberapa warga tetangganya.
Karena masih gerimis dan adzan Isyak, Doni tampak wedangan dulu ditemani Riyanto (63 th) alias Mbah Tari, kerabat Retno Sari, pemilik rumah yang ada sarang tawon vespa, Mbah Marjo (keluarga Retno Sari, 70 th) dan Dwi Edi Wibowo (guru SMPN 4 Klaten, 57 th). Kebetulan dari informasi yang disampaikan Retno Sari terkait sarang tawon vespa, Doni menyatakan kesanggupan untuk menanganinya.
“Sekitar seminggu lalu sarang tawon ndas atau tawon vespa ini mau disegrok atau diambil, takutnya gigit. Akhirnya saya minta tolong Pak Doni untuk mengambilnya. Kebetulan sarang tawon ndas ini berada di atas atap rumah keluarga saya, Pak Riyanto atau biasa disapa Mbah Tari. Alhamdulillah lancar dan sukses penanganan sarang tawon ndas ini,” jelas Retno Sari yang gemar gowes-gowes.
Awalnya Sari minta tolong tim jinak sarang tawon Damkar Klaten, karena antrean panjang, keluarga juga sudah resah, akhirnya ada relawan Desa Wiro, Kecamatan Bayat, yang siap membantu. Doni ini mengaku sudah menangani ratusan titik lokasi sarang tawon ndas atau tawon vespa. Setelah reda gerimisnya, warga Wiro yang rumahnya di pinggir Kali Dengkeng ini langsung mempersiapkan alat sederhana.
Ada beberapa yang dipersiapkan dalam menangani sarang tawon vespa, antara lain botol air mineral yang dilubangi dan diisi bensin, pisau kecil tajam, senter kepala, senter tembak dengan cahaya sedang, kardus atau ember untuk menampung sarang tawon, dan alat perlindungan diri lainnya. Saat menangani sarang tawon tidak diperkenankan di siang hari, tapi di malam hari.
“Kalau siang, tawonnya sedang pergi mencari makan dan kalau jelang malam atau sore hari, tawon vespa atau tawon ndas kembali ke sarang. Selama menangani sarang tawon vespa, baru sekali tersengat karena keteledoran saya sendiri. Sudah ratusan lokasi yang saya tangani dan paling jauh di Wonosari, Gunungkidul. Anak tawon ini enak dimakan, gurih dan proteinnya tinggi. Selama ini para pemancing juga senang memanfaatkan anak tawon untuk umpan pancing ikan,” ungkap Doni.
Dari pantauan redaksi di lokasi penanganan sarang tawon vespa di rumah Mbah Tari ini, Doni berhasil mengatasinya dalam waktu 30 menitan. Warga tetangga Mbah Tari dan Retno Sari pada berdatangan ikut menyaksikan proses penanganan sarang tawon vespa yang dikenal sangat membahayakan jiwa jika ngentup atau menggigit tubuh.
Dari cerita-cerita kasus terkait tawon vespa, kadang terdengar ada warga yang tergigit tawon vespa dan harus ditangani serius dirawat di rumah sakit. Bahkan sampai 4-5 hari baru boleh pulang karena badan sudah membaik setelah digigit tawon vespa yang badannya berwarna kuning. Kasus temuan sarang tawon vespa di wilayah Klaten ini sangat banyak, sehingga pihak Damkar Klaten harus membuat jadwal antrean penanganan.

“Kita jangan panik kalau melihat ada sarang tawon vespa yang ada di atap rumah, pohon atau sekitar rumah. Kalau memang ada sarang tawon vespa yang masih kecil, harus diatasi, jangan menunggu sarangnya membesar. Dan di setiap sarang tawon vespa memang ada ratunya dan harus diwaspadai. Segera laporkan jika melihat sarang tawon vespa ke relawan kampung terdekat atau kontak Damkar Klaten juga lebih baik,” pesan Doni.
Usai sarang tawon diambil dan dimasukkan ke dalam kardus bekas mie, beberapa warga secara spontan meminta anak tawon untuk umpan memancing. Dan tawon vespa yang sudah mati akibat kena semprotan bensin, lalu dibakar agar tidak membuat warga takut. Wajah Mbah Tari dan istrinya Mbah Suyati (62 th), tampak tersenyum senang dan tidak was-was lagi.
“Matur nuwun Pak Doni, sudah membantu kami mengambil sarang tawon ndas. Sekarang sudah tidak was-was lagi atau khawatir, sebab sarang tawon ndas sudah diambil. Sarang tawon ndas ini sudah ada sejak tiga bulan lalu dan baru ketahuan besar minggu lalu. Saya terus minta tolong ponakan Retno Sari untuk cari bantuan. Alhamdulillah pun tertangani, matur nuwun Pak Doni,” ujar Mbah Tari. (Hakim)