Guided Discovery Tumbuhkembangkan Kreativitas Anak Pada Pembelajaran IPA
Oleh: Sartini,S.Pd
Guru Kelas IV, SD Negeri Puron 02, Kabupaten Sukoharjo
Pendidikan IPA pada hakekatnya menautkan antara aspek logika materiil dan aspek jiwa spiritual. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam dan sekitarnya baik benda mati, mahluk hidup serta reaksi-reaksi kimia. IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan.
IPA juga mengandung nilai-nilai luhur yakni memberi keyakinan pada sang pencipta yang telah menciptakan mahakarya alam semesta beserta isinya, nilai kasih sayang, kepedulian dan tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan kehidupan dengan menjaga keseimbangan alam.
Hakikat IPA antara lain IPA sebagai produk dan IPA sebagai proses. Sebagai proses, IPA merupakan proses penemuan, proses membangun makna dan pengetahuan untuk memberi pengalaman yang menarik bagi siswa. Sebagai produk, IPA adalah kumpulan fakta, teori, konsep dan hukum.
Namun pada kenyataannya pembelajaran IPA khususnya pada jenjang pendidikan sekolah dasar, masih bersifat hafalan, teori-teori dan prinsip IPA sehingga belum melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran, proses pembelajaran yang membosankan, peserta didik tidak mengalami pembelajaran bermakna, guru tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan pembelajaran tidak mengembangkan kreativitas.
Dalam upayanya mengatasi permasalahan tersebut, penulis bertekat menumbuhkembangkan kreativitas anak didiknya pada pembelajaran IPA di kelas VI di SD Negeri Puron 02 Bulu Kabupaten Sukoharjo. Untuk merealisasikan hal tersebut penulis menerapkan suatu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan dan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik untuk meningkatkan keterampilan berpikir peserta didik, merangsang kreativitas yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang penulis terapkan di kelas IV pada materi Ekosistem adalah yang mempunyai implikasi yang sangat besar dalam meningkatkan keterampilan hidup (life skill),penulis menerapkan metode pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery).
Metode pembelajaran penemuan terbimbing merupakan metode yang digunakan untuk membangun konsep di bawah pengawasan guru (Sani, 2013:221). Tanpa bimbingan guru, peserta didik SD masih mengalami kesulitan dalam mengorganisasikan, dan merancang kegiatannya. Demikian pula halnya dalam perumusan kesimpulan dan membangun konsep, peserta didik memerlukan bimbingan guru agar tidak melenceng dari tujuan yang ingin dicapai.
Sebagai guru, penulis memaparkan topik Ekosistem yang akan dikaji, menyampaikan tujuan, dan memotivasi peserta didik serta menyajikan kejadian atau fenomena yang memungkinkan siswa menemukan masalah terkait bentuk hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup. Mengarahkan peserta didik merumuskan masalah dengan bimbingan penulis melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait topik yang akan dikaji. Kemudian penulis mengarahkan peserta didik untuk merumuskan hipotesis tentang masalah yang ada.
Sebagai gurunya, penulis memfasilitasi peserta didik dalam pemecahan masalah serta membimbing menunjukkan gejala yang diamati. Lalu membimbing peserta didik menganalisis data supaya menemukan konsep. Selanjutnya peserta didik diminta mengkonstruksi konsep dan menyimpulkan materi Ekosistem.
Melalui guided discovery, memotivasi dan mendorong peserta didik kelas IV di SD Negeri Puron 02 Bulu Kabupaten Sukoharjo, untuk lebih kreatif dan berpikir kritis serta memberikan pengalaman belajar terkait rantai makanan dan hubungan saling ketergantungan antara makhluk hidup, yang akan mengembangkan pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran IPA. Guided Discovery benar-benar dapat menumbuhkembangkan kreativitas peserta didik di SD Negeri Puron 02 Bulu Kabupaten Sukoharjo. **
Editor: Cosmas