Ratusan Jamaah Hadiri Majelis Maulid Syimtud Duror Masjid Giri Purna
Majelis Ratib dan Maulid di masjid Giri Purna Pakahan Jogonalan Klaten tetap berjalan sampai saat ini yang digelar setiap malam Minggu pon.
KLATEN, POSKITA.co – Sejak perjuangan dakwah thariqoh atau tarekat Syadziliyah tahun 1990-an sampai sekarang, majelis Ratib Al Haddad dan maulid Syimtud Duror di masjid Giri Purna, Pakahan, Jogonalan, Klaten, tetap Istikomah dan dihadiri ratusan jamaah yang datang dari berbagai desa.
Kegiatan dakwah baca Ratib Al Haddad dan maulid Syimtud Duror di masjid Giri Purna ini dirintis oleh almarhum KH Muhammad Zahid. Awalnya dzikir Ratib yang baca adalah Ratib Al Attas dan atas dawuh Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya Pekalongan, akhirnya sekitar tahun 2000-an, jamaah juga digiatkan baca Ratib Al Haddad.
Saat ini, majelis Ratib Al Haddad dan maulid Syimtud Duror dilanjutkan Habib Muhammad Zein Rifki bin Ahmad Al Jaelani bersama Kiai Ahmad Dimyati. Majelis Ratib dan Maulid ini rutin digelar di Masjid Giri Purna setiap Sabtu Pahing malam atau Malam Minggu Pon.

“Semoga kita semua selalu bisa istikomah dalam berupaya melaksanakan dawuh para guru, mahabbah kepada guru kita dengan hadir di majelis maulid seperti ini. Semoga dalam hidup kita selalu mendapatkan keberkahan dan ridlo Allah SWT. Aamiin,” pesan Kiai Ahmad Dimyati.
Untuk jamaah putra yang mengenakan baju putih berkopiah berada di dalam masjid Giri Purna dan jamaah putri duduk di teras masjid dan halaman masjid dengan khidmat. Acara pembacaan maulid ini dimulai sekitar pukul 20.15 WIB dan berakhir pukul 22.30 WIB.
Sejumlah anggota Banser bersama beberapa jamaah putra berada di parkiran membantu lalu lintas jalan raya. Majelis Maulid ini memang menjadi salah satu gerakan dakwah yang memang merupakan para murid Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya Pekalongan. Setelah maulid ada wejangan yang disampaikan para Habaib atau Kiai yang hadir.
Salah satu jamaah, Walimin (55 th), warga Pakahan, mengaku senang bisa hadir dan istikomah mengikuti majelis maulid ini. Selain belajar ilmu agama dengan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, juga rasa cinta atau mahabbah kepada Nabi Muhammad Saw. Bersama beberapa warga tetangganya, Walimin hadir dengan harapan mendapatkan keberkahan hidup dunia akhirat.
“Alhamdulillah, jamaah yang hadir datang dari berbagai kampung dan semuanya istikomah nderek dawuh guru. Dalam majelis ini kita sudah seperti keluarga, termasuk dalam menikmati hidangan usai maulid dengan kembul bujono. Ratusan jamaah melingkar kembul bujono menikmati nasi sayur dan lauk dengan nampan atau baki. Tiap nampan dinikmati tiga orang. Hidup terasa indah dan berkah,” jelas Walimin. (Hakim)