Ribuan Mantan Anggota JI Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi
SOLO, POSKITA.co – Ribuan mantan anggota Jamaah Islamiyah (JI) secara resmi mendeklarasikan diri untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi di Convention Hall, Terminal Tirtonadi, Sabtu (21/12) sore.
Deklarasi di Kota Bengawan ini sebagai rangkaian kegiatan serupa yang telah berlangsung hingga ke-45 kalinya yang berlangsung di sejumlah wilayah Indonesia.
Sosialisasi dan deklarasi pembubaran JI yang dihadiri secara offline sebanyak 1.500 tersebut makin menambah eks anggota JI yang kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga total eks anggota JI yang kembali ke NKRI kurang lebih 6.900-an anggota.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, mengemukakan upaya deradikalisasi ini merupakan bentuk kerja keras BNPT, Densus 88, dan seluruh stakeholder yang telah berkolaborasi.
“Kerja ini merupakan hasil dari pendekatan soft approach dan dialog yang cukup panjang. Deklarasi ini membuktikan bahwa mantan anggota JI telah berkomitmen untuk kembali secara bersama-sama membangun bangsa menuju Indonesia Emas 2045,” tandas Kapolri.

Pada kesempatan itu, Listyo Sigit Prabowo juga menekankan bahwa negara hadir untuk mendampingi proses reintegrasi mantan anggota JI ke masyarakat. “Mari bersama-sama bekerja keras, saling mengingatkan, dan membangun Indonesia menjadi bangsa yang lebih baik,” lanjutnya.
Deklarasi ini memberikan pesan penting, dimana setiap individu berhak untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dan berkontribusi bagi bangsa.
“Ini adalah awal baru bagi para eks anggota JI. Mereka kembali dengan hati yang tulus dan ikhlas untuk membangun negeri. Negara tentunya siap menyambut mereka dengan tangan terbuka,” papar Kapolri.
Sesuai acara deklarasi, Kepala BNPT, Komjen Pol Eddy Hartono menambahkan bahwa pemerintah akan memberikan pendampingan berupa pelatihan kewirausahaan, wawasan kebangsaan, dan pembinaan untuk membantu eks anggota JI hidup harmonis di tengah masyarakat majemuk.
“Ini merupakan amanat undang-undang dan arahan Presiden. Kami berkomitmen untuk memastikan para eks anggota JI dapat berkontribusi positif bagi bangsa,” tegas Eddy.

Sementara itu, Kepala Densus 88 Antiteror, Irjen Pol Sentot Prasetyo menyoroti peran tokoh-tokoh eks JI dalam mengedukasi dan mengajak anggota lainnya kembali ke NKRI.
“Perubahan ini menunjukkan bahwa perjuangan sejati bukanlah melawan negara, tetapi bersama-sama membangun bangsa. Sosialisasi yang kami lakukan berhasil merangkul ribuan anggota, hingga pada akhirnya mereka secara sukarela membubarkan organisasi,” jelasnya.
Sejak awal tahun 2019, pemerintah bersama BNPT dan Densus 88 telah melakukan komunikasi intensif dengan para tokoh JI. Pendekatan humanis yang diterapkan dianggap sebagai terobosan dalam menangani kelompok radikal.
“Ini adalah kali pertama di dunia sebuah organisasi teror besar membubarkan diri secara sukarela,” imbuh Sentot.
Deklarasi ini, lanjut Dandensus itu, bukan hanya simbolis, melainkan awal dari transformasi ideologi eks anggota JI untuk meninggalkan paham radikal.
“Pendekatan soft approach terbukti efektif. Kita tidak hanya mengedepankan penindakan hukum, tetapi juga edukasi dan kesadaran,” bebernya dalam sambutannya. (**)