“VAK” Dukung Belajar Tolak Peluru yang Menyenangkan
Oleh: Muhammad Revzan Fafa,S.Pd, Guru Penjasorkes SMA Negeri 1 Gemolong
Pendidikan jasmani sejatinya adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan di sekolah mulai pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Dengan demikian pada dasarnya pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan.
Dalam mengelola Pendidikan jasmani dan olah raga di SMA Negeri 1 Gemolong Kabupaten Sragen, penulis berusaha untuk mengembangkan pribadi secara keseluruhan dengan sarana jasmani yang merupakan saham, khususnya yang tidak diperoleh dari usaha-usaha pendidikan yang lain. Karena hasil pendidikan dari pengalaman jasmani tidak terbatas pada perkembangan tubuh atau fisik. Istilah jasmani harus dipandang dalam kerangka yang lebih abstrak, lebih luas, sebagai suatu keadaan kondisi jiwa dan raga dengan menggunakan pendekatan keseluruhan yang mencakup semua kawasan baik organik, motorik, kognitif, maupun efektif.
Salah satu materi yang menjadi perhatian khusus penulis sebagai guru Penjasorkes adalah Tolak Peluru pada kelas X, sebab pada saat proses pembelajaran tolak peluru berlangsung, banyak siswa kurang semangat dalam melakukan aktivitas pembelajaran dan penguasaan siswa pada teknik dasar tolak peluru gaya ortodoks masih rendah. Ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam mengikuti dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani cabang atletik nomor lempar tolak peluru.
Menyadari kondisi tersebut, penulis berupaya memperbaikinya dengan menyajikan pembelajaran dengan metode yang bervariasi. Penulis memilih menerapkan penggunaan metode VAK (Visual, Auditory, Kinestetik). Alasan penulis memilih menggunakan metode VAK karena mengandung media pembelajaran yang unsur-unsurnya sangat mendukung peningkatan hasil belajar siswa di sekolah. Dikatakan demikian karena media merupakan alat bantu dan sumber belajar dalam proses belajar mengajar sehingga dapat memudahkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Media dapat menambahkan ketertarikan dan minat belajar siswa serta memperjelaskan materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Sebagaimana terdapat dalam undang-undang No 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 35, yaitu setiap satuan pendidikan jalur pendidikan sekolah, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat harus menyediakan sumber belajar.
Melalui Metode VAK, penulis mengarahkan siswa untuk memahami “bagaimana cara belajar” dan “bagaimana cara berpikir”, melakukan pembelajaran berdasarkan akifitas dan memanfaatkan indra sebanyak mungkin. Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Model pembelajaran VAK lebih memanfaatkan potensi siswa yang telah dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya.
Metode VAK dapat mengoptimalkan penerimaan belajar siswa dalam pengetahuannya. Penerapan metode VAK dalam pembelajaran menciptakan Tolak Peluru dapat dilakukan dengan cara siswa belajar aktif, percaya diri, dan siswa dapat memanfaatkan ketiga modalitas belajar tersebut. Melalui VAK, para siswa kelas X SMA Negeri 1 Gemolong dapat mempelajari penjas khususnya materi Tolak Peluru menjadi lebih mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif dan menyenangkan.**
Editor: Cosmas