Peran Pendidikan Sejarah Dalam Membangun Jiwa Nasionalisme dan Pluralisme Peserta Didik

Spread the love

Penulis: Ramadan Angdriyanto, Guru Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI & XII SMA N 1 Gemolong

Salah satu sarana bagi suatu bangsa dalam mencapai puncak peradabannya adalah melalui pendidikan. Pendidikan adalah proses internalisasi pandangan, nilai dan pengetahuan secara turun temurun. Salah satu bentuk tatanan sosial di masa depan ditentukan oleh proses peradaban melalui pendidikan, di mana terjadi proses penanaman nilai. Kurikulum di Indonesia banyak menekankan pada ranah kognitif sehingga membuat peserta didik lupa dengan ranah lain yang tidak kalah penting, yaitu aspek afektif. Tujuan dari pendidikan bukan hanya untuk membangun peserta didik yang memiliki kemampuan serta nilai akademik yang baik namun juga membentuk manusia yang beradab dan berbudi pekerti luhur.
Sejak kemerdekaan Indonesia tahun 1945, sudah berjalan hampir mencapai 80 tahun masa kemerdekaan, tentu saja waktu yang berjalan selama ini telah banyak melahirkan generasi ke generasi. Sehingga hasil dari kemerdekaan dan kemajuan zaman tentu saja mulai menggerus jiwa generasi yang berjiwa nasionalis dan plural. Menurunnya integritas bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memegang teguh budi pekerti luhur perlu dikuatkan kembali melalui pendidikan sejarah. Guru bisa menanamkan kembali nilai nasionalisme dan pluralisme ini melalui pembelajaran sejarah, tentu saja sejarah pejuang-pejuang Indonesia.
Pembelajaran sejarah tidak hanya mengajarkan suatu peristiwa, pembelajaran sejarah dapat menunjukkan bagaimana proses pembelajaran tersebut dilangsungkan agar dapat memberikan pemahaman, penanaman nilai dan transformasi pesan yang terdapat dalam setiap peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah dapat dijadikan sebagai salah satu media transformasi nilai-nilai karakter kepada peserta didik. Nilai-nilai tersebut dapat ditemui semua materi sejarah perjuangan Indonesia, seperti Pertempuran Ambarawa, Perang Diponegoro, Perang Gerilya Jendral Soedirman dan masih banyak lagi.
Nilai-nilai nasionalis dan plural yang terdapat dalam setiap perjuangan para pejuang ketika itu tidak bisa ditransformasikan secara sempurna bila tanpa perencanaan yang matang. Salah satu proses penerjemahan kurikulum adalah perencanaan pembelajaran yang disusun ke dalam program pembelajaran sehingga dapat menjadi pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Peran perencanaan pembelajaran sangat penting dalam mengarahkan proses pembelajaran agar tujuan pendidikan dapat tersampaikan sesuai target.
Antara materi serta nilai-nilai nasionalis dan plural yang hendak disampaikan, perlu dikontekstualisasikan di antara keduanya sehingga melalui perencanaan, akan diketahui arah maupun orientasinya. Perencanaan merupakan suatu peta yang dimiliki oleh seseorang agar jalan yang akan ditempuh sesuai dengan yang dikehendaki serta dapat sampai di tujuan. Dengan kemampuan guru dalam mentransformasikan suatu peristiwa ke dalam sebuah pembelajaran sehingga nilai-nilai yang diambil bisa tersampaikan kepada peserta didik dengan baik.
Melalui penanaman, penguatan serta pengintegritasan nilai nasionalisme dan pluralisme dengan mentransformasikan sejarah pejuang Indonesia, diharapkan dapat mengangkat kembali identitas bangsa Indonesia yang kuat memegang budi pekerti luhur. Yaitu nilai-nilai perjuangan, keharmonisan serta persatuan bangsa yang harus dimiliki oleh semua generasi bangsa dari masa ke masa.
Penanaman nilai nasionalisme dan pluralisme sangat penting di zaman sekarang mengingat mulai tumbuhnya polarisasi antar warga Indonesia yang mengaitkan suku, ras, budaya, etnis serta agama. Sehingga tidak bisa disingkirkan dengan melakukan kekerasan terhadap warga sipil, melainkan mulai kembali menanamkan nilai nasionalisme dan pluralisme di setiap pendidikan. Paham radikal dan polarisasi hanya akan menghancurkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Sehingga dengan adanya pembelajaran sejarah di sekolah bisa diharapkan menumbuhkan rasa nasionalisme dan pluralisme setiap peserta didik. Nantinya peserta didik akan tumbuh menjadi generasi yang mencintai negaranya dan mencintai kebersamaan dalam perbedaan. **
Editor: Cosmas