Wedang Purwoceng Bikinan Sayoto Jimbung Diminati Masyarakat
Suyoto bersama ibundanya Suwarti dan keluarganya tunjukkan racikan yang sedang dikemas di rumahnya, Rabu (12/7) siang.
KLATEN, POSKITA.co – Niat menolong masyarakat menjadi tonggak awal dalam menekuni usaha. Hal ini dilakukan Sayoto (44 th), warga Dukuh Ngembel RT 01/RW 26, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten yang selama beberapa tahun ini meracik minuman atau wedang rempah berkhasiat.
Awalnya memang, sosok mantan pekerja perbankan syariah ini mengaku mempunyai kelebihan dalam pengobatan tradisional dengan terapi pijat. Manfaatnya untuk terapi pengobatan stroke, diabetes, ambien atau wasir, gurah pernafasan, syaraf kejepit, perawatan patah tulang dan lainnya.
Kepada redaksi, Sayoto mengaku sangat enjoy dan menikmati usahanya ini dengan penuh syukur kepada Allah SWT. Meskipun belum sempat mengenyam bangku sekolah, Suyoto yang juga aktif dalam komunitas UMKM Klaten ini mengaku senang dengan dunia pengobatan atau terapi.
Suasana ruang tamu kediaman Suyoto yang tersedia aneka racikan wedang rempah siap diseduh dengan air panas.
“Semua ini kita syukuri dan apa yang kita miliki, maksudnya potensi yang ada pada diri kita, bisa bermanfaat bagi masyarakat. Terus terang, saya mulai belajar terapi pada tahun 1999. Waktu itu saya sudah belajar gurah dan sampai sekarang masih belajar terapi,” jelas Suyoto saat ditemui di kediamannya yang sederhana di Ngembel, Jimbung, Rabu (12/7/2023) siang.
Untuk racikan wedang rempah ini ada macam-macam, antara lain ada wedang rempah purwoceng, uwuh, rosella, empon-empon, lungkrah dan lain-lain. Wedang yang disukai masyarakat antara lain wedang purwoceng dan uwuh. Untuk bahan-bahan racikan wedang ini diperoleh dari pasar, kebun Sayoto sendiri dan tetangga. Soal harga per bungkus sangat terjangkau, seperti wedang purwoceng harganya Rp 5 ribu, wedang uwuh Rp 3500, wedang empon-empon Rp 4 ribu dan lainnya.
Dalam pengemasan racikan wedang yang diberi nama Wedang Rempah Tetulung ini, Sayoto dibantu ibundanya Suwarti (66 th), Satiyem (kakaknya, 48 th) dan kakak iparnya Fitri (36 th). Fitri ini merupakan suami kakaknya Satiman (46 th) yang selama ini juga semangat dalam membantu pengemasan racikan wedang rempah.
Untuk harga per pak plastik yang berisi 10 bungkus racikan, harganya bervariasi, dari Rp 35 ribu sampai Rp 50 ribu. Selama ini dititipkan di sejumah apotek, toko swalayan, toko kelontong warga, rumah makan, kegiatan bazzar atau kegiatan UMKM lainnya. Racikan wedang rempah Tetulung ini memang sudah kondang di Klaten dan sejumlah pejabat juga sudah menjadi langganan.
“Dulu saat pandemi Covid 19, banyak pesanan atau order dari luar kota. Saat itu, tahun 2020-2021, permintaan wedhang terapi saya naik. Antara lain kita kirimkan sampai 2000 bungkus ke Medan, Bandung, dan lain-lain. Kita berharap, meskipun sudah tidak pandemi, usaha kami ini tetap eksis. Sekedar informasi, untuk jaga imune badan terjaga, salah satunya rutin minum wedang rempah ini. Kita sudah mempunyai ijin resmi dari dinas terkait,” jelasnya.
Untuk produk Wedhang Terapi ini sudah ada ijin PIRT, ada sertifikasi halal dan ada NIB (Nomor Induk Berusaha). Masyarakat tidak perlu khawatir dan pengemasan racikan wedang Tetulung ini aman dikonsumsi. Wedang rempah ini bagian dari ikhtiar sehat dan Sayoto tidak mau banyak komentar, sebab banyak warga telah terbukti dengan testimoni badannya menjadi semakin sehat setelah rutin minum wedang rempah.
“Sekedar tahu saja. Saya namanya wedang rempah Tetulung ini, karena saya memang senang tetulung. Saya tidak terlalu bisnis banget. Kalau ada yang ke sini, dan tidak punya uang, ya kita kasih. Karena sebisa mungkin, keahlian, ketrampilan yang saya punyai ini bisa untuk menolong orang lain,” ujarnya. (Hakim)