Guru SD yang Kreatif menjadikan Siswa Aktif

Spread the love

Oleh: Enny Suryanti, S.Pd
Kepala SD N 03 Nglebak, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar

Sampai saat ini, mayoritas proses pembelajaran yang terjadi di sekolah dasar di satu sisi masih didominasi oleh peran guru yang berdampak negatif, pada sisi yang lain, yaitu kurangnya partisipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi itu, salah satunya disebabkan oleh kurang variatifnya metode yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini juga terjadi pada IPS yang sesungguhnya memiliki tujuan utama, yaitu menanamkan kesadaran akan posisi individu, baik dalam kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai anggota komunitas. Pembelajaran ini bersifat strategis. Artinya, keberhasilan pembelajaran IPS di SD akan mengantarkan siswa pada situasi sadar budaya. Siswa diharapkan memiliki kesadaran bahwa dirinya tidak bisa hidup terpisah dari jaringan kehidupan sosial budaya yang lebih luas.
Pendekatan tematik integratif yang diberlakukan dalam Kurikulum 2013 berdampak pada pengurangan jumlah kompetensi dasar dan penambahan jam belajar. Hal inilah yang memberikan peluang dan keleluasaan waktu bagi guru SD untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif.
Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan proses pembelajaran penyampaian informasi. Dikatakan demikian karena siswa perlu dilatih untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik siswa menjadi tahu, mampu dan mau belajar, serta menerapkan semua hal yang sudah dipelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Guru dan kurikulum adalah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu sistem pendidikan sangat dipengaruhi oleh dua faktor tersebut. Dengan demikian, peran guru sebagai ujung tombak dan garda terdepan dalam pelaksanaan kurikulum merupakan sesuatu yang tidak bisa diabaikan. Dalam konteks ini, pentingnya kesiapan guru di SD untuk mengimplementasikan kurikulum terkait dengan kompetensi profesionalnya.
Kompetensi guru yang dimaksud di sini bukan hanya menguasai materi yang harus dibelajarkan (content), tetapi juga mempunyai berbagai kreasi untuk membelajarkannya. Harapannya, proses pembelajaran berlangsung dalam situasi yang menantang, menyenangkan, memotivasi, menginspirasi dan memberi ruang kepada siswa untuk melakukan keterampilan proses, yaitu mengobservasi, bertanya, mencari tahu, dan merefleksi. Jika kesemuanya itu mampu diwujudkan, hal ini sejalan dengan capaian pendidikan yang dikehendaki Kurikulum 2013, yaitu peningkatan efektifitas pembelajaran pada satuan pendidikan. Salah satu tahap untuk mencapai efektifitas pembelajaran adalah efektifitas pemahaman yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam pencapaian efektifitas pembelajaran. Efektifitas tersebut dapat dicapai jika pembelajaran yang dilaksanakan mengedepankan pengalaman personal siswa melalui observasi (menyimak, melihat, membaca, mendengar), asosiasi, bertanya, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.
Perubahan pada Standar Proses dalam Kurikulum 2013 seyogyanya juga dimaknai sebagai perubahan strategi pembelajaran. Integrasi kompetensi dasar yang biasanya diwadahi dalam mata pelajaran IPS dan IPA ke dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia di sekolah dasar mengharapkan guru untuk terus mengembangkan kompetensi profesional dan pedagogiknya agar proses pembelajaran tematik-integratif bisa mengantar siswanya mencapai standar kompetensi lulusan. Dengan demikian, guru memiliki kewajiban untuk merancang dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Melalui proses pembelajaran aktif, siswa difasilitasi untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Ketepatan pemilihan strategi pembelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum yang disertai dengan spirit pendidikan yang selalu menggelora pada setiap guru dan siswanya, niscaya akan menjadikan proses pendidikan tidak terlepas dari rohnya.**

Editor: Cosmas