SBF 2022 Hari Ketiga Turut Menampilkan Karya Desainer Dari Belanda
SOLO, POSKITA.co – Solo Batik Fashion (SBF) Hari ketiga, Senin (3/10) kali ini menghadirkan karya-karya batik terbaik dari desainer dalam dan luar negeri. Karya-karya yang ditampilkan mengangkat ‘Culture Unity’ dan cerita tentang Batik 3 Negeri yang memiliki pewarnaan dari tiga kota, yakni merah yang merupakan celupan dari Lasem, biru yang merupakan celupan Pekalongan, dan coklat yang merupakan celupan Solo. Acara ini masih berlangsung di Pendhapi Gedhe Balaikota dan Paragon Lifestyle Mall sampai dua hari ke depan.
Untuk itu, pihak penyelenggara mengajak masyarakat kota Surakarta dan sekitarnya untuk tetap menyaksikan pagelaran busana batik dalam rangka menciptakan tren baru 2023 dan menjadikan batik bukan hanya jadi fashion untuk acara tertentu yang digunakan oleh usia tertentu. Namun juga dapat digunakan dari usia muda sampai tua dengan kegiatan apapun.
Desainer asal Solo juga pemilik brand Owastra, Dinna Riana mendesain busana berbeda dengan desainer-desainer lainnya. Karena mendesain busana tanpa memotong kain, anggapannya bila kain dipotong akan mengurangi nilai kain itu tendiri.
“Bila kain dipotong akan berkurang nilainya, saya lebih mengutamakan kain itu sendiri, jadi saya biarkan posisi utuh cuma kita pergunakan untuk busana tidak hanya dililit saja tapi juga dijahit. Untuk segi kenyamanan tetap nyaman juga, dimana posisi saya desain all size. Jadi dipakai lebih nyaman dan tidak ribet dengan postur tubuh kegemukatau atau kurus, lebih fleksibel digunakan segala macam acara,” terangnya.

“Konsep dari pembuatan baju tidak begitu lama, karena dari awal kami sangat mencintai tenun dan batik yang dimana nilainya tinggi. Maka saya berusaha seminimal mungkin untuk tidak memotong kain itu sendiri, sehingga tidak akan mengurangi nilai jika suatu saat nanti kita bisa pamerkan lagi bahwa karya itu masih bisa utuh dan kemudian bisa kita desain lagi untuk karya busana yang berbeda lagi,” pungkasnya.
Sedangkan Desainer asal Semarang, Aldion Soeprijiono, mengatakan, “Bulan oktober adalah bulannya para pemuda. Koleksi batik kali ini akan ditujukan untuk para pemuda sehingga menggunakan warna merah jadi saya padukan dengan batik lokal Semarang”.
Hari ketiga ini, sudah ditampilkan 62 pertunjukan peragaan busana. Pada hari ini, di Pendaphi Gedhe Surakarta ditampilkan karya dari desainer yang berasal dari belanda yaitu Galiel Batika, yang kemudian dilanjutkan menampilkan karya Riko Parmansyah X Dame Ulos Kota Sibol, Hetty Riskya, Nitsya Ernita Syamsul, Tiarahamas, Wiwin Andi, Titi Meinawati, Ryana Kusuma, Joko Widiarto, Owens Joe X Batik Kembar, Owens Joe X Nila Kemilau, Owens Joe X Adibusana. Sementara untuk di Paragon Lifestyle Mall, ditampilkan karya dari Jelita, Batik Tuan, Retno Hapsari, Almira, Davlen, Owastra, Batik Sekar Tandjung, Dona Batik, Erwin Novia, Mega Arum Collection. (Aryadi)