Optimalkan Peran Karang Taruna dan PKK Dalam Merintis Desa Wisata di Blumbang Klego Boyolali

Spread the love


Setyasih Harini, Untari Nurulita MD
Dosen Universitas Slamet Riyadi


Pandemi Covid-19 memperluas kosa kata dalam khasanah Bahasa Indonesia. Telinga sebagian masyarakat masih terngiang dengan istilah wisata balas dendam atau Revenge Tourism. Penyebarluasan semangat baru dalam berwisata menjadi keinginan terpendam masyarakat setelah sekian waktu terisolasi dari kerumunan. Masa endemic ini menjadi waktu yang tepat bagi masyarakat untuk mencari kesegaran dengan berwisata. Istilah balas dendam dalam konteks ini lebih dimaknai sebagai upaya yang dilakukan masyarakat untuk melepaskan kepenatan dan kebosanan setelah mengalami karantina dalam waktu lama. Yang pasti, wisata balas dendam dapat dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan.
Kecenderungan ini perlu disikapi secara bijak oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata untuk menyambut gelombang wisatawan saat endemi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No 7 Tahun 2021 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2022 maka penggunaan dana desa diprioritaskan pada upaya mewujudkan kemandirian desa sebagai penguatan hak pemerintah desa untuk mencukupi kebutuhan masyarakat setempat dengan tetap mengedepankan prinsip keadilan. Regulasi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi desa untuk mempersiapkan sumber daya yang dimilikinya. Kematangan sumber daya desa perlu disiapkan dengan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki desa.
Saat ini pariwisata pedesaan menjadi salah satu tawaran yang tepat bagi masyarakat. Wisata pedesaan kaya akan kekuatan alam dan lingkungan setempat. Jenis wisata ini mengandalkan produk unik karya masyarakat setempat sebagai kekhasan daerah yang ramah lingkungan. Wisata pedesaan sekaligus dapat dikemas sebagai bentuk wisata edukasi yang dapat menjadi destinasi menarik secara khusus bagi para pelajar atau mahasiswa untuk menimba ilmu dan pengalaman berbasis pada kearifan lokal. Masyarakat yang mampu merintis dan mengembangkan wisata pedesaan memberikan lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat.
Masyarakat Desa Blumbang Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali saat ini sedang mengupayakan perkembangan wisata pedesaan berbasis alam. Kebetulan desa Blumbang terdapat bukit Wonopotro yang telah dikelola dengan baik sehingga memiliki spot-spot menarik dan Instagramable cocok bagi masyarakat yang suka berfoto. Letak bukit tidak jauh dari waduk Bade, yang kaya akan beragam ikan. Bukit Wonopotro memiliki fasilitas yang menarik bagi keluarga untuk memanjakan mata dan bersantai dengan anak-anak. Sebagai wisata edukasi, Bukit Wonopotro ditumbuhi aneka ragam tanaman biofarmaka dan kebun binatang mini.


Masyarakat terutama PKK dan karang taruna sampai saat ini terus mengupayakan perkembangan desa wisata edukasi melalui bukit Wonopotro agar lebih dikenal masyarakat. Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat khususnya PKK dan karang taruna adalah: 1) memperbanyak usaha kuliner dengan menjajakan aneka makanan dan minuman khas olahan masyarakat setempat selain tetap menyediakan kemasan modern; 2) membentuk kader pengelola desa wisata dari anggota PKK dan karang taruna dengan tetap didampingi oleh tokoh masyarakat, aparat pemerintah desa, dan akademisi yang dalam kegiatan ini bekerja sama dengan Tim Pengabdian Universitas Slamet Riyadi; 3) memajukan keterampilan para pengelola desa wisata dengan teknologi informatika dan komunikasi; 4) memasarkan desa wisata setempat melalui media massa dan media sosial agar lebih dikenal masyarakat luas.
Hasil dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan desa wisata berbasis alam guna memperkuat wisata edukasi. Dengan terbentuknya kader pengelola desa wisata dari anggota PKK dan karang taruna dapat menjadi penggerak masyarakat untuk lebih peduli pada pelestarian alam dan lingkungan setempat. Kaderisasi pengelola desa wisata juga memiliki kesempatan untuk menggali potensi desa lainnya yang dapat dipasarkan. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh masyarakat dengan memanfaatkan media sosial diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap jumlah pengunjung (wisatawan), yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. **

Ilustrasi foto: Pemandangan dan potensi Bukit Wonopotro. Sumber. Dokumentasi penulis