Active Learning Tingkatkan Hasil Belajar Materi Teks Eksplanasi Siswa Kelas VI
oleh: Danang Teguh Prasetyo, S.Pd.
Guru Kelas VI di SD Negeri 03 Wukirsawit, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran wajib yang ada di sekolah, khususnya Sekolah Dasar. Siswa mempelajari bahasa Indonesia yang berupa teori dan praktik melalui kegiatan belajar yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai optimal. Pendidik menambahkan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ditujukan untuk melatih siswa agar mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia secara lisan dan tulis. Pendidik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar lebih mengutamakan pada kemampuan berbahasa siswa sejak dini, bukan semata-mata penguasaan terhadap teori saja. Pendidik mengungkapkan tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia di SD untuk melatih kemampuan komunikasi siswa secara lisan dan tulis.
Pendidik menyampaikan ke siswa tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain: 1) Peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan dan tulisan, 2) Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3) Peserta didik memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memerlukan bimbingan dan model pembelajaran yang tepat dari gurunya. Pendidik dapat menerpapkan model pembelajaran active learning agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Pendidik menjelaskan arti active learning secara etimologi yaitu: active yang berarti aktif, energik, tangkas, berperan dan getol. Pendidik mengartikan learning sebagai pembelajaran yang berasal dari kata learn yang artinya adalah mempelajari. Pendidik menyimpulkan secara etimologi active learning adalah aktivitas mempelajari sesuatu dengan energik dan aktif (giat belajar).
Ginanjar Adhi (2020) mengungkapkan bahwa active learning sebagai suatu cara memaksimalkan segala sumber daya yang ada pada siswa untuk bisa memperoleh hasil belajar yang optimal. Pendidik menjelaskan konsep active learning atau pembelajaran aktif sebagai metode pembelajaran terfokus pada siswa di setiap pembelajaran yang diberikan agar bisa menerapkannya dengan aktif. Siswa saat di dalam kelas melaksanakan pembelajaran aktif untuk memecahkan masalah, berjuang dengan pertanyaan kompleks, membuat solusi, dan menjabarkan ide dengan bahasa sendiri melalui tulisan, diskusi, dan presentasi. Pendidik menyimpulkan bahwa metode active learning sangat efektif untuk siswa jika dikomparasikan dengan metode ceramah yang selama ini sering digunakan oleh pendidik.
Pendidik menyampaikan langkah-langkah atau sintaks pembelajaran active learning, berikut tahapannya: 1 ) mengenalkan teknik atau model pembelajaran aktif yang mudah untuk diaplikasikan adalah “think pair share” dan “pembelajaran jigsaw”, 2) memanfaatkan teknologi tertentu seperti video, smartphone, dan laptop untuk memfasilitasi aktivitas belajar, 3 ) pendidik memilih model active learning yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di kelas, 4 ) guru memulai dengan aktivitas yang menarik agar siswa bisa memperhatikan ke masalah dan materi pembelajaran, 5) guru menetapkan aturan agar sikap siswa terjaga dan partisipasi siswa relevan dengan pembelajaran 6) guru mengutarakan materi belajar kepada masing-masing grup belajar, 7) Siswa akan diberi tugas diskusi untuk menyelesaikan masalah dan dibatasi waktu tertentu, 8) siswa melakukan diskusi pada grup belajar, 9) siswa terlibat dalam aktivitas tanya jawab untuk membagikan pemikirannya, 10) guru dan siswa membuat kesimpulan menyeluruh, penilaian dan evaluasi.
Siswa memperoleh beberapa manfaat lain dari active learning , antara lain: 1) Peserta didik bisa lebih bersemangat dalam belajar, sebab dengan belajar aktif siswa bisa lebih mudah dalam memahami materi, 2) Semua anggota grup belajar siswa memiliki perannya masing masing maka mereka akan terus terlibat dalam pembelajaran, 3) Setiap siswa akan memiliki rasa tanggung jawab atas segala apa yang telah mereka pelajari, 4) Siswa bisa dengan mudah mengutarakan pendapatnya. Pendidik menerapkan model active learning salah satunya pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama pada materi teks eksplanasi di kelas VI SD.
Sabrina Alfari (2022) mengungkapkan bahwa teks eksplanasi sebagai teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Pendidik menyebutkan ciri-ciri teks eksplanasi, antara lain: 1) Informasi yang dimuat berdasarkan fakta, 2) membahas suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan, 3) Sifatnya informatif dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas, 4) Fokus pada hal umum, contohnya: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan lainnya.
Pendidik dengan menggunakan model active learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia terutama materi teks eksplanasi di kelas VI Sekolah Dasar. Siswa akan memperoleh pembelajaran di sekolah dengan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar terhadap lingkungan sekitar melalui metode yang tepat. Pendidik dengan menggunakan model active learrning di SD Negeri 03 Wukirsawit, kecamatan Jatiyoso, kabupaten Karanganyar, provinsi Jawa Tengah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga prestasi belajar siswa kelas VI dapat tercapai secara maksimal.
Editor: Cosmas
Danang Teguh Prasetyo, S.Pd.
Guru Kelas VI di SD Negeri 03 Wukirsawit
Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah
Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Selain sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran wajib yang ada di sekolah, khususnya Sekolah Dasar. Siswa mempelajari bahasa Indonesia yang berupa teori dan praktik melalui kegiatan belajar yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai optimal. Pendidik menambahkan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar ditujukan untuk melatih siswa agar mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia secara lisan dan tulis. Pendidik dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar lebih mengutamakan pada kemampuan berbahasa siswa sejak dini, bukan semata-mata penguasaan terhadap teori saja. Pendidik mengungkapkan tujuan utama pembelajaran bahasa Indonesia di SD untuk melatih kemampuan komunikasi siswa secara lisan dan tulis.
Pendidik menyampaikan ke siswa tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain: 1) Peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku secara lisan dan tulisan, 2) Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3) Peserta didik memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memerlukan bimbingan dan model pembelajaran yang tepat dari gurunya. Pendidik dapat menerpapkan model pembelajaran active learning agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Pendidik menjelaskan arti active learning secara etimologi yaitu: active yang berarti aktif, energik, tangkas, berperan dan getol. Pendidik mengartikan learning sebagai pembelajaran yang berasal dari kata learn yang artinya adalah mempelajari. Pendidik menyimpulkan secara etimologi active learning adalah aktivitas mempelajari sesuatu dengan energik dan aktif (giat belajar).
Ginanjar Adhi (2020) mengungkapkan bahwa active learning sebagai suatu cara memaksimalkan segala sumber daya yang ada pada siswa untuk bisa memperoleh hasil belajar yang optimal. Pendidik menjelaskan konsep active learning atau pembelajaran aktif sebagai metode pembelajaran terfokus pada siswa di setiap pembelajaran yang diberikan agar bisa menerapkannya dengan aktif. Siswa saat di dalam kelas melaksanakan pembelajaran aktif untuk memecahkan masalah, berjuang dengan pertanyaan kompleks, membuat solusi, dan menjabarkan ide dengan bahasa sendiri melalui tulisan, diskusi, dan presentasi. Pendidik menyimpulkan bahwa metode active learning sangat efektif untuk siswa jika dikomparasikan dengan metode ceramah yang selama ini sering digunakan oleh pendidik.
Pendidik menyampaikan langkah-langkah atau sintaks pembelajaran active learning, berikut tahapannya: 1 ) mengenalkan teknik atau model pembelajaran aktif yang mudah untuk diaplikasikan adalah “think pair share” dan “pembelajaran jigsaw”, 2) memanfaatkan teknologi tertentu seperti video, smartphone, dan laptop untuk memfasilitasi aktivitas belajar, 3 ) pendidik memilih model active learning yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di kelas, 4 ) guru memulai dengan aktivitas yang menarik agar siswa bisa memperhatikan ke masalah dan materi pembelajaran, 5) guru menetapkan aturan agar sikap siswa terjaga dan partisipasi siswa relevan dengan pembelajaran 6) guru mengutarakan materi belajar kepada masing-masing grup belajar, 7) Siswa akan diberi tugas diskusi untuk menyelesaikan masalah dan dibatasi waktu tertentu, 8) siswa melakukan diskusi pada grup belajar, 9) siswa terlibat dalam aktivitas tanya jawab untuk membagikan pemikirannya, 10) guru dan siswa membuat kesimpulan menyeluruh, penilaian dan evaluasi.
Siswa memperoleh beberapa manfaat lain dari active learning , antara lain: 1) Peserta didik bisa lebih bersemangat dalam belajar, sebab dengan belajar aktif siswa bisa lebih mudah dalam memahami materi, 2) Semua anggota grup belajar siswa memiliki perannya masing masing maka mereka akan terus terlibat dalam pembelajaran, 3) Setiap siswa akan memiliki rasa tanggung jawab atas segala apa yang telah mereka pelajari, 4) Siswa bisa dengan mudah mengutarakan pendapatnya. Pendidik menerapkan model active learning salah satunya pada mata pelajaran bahasa Indonesia terutama pada materi teks eksplanasi di kelas VI SD.
Sabrina Alfari (2022) mengungkapkan bahwa teks eksplanasi sebagai teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaimana’ kejadian-kejadian alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Pendidik menyebutkan ciri-ciri teks eksplanasi, antara lain: 1) Informasi yang dimuat berdasarkan fakta, 2) membahas suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan, 3) Sifatnya informatif dan tidak berusaha mempengaruhi pembaca untuk percaya terhadap hal yang dibahas, 4) Fokus pada hal umum, contohnya: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan lainnya.
Pendidik dengan menggunakan model active learning dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan motivasi belajar bahasa Indonesia terutama materi teks eksplanasi di kelas VI Sekolah Dasar. Siswa akan memperoleh pembelajaran di sekolah dengan lebih bermakna jika guru mengaitkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar terhadap lingkungan sekitar melalui metode yang tepat. Pendidik dengan menggunakan model active learrning di SD Negeri 03 Wukirsawit, kecamatan Jatiyoso, kabupaten Karanganyar, provinsi Jawa Tengah dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga prestasi belajar siswa kelas VI dapat tercapai secara maksimal.
Editor: Cosmas