Guru dan Siswa SMAN 1 Manyaran Belajar Ecoprint di Eunique by Kamala Art

KLATEN, POSKITA.co – Setidaknya selama 2 tahunan ini, keluarga besar SMAN 1 Manyaran, Wonogiri, intens dalam belajar membuat kain ecoprint di Eunique by Kamala Art Keden, Pedan, Klaten. Baik guru dan siswa telah diberikan pelatihan dan pendampingan membuat kain ecoprint yang layak jual atau berkualitas.
Hal ini diungkapkan Erna Kuswandari, SE, Owner Eunique by Kamala Art usai memberikan pelatihan membuat kain ecoprint bersama 4 orang guru SMAN 1 Manyaran di rumahnya, depan Balai Desa Keden, Pedan, Rabu (13/12/2023) siang. Dalam memberikan pendampingan dan pelatihan, Erna Kuswandari selalu menekankan pada beberapa aspek yang harus dijalani seorang pelaku bisnis ecoprint.
“Dalam membuat kain ecoprint itu harus ada niat belajar sungguh-sungguh dan senang. Hati tetap enjoy dan berupaya bekerja keras tanpa kenal lelah mewujudkan sebuah kain ecoprint yang berkualitas. Selain itu, dalam membuat kain ecoprint tidak boleh kemrungsung atau tergesa-gesa, sebab bisa berpengaruh pada hasilnya yang dipastikan kurang bagus. Tetap kalem, fokus dengan motif sesuai selera hati dan prosesnya dijalani dengan bahagia,” pesan Erna.
Selama ini, tidak hanya dari SMAN 1 Manyaran saja yang belajar membuat kain ecoprint. Tapi juga dari beberapa instansi atau lembaga, bahkan juga dari mitra kerja lainnya di luar Klaten seperti di Purwokerto, Semarang, Surabaya dan lokasi lainnya. Berbagai pelatihan maupun sebagai mentor telah diikuti Erna demi meningkatkan pengalamannya.
Dari pantauan redaksi, sosok Erna yang juga aktif dalam perbankan ini, mempunyai semangat tak pernah padam dalam hal menciptakan kreatifitas atau inovasi membuat kain ecoprint. Maka tak heran manakala kegiatannya selalu padat merayap dalam pengembangan potensi diri maupun memberikan pelatihan ecoprint di berbagai even.
Berbagai karya kain ecoprint yang berupa baju yang merupakan karyanya, banyak yang dipesan atau dibeli mitra kerjanya, baik dalam Kota Klaten sendiri, bahkan sampai ekspor ke luar negeri. Selain dibiki baju, kain ecoprint juga dibuat sepatu, syal, topi, ikat pinggang, gantungan kunci dan produk lainnya.
“Untuk soal harga, kita mengikuti selera masyarakat, mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 600-an ribu. Baju etnic banyak yang disukai mitra kami dan kain yang dikemas merupakan kombinasi dengan kain lurik atau kain lainnya,” jelasnya.
Erna yang asli dari Desa Kradenan, Trucuk dan alumni SMPN 2 Trucuk ini, merasa senang manakala ada sekolah, dinas atau lembaga, tertarik ingin belajar membuat ecoprint. Ilmu yang dimilikinya bisa ditularkan atau karya kain ecoprint disebarkan demi memasyarakatkan kain ecoprint tentunya.
“Jangan putus asa atau nglokro jika gagal dalam membuat kain ecoprint. Tekun, sabar dan teliti dalam membuat kain ecoprint yang benar-benar sesuai selera hati. Kesuksesan itu tetap butuh proses dan rejeki itu juga nggak akan tertukar,” jelas Erna.
Seperti pelatihan bersama guru dan siswa SMAN 1 Manyaran, hasilnya dibuat menjadi baju seragam sekolah. Dalam waktu dekat, Erna juga akan hadir kembali di SMAN 1 Manyaran untuk memberikan pelatihan ecoprint yang akan diikuti sekitar 144 siswa. Bahan dan berbagai alat pendukung pelatihan ecoprint telah dikirimkan ke SMAN 1 Manyaran. (Hakim)