SMP Krista Gracia Klaten Terapkan Sekolah Digital

Spread the love

Direktur SMK Kemendikbudristek RI Dr. Wardani Sugiyanto, MPd berkenan hadir dan memberikan pembinaan seputar sekolah digital.

KLATEN, POSKITA.co – Sekitar 200-an wali murid SMP Krista Gracia Klaten hadir dan mendengarkan ceramah terkait sosialisasi Sekolah Penggerak dan Sekolah Digital yang disampaikan Direktur SMK Kemendikbudristek RI Dr. Wardani Sugiyanto, MPd dan Pengawas SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Sidik Jaryono, SPd MPd, di aula sekolah ini, Sabtu (5/8/2023) pagi.

SMP Krista Gracia Klaten ini berada di Jalan Seruni nomor 4, Klaten Tengah, Klaten yang saat ini telah menerapkan kurikulum merdeka belajar. Sebelumnya sekolah ini menerapkan kurikulum SMP tahun 2013 yang setiap tahunnya selalu meningkat pelayanan pendidikan yang ada dan gudangnya prestasi tingkat SMP di Klaten.

Dr. Wardani Sugiyanto, MPd hadir bersama pengawas SMP Disdik Klaten Sidik Jaryono dan para tamu undangan lainnya di aula SMP Krista Gracia Klaten.

Hadir pula dalam acara sosialisasi Sekolah Penggerak dan Sekolah Digital ini, Pimpinan Amigo Klaten Edy Sulistyanto, Yunanto Sinung Nugroho (Yayasan), segenap tamu undangan, para guru dan insan media. Kepala SMP Krista Gracia Klaten Kris Setyanto, SPd, terlihat bahagia dengan semangat walui murid dalam pertemuan yang penuh kesan dana membahagiakan ini.

Wardani Sugiyanto menyatakan, untuk potensi atau prestasi siswa SMP Krista Gracia Klaten ini memang luar biasa dan sejak tahun 2005 lalu sudah menerapkan semangat belajar yang menyenangkan dan memerdekakan siswa. Siswa bisa bebas berkarya, inovatif dan kreatif dengan didampingi para guru.

Seiring dengan sekolah digital, Wardani sangat setuju jika diterapkan di semua lembaga pendidikan. Termasuk adanya handphone atau media laptop, bisa dimanfaatkan demi peningkatan kualitas pendidikan. Baik guru dan siswa harus sama-sama melek IT, jangan gaptek atau gagap teknologi.

“Untuk perkembangan sekolah penggerak di Indonesia ini sudah mencapai 6 ribu lebih, baik Paud, SD, SMP, SMA/SMK. Semua memiliki mandat yang sama, yaitu sebagai implementasi daripada merdeka belajar. Dan juga diperkuat dengan implementasi kurikulum merdeka,” jelas Wardani.

Untuk SMP Krista Gracia Klaten ini, sebenarnya sejak tahun 2005, sudah menerapkan model pembelajaran yang diterapkan seperti sekolah penggerak. Menurut Wardani, saat itu sudah tidak ada rangking, ada perhatian kepada anak, ada apresiasi terhadap potensi anak, pendidikan karakter sudah diterapkan di SMP Krista Gracia.

“Sejak tahun 2005 saya tahu kalau sekolah ini sudah menerapkan pembelajaran seperti sekolah penggerak, sebab saya pernah menjadi komisi di sini. Model pembelajaran yang ke Singapura, Autralia, Eropa, dulu telah kita terapkan, cuman dulu kadang ya belum sinkron karena masih menggunakan kurikulum yang masih kaku, berbasis konten, bukan kompetensi,” ungkapnya.

Kurikulum merdeka saat ini, pesan Wardani, potensi anak harus lebih terkawal dengan baik. Bagaimana para guru bisa menerapkan pembelajaran terdiferensiasi, anak yang memiliki potensi bisa terus digali dan dikembangkan. Ekstra sekolah di SMP Krista Gracia ini sangat banyak dan hal ini menjadi bukti terdiferensiasi banyaknya potensi siswa di sekolah.

“Mulai saat ini digital harus dimanfaatkan untuk kepentingan belajar dan bukan untuk kepentingan main-main saja. Selama ini Hp atau gadget hanya untuk main-main, nonton youtube. Siswa kita arahkan 75 persen baik hp, gadget atau laptop siswa itu untuk belajar,” pesannya.

Kepala SMP Krista Gracia Klaten Kris Setyanto, SPd mengatakan, acara sosialisasi ini bertujuan untuk menyatukan visi dan misi dengan wali murid dalam menerapkan Sekolah Penggerak dan Sekolah Digital. Pihak sekolah selalu berupaya menerapkan program sekolah sesuai kurikulum yang ada dan selalu berupaya berkreasi serta berinovasi raih prestasi wujudkan impian siswa.

“Kita tetap laksanakan kurikulum merdeka dan wujudkan sekolah digital dengan baik. Siswa di sini juga tetap nyaman dan menyenangkan dalam belajar dengan aktualisasi sekolah penggerak dan sekolah digital. Sekolah penggerak ini pada dasarnya bergerak, tergerak dan menggerakkan potensi siswa,” jelas Kris. (Kim)