CTL Tingkatkan Hasil Belajar IPA
Oleh: Sahido Umargani, S.Pd.SD.
Guru SDN Pucangan 03, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa dan gejala-gejala yang terjadi di alam ini. Dalam mempelajari ilmu tentang alam ini tidak hanya produknya yang diperhatikan namun segi proses, dan hasil pengembangan sikap juga diperhatikan.
Menurut Sulistyorini (2007: 9) menyatakan bahwa pada hakikatnya, IPA dapat dipandang dari segi produk, proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia, sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar sangat penting untuk ditanamkan kepada siswa.
Namun kenyataan rendahnya kesadaran siswa mempelajari pendidikan IPA menyebabkan kurang pahamnya siswa pada materi yang dibahas ketika mengajar. Mata pelajaran IPA sering disepelekan karena dianggap mudah dan tanpa belajar pun bisa dipahami. Padahal jika dipelajari, pelajaran IPA sebenarnya lebih rumit dibandingkan dengan pelajaran matematika, karena membutuhkan implementasi dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa permasalahan dalam proses belajar mengajar menyebabkan belum tercapainya hasil belajar secara optimal. Siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran IPA. Mereka merasa bosan mengikuti pelajaran, karena penyajian kurang menarik, masih terpaku pada ceramah dan pemberian tugas, media pembelajaran hanya buku LKS, siswa tidak bebas berpendapat, tidak aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar IPA rendah.
Merujuk masalah diatas, maka penulis sebagai guru kelas IV di SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura, dalam mengajarkan tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Sub Tema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku perlu mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Menurut penulis, agar proses pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, maka harus merancang dan menerapkan pembelajaran yang relevan, yaitu konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari atau Contextual Teaching and Learning (CTL).
Secara mendasar Trianto (2018:105) menyatakan bahwa “Pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja. Tujuan metode pembelajaran ini adalah meningkatkan ketertarikan siswa untuk senantiasa belajar, sehingga mereka bisa mendapatkan pengetahuan yang bersifat fleksibel dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari dan memperbaiki hasil belajar siswa melalui peningkatan pemahaman makna materi yang sedang dipelajari. Karakteristik pembelajaran kontekstual adalah berbasis masalah (Problem based), menggunakan berbagai konteks (Using multiple contexts), menggambarkan keanekaragaman siswa (Drawing upon student diversity), mendukung pembelajaran mandiri (supporting self-regulated learning), menggunakan kelompok belajar dalam suasana saling ketergantungan (using independent learning groups), memanfaatkan penilaian asli (employing authentic assessment).
Berpijak dari uraian di atas maka pembelajaran yang diterapkan di kelas IV SDN Pucangan 03 Kecamatan Kartasura, dalam mengajarkan tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, Sub Tema Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku, siswa diingatkan pentingnya peran tumbuhan sebagai sumber daya alam hayati. Guru membuka kegiatan dengan memperlihatkan satu jenis tumbuhan yang lengkap dengan bagian-bagiannya: akar, batang, daun, dan buah/bunga dengan menunjukkan pohon cabai yang telah disiapkan. Secara kelompok siswa mengamati bagian-bagian tumbuhan yang telah mereka persiapkan, siswa diskusi dan hasil dipresentasikan.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning sangat relevan diterapkan dalam pembelajaran, karena pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata sehingga pembelajaran berpihak pada murid. **
Editor: Cosmas