Widya Iswara Sespim Polri Brigjen Pol Susetio Cahyadi Paparkan Manajemen Risiko Dihadapan Serdik Sespimti Polri Dikreg Ke-33

Spread the love

BANDUNG, POSKITA.co – Widya Iswara Sespim Polri Brigjen Pol Susetio Cahyadi menjadi Dosen pendidikan di hadapan Sespimti Polri Dikreg Ke-33 yang digelar di kelas Besar Sespimti di Lembang Bandung. Kesempatan itu mantan Kapolres Sragen ini menjelaskan arti pentingnya kemampuan personil dalam lakukan slice and dice potensi risiko dalam setiap aspek kegiatan atau penugasan.

Materi itu disampaikan dalam pendidikan Sespimti mulai tanggal 25-27 Maret 2024. Ada pun jumlah Peserta Didik Sespimti Polri Dikreg Ke-33 diikuti 98 peserta. Dikatakan Susetio prinsip fundamental dari Manajemen Resiko adalah MR diadakan untuk menciptakan dan melindungi nilai.

“Jadi kalau tidak masuk dalam dua frasa itu, harus dipertanyakan MR-nya. Karena itu adalah prinsip dalam ISO 31.000 yang harus dipahami sejak awal,” kata Susetio Cahyadi yang juga pernah mengemban jabatan Kapolres metro Jakarta Utara.

Dikatakannya, dalam Polri ada value dengan Tribrata sebagai pedoman hidup dan Catur Prasetya sebagai pedoman kerja. Antara Tribrata dengan Catur Prasetya ini secara sistematis dan hirarkis terhubung.

“Tribrata digagas oleh para akademisi Polri Tahun 1953 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Disisi lain Catur Prasetya dijadikan paradigma moral seorang Bhayangkara Negara,” ujar Susetio.

Sebagai organisasi publik salah satu cirinya, lanjut Susetio, yaitu turut serta dalam menggerakkan roda pemerintahan dan roda perekonomian. Maka leader harus mau dan mampu menganalisa dan menilai resiko agar pencapaian goal tersebut tidak gagal. Di bagian akhir arahannya, Susetio menyebutkan, dalam proses analisis didapati unsur penilaian resiko.

Dalam penilaian resiko selalu lakukan pertanyaan 4 W ( 4 What). Yakni What pertama, Apa dan bagaimana kejadian itu dapat terjadi, kedua adalah apa konsekuensi dan ketiga apa probabilitas dari kejadian tersebut dimasa yang akan datang. Dan yang ke terakhir apakah ada tindakan sbg faktor untuk mengurangi probabilitas dan memitigasi dampak. Apabila penilaian resiko ini sudah dilakukan scr tepat , lanjut Susetio maka diyakini akan memberi kontribusi dalam proses pembangunan nasional.

“Sehingga outcome nya adalah terwujudnya Indonesia maju,” jelas Susetio Cahyadi. (Cartens)