Belajar Matematika Menjadi Optimal dengan SAVI
Oleh: Suparso, S.Pd Guru SDN 01 Seloromo, Kecamatan Jenawi, Kab. Karanganyar
SAVI merupakan singkatan dari Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual. Pendekatan pembelajaran SAVI didukung oleh teori accelerated learning, teori otak kiri dan teori otak kanan, teori kecerdasan ganda dan pendidikan yang holistik.
Menurut Dave Meier (Astuti, 2003, hlm 54) pendekatan pembelajaran SAVI menganut beberapa prinsip pokok dari teori accelerated learning yaitu: 1) Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh, 2) Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi, 3) Kerja sama membantu proses belajar, 4) Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan simultan, 5) Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik) 6) Emosi positif sangat membantu pembelajaran dan 7) Otak citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis.
Penjabaran keempat unsur adalah sebagai berikut: 1) Belajar somatik adalah belajar dengan bergerak dan berbuat. 2) Dalam merancang pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri siswa, carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang dipelajari. 3) Pada belajar visual siswa belajar dengan melihat contoh pada dunia nyata, diagram, dan gambaran dari segala macam hal ketika sedang belajar. 4) Belajar intelektual yaitu belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. Jadi, dengan memperhatikan konsep belajar SAVI, siswa mempunyai kesempatan untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Kreativitas pembelajaran akan berlangsung secara optimal jika aktivitas intelektual dan semua alat indra digabungkan dalam suatu kinerja pembelajaran.
Suasana belajar dikatakan baik apabila didukung dengan keadaan yang positif dan adanya minat dalam diri pembelajar sehingga dapat mengoptimalkan pembelajaran. Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan pendekatan SAVI dalam kegiatan belajar sehari-hari khususnya belajar matematika pada pokok bahasan kubus dan balok: 1) Dapat terciptanya lingkungan yang posotif. 2) Keterlibatan pembelajar sepenuhnya. 3) Adanya kerjasama diantara pembelajar. 4) Menggunakan metode yang bervariasi tergantung dari pokok bahasan yang dipelajari. 5) Dapat menggunakan belajar kontekstual. 6) Dapat menggunakan alat peraga.
Belajar bisa menjadi optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Pada pembelajaran matematika materi jaring-jaring kubus dan balok dengan menerapkan pendekatan SAVI langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Mengelompokkan siswa dalam kelompok beranggotakan empat orang. 2) Semua siswa mempunyai alat peraga, yaitu sebuah kerangka kubus dan sebuah kerangka balok terbuat dari karton. 3) Meminta siswa memperagakan konsep yang dipelajari sambil mengucapkan secara terperinci langkah-langkahnya (somatik dan auditori) 4) Setiap kelompok diberi soal-soal yang telah disiapkan oleh guru. 5) Setiap siswa diminta mendiskusikan tentang soal-soal yang diberikan per kelompok (auditori, visual, dan intelektual) 6) Selama diskusi berlangsung guru mengamati kerja setiap kelompok secara bergantian dan mengarahkan atau membantu siswa yang kesulitan. 7) Pada akhir kerja kelompok, setiap kelompok diminta perwakilan untuk mengerjakan soal-soal yang telah diberikan di papan tulis. Sedangkan siswa yang lain menanggapinya.
Model pembelajaran merupakan penunjang guru dalam proses pembelajarannya agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan diterima baik oleh siswa. Oleh karena itu, guru harus betul-betul memperhatikan dan harus kreatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Dengan memeperhatikan pendekatan SAVI pada materi jaring-jaring kubus dan balok dapat menggunakan alat peraga dimana siswa dapat belajar dengan berbuat dan bergerak yang menjadikan siswa aktif dan tidak merasa jenuh.**
Editor: Cosmas