Kasus Dugaan Suap Konfercab PCNU Terus Bergulir, Gus Burhan: Inilah Kronologinya
SOLO, POSKITA.co – Kasus duggaan suap dalam Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Solo yang digelar 11 Mei 2024, KH Muhtarom terpilih sebagai Rois Syuriah PCNU dan HM. Mashuri sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Solo terus bergulir.
Pengasuh Pondok Pesantren Darud Zikri Solo KH. Agus Sumarno angkat bicara. Dia berharap pesan dari pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari selalu dipegang teguh oleh pengurus dan warga NU.
“NU kuwi mbok aja diregeti, sebab wedi tanggungjawabe ing ngarsane Gusti Allah. Inilah pesan KH. Hasyim As’ari waktu itu, sehingga jadikan motivasi untuk menjaga marwah NU tegak lurus,” ujarnya, Rabu, 12 Juni 2024, di salah satu kedai kopi di daerah Laweyan Solo.
Berangkat dari itulah Agus Sumarno ikut berdoa, mendukung apa yang terbaik yang dilakukan generasi muda, yang dipelopori Muhammad Burhanudin Hilal Adnan yang akrab dipanggil Gus Burhan. Menjadi sebuah kenyataan untuk mendobrak dan merubah hal yang buruk menjadi baik.
Gus Burhan bersama Tim Penjaga Marwah NU melakukan investigasi dalam kasus tersebut, dia menjelaskan secara rinci kronologi terjadinya suap.
Rabu 8 Mei 2024 kami mendengar dari beberapa sumber terpercaya tentang adanya dugaan risywah suap dalam Konfercab PCNU tersebut.
“Kami langsung menemui ketua SC Konfercab KH. Bagyo namun beliau mengatakan, “ya ditanyakan langsung saja kepada Rois Syuriah dan Ketua MWC NU apa benar telah menerima risywah suap dan mengkondisikan Konfercab sehingga menutup adanya calon lain,” kata Gus Burkan.
Setelah itu, 9 Mei 2024 kami menemui Ketua Tanfidziyah MWC NU Serengan Ustad Suyoto, menanyakan riswah suap namun Ustad Suyoto membantah adanya berita tersebut, akhirnya terbongkar.
“Namun tetap membantah bahwa itu bukan riswah suap namun sedekah pribadi. Di akhir pembicaraan mengakui memang ada pengkondisian dan itu biasa dalam suatu pemilihan,” kata Gus Burhan.
Jumat pagi 10 Mei 2024 kami menemui Rois Syuriah MWC NU Pasar Kliwon Kyai Zainal Ashom, tim juga menanyakan hal tersebut. Kyai Zainal Ashom membenarkan adanya pertemuan yang dilakukan tanggal 6 April 2024 di sebuah kedai kopi, setelah pertemuan diberikan bingkisan tas.
“Namun kyai Zainal Ashom merasa tidak enak selama perjalanan pulang dan menelpon bendahara MWC NU Pasar Kliwon ustad Agus untuk membuka bingkisan tas tersebut, setelah dibuka berisi sarung, makanan dan amplop berisi uang,” jelas Gus Burhan.
Setelah itu Kyai Zainal Ashom memutuskan mengembalikan uang tersebut melalui MWC NU Pasar Kliwon dalam keadaan utuh.
Setelah melalui persiapan, invesitigasi dan pemikiran yang matang tanggal 26 Mei 2024 kami mengirimkan surat untuk Tabayyun Investigasi, surat kami tunjukkan kepada para Mustasyar PCNU Solo, Rois Syuriah PCNU, Ketua Tanfidziyah PCNU, seluruh Rois Syuriah dan Ketua Tanfidziyah MWC NU seSolo, dan Ketua SC OC Panitia Konfercab.
Kamis 30 Mei 2024 Tim Penjaga Marwah NU Solo sowan kepada PWNU Jateng di Semarang dan bertemu dengan Rois Syuriah PWNU Jateng KH. Ubaiduillah Shodaqoh. Kami menyampaikan surat kepada PWNU Jateng. “Beliau mendukung bila kami membuka kasus ini seterang-terangnya agar menjadi pelajaran semua pihak dan pembelajaran bagi pcnu kabupaten kota lainnya,”.
Sampai hari Senin 3 Juni 2024 kami Tim Penjaga NU Solo menunggu upaya tabayun klarifikasi atau penyelesaian secara internal di NU kota Solo agar tidak melebar, namun ternyata surat kami tidak ditanggapi. Bahkan tetap bersikukuh bahwa hal tersebut bukan Risywah suap tapi sedekah pribadi.
Alhamdulillah belakangan ada satu ketua Tanfidzyah MWC NU Laweyan Kyai Rois Jazuli mengembalikan uang Risywah kepada bendahara MWC NU Laweyan.
Lantas kami mengirimkan surat pada PBNU pusat untuk meminta Investigasi atas Dugaan Suap Risywah Konfercab PCNU Solo.
“Karena upaya tabayun kami agar diselesaikan secara internal NU Solo tidak ditanggapi maka kami tetap meneruskan perjuangan kami, kali ini terpaksa secara terang-terangan di muka umum. Sehingga sampai juga tercium kepada media,” pungkas Gus Burhan. (arya)