Metode Debat untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas 7

Spread the love

Oleh: Herry Agus Muhammad Choiruddin, S.Pd.
Mengajar Bahasa Inggris Kelas 7
SMP N 34 Semarang

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana muatannya akan lebih optimal sehingga siswa mempunyai waktu yang cukup untuk memperdalam konsep dan memperkuat kompetensi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Kurikulum Merdeka Sekolah Menengah Pertama merupakan kurikulum baru yang diterapkan pada jenjang pendidikan sekolah menengah dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam sehingga siswa dapat menyesuaikannya dengan kompetensi dan bakatnya.
Pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih mata pelajaran yang paling sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya. Selain itu, kurikulum ini juga memberikan kebebasan kepada guru untuk memilih alat pengajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat belajar siswa.
Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah bertujuan antara lain agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Hal ini ditunjukkan dengan memiliki keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Kegagalan atau keberhasilan dalam belajar bahasa Inggris sangat bergantung pada kemampuan dan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, yang salah satunya dipengaruhi oleh sikap dan minatnya terhadap bahasa Inggris. Sikap dan minat siswa dapat diciptakan dan dikembangkan dengan inovasi-inovasi yang dilakukan guru agar menarik perhatian serta dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
Dalam proses pembelajaran perlu adanya komunikasi yang bermakna antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa agar proses pembelajaran benar-benar dapat meningkatkan semangat dan motivasi sehingga dapat tercipta suasana belajar yang bermakna dan menyenangkan.
Ghazali (2016) menjelaskan bahwa pelaksanaan “komunikasi riil” di kelas dapat ditentukan oleh faktor-faktor seperti tujuan pembelajaran, tingkat keterampilan siswa, dan jenis kegiatan bermain peran, wawancara berpasangan, survei/jajak pendapat, atau masalah- menyelesaikan situasi. Kelas komunikatif harus melibatkan siswa dalam proses komunikasi yang dinamis dan interaktif dan memberi mereka kesempatan untuk merasakan bahasa serta menganalisisnya.
Keterampilan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh setiap manusia. Hal ini diperoleh sebagai bentuk peniruan bunyi-bunyi bahasa. Berbicara merupakan suatu proses penyampaian gagasan atau saran dari pembicara kepada pendengar. Pembicara berkedudukan sebagai komunikator sedangkan pendengar berperan sebagai komunikan. Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan demikian, kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran seseorang dalam menyampaikan informasi secara lisan (Tarigan, 2018).
Agar pembicaraan dapat mencapai tujuannya, maka penutur harus mempunyai kemampuan dan ketrampilan menyampaikan informasi kepada orang lain. Artinya pembicara harus benar-benar memahami cara berbicara yang efektif agar orang lain (pendengar) dapat menangkap informasi yang disampaikan pembicara dengan efektif pula.
Menyikapi hal tersebut di atas, pada mata pelajaran bahasa inggris siswa kelas 7 SMP N 34 semarang diterapkan metode debat untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa inggris siswa. Metode debat merupakan metode pembelajaran yang sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Inggris.
Debat adalah suatu kegiatan argumentatif antara dua pihak atau lebih, baik secara individu maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan permasalahan dan perbedaan. Kalau kita bicara debat dalam konteks bahasa Inggris, berarti bahasa yang digunakan untuk berdebat adalah bahasa Inggris. Debat juga dapat diartikan sebagai perbincangan silang mengenai suatu tema tertentu antara pendukung dan penentang melalui dialog formal yang terorganisir (Wahid, 2018). Dalam debat, siswa benar-benar menguji kemampuan berpikirnya, terutama kemampuan berbicaranya dalam menyampaikan pendapat dan menyanggah pendapat orang lain.
Untuk melakukan kegiatan berbicara secara wajar, penutur tentu memerlukan lawan bicara. Lawan bicara juga dapat menjadi tolak ukur apakah tuturan penutur dapat dipahami, artinya menunjukkan bahwa ia telah berhasil mengkomunikasikan makna yang ingin diungkapkannya. Lawan bicaranya bisa seorang guru atau murid. Dalam suatu debat, lawan bicaranya adalah kelompok lain yang berperan sebagai kelompok pro dan kelompok kontra.
Langkah-langkah metode debat adalah sebagai berikut: 1) Buatlah pertanyaan terkait dengan isu kontroversial yang berkaitan dengan mata pelajaran Anda, misalnya “Belajar untuk mencapai tujuan, bukan untuk mendapatkan nilai bagus”; 2) Bagilah kelas menjadi dua tim, yaitu kelompok “pro” dan kelompok “kontra”; 3) Buat dua hingga empat subkelompok dalam setiap tim debat. Setiap subkelompok diminta untuk membuat argumen sesuai dengan posisi yang diterimanya, atau memberikan daftar argumen yang dapat mereka diskusikan dan pilih. Di akhir diskusi, setiap subkelompok memilih satu orang sebagai juru bicaranya; 4) Sisihkan dua sampai empat kursi tergantung pada jumlah subkelompok di masing-masing sisi untuk juru bicara di sisi pro, dan di hadapan mereka, jumlah kursi yang sama untuk 12 juru bicara di sisi lawan. Tempatkan siswa lain di belakang tim debat mereka. Mulailah perdebatan dengan meminta juru bicara menyampaikan pendapatnya. Proses ini bisa disebut “argumen pembuka”; 5) Perdebatan dapat dihentikan setelah seluruh siswa mendengar argumen pembuka, kemudian siswa diminta berkumpul dalam subkelompoknya masing-masing. Semua subkelompok mengembangkan strategi untuk melawan argumen pembuka pihak lawan. Setiap subkelompok memilih kembali seorang juru bicara, dan sebaiknya seseorang yang baru; 6) Perdebatan bisa dimulai lagi. Meminta juru bicara baru untuk memberikan “argumen tandingan”. Selama debat berlangsung, dengan memastikan kedua belah pihak berdebat secara bergantian, siswa lain dapat memberikan catatan berisi argumen atau sanggahan kepada tim debatnya masing-masing. Mereka mungkin juga bersorak atau bertepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh timnya; 7) Hentikan perdebatan jika sudah cukup. Kumpulkan semua siswa dalam satu lingkaran. Pastikan semua siswa berkumpul dengan menempatkan setiap siswa di samping siswa dari pihak lawan. Mengadakan diskusi dengan seluruh siswa mengenai permasalahan yang dipelajari siswa dari pengalaman debat. Mintalah semua siswa untuk mengidentifikasi argumen terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak.
Penggunaan metode debat pada mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas 7 SMP N 34 Semarang terbukti dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa terutama dalam ketepatan berbahasa (accuracy), pemahaman topik pembicaraan (comprehensibility), cara penyampaian argument (method of delivering arguments), ide/pendapat (ideas/opinions), kefasihan berbahasa (fluency).**

Editor: Cosmas