Kupas Tuntas Mitos dan Fakta Tentang Kelapa Sawit

Spread the love


Oleh : Widayanti, S.Pd
Guru SMK Negeri Jumantono

BPDP Kelapa Sawit menyelenggarakan Palm Oil Edu Talk to School menggandeng PGRI Jawa Tengah untuk mengupas tuntas Mitos dan fakta yang sema ini beredar dimasyarakat tentang kelapa sawit, mengadakan acara sosialisasi tentang Kelapa Sawit. Acara ini diikuti oleh perwakilan guru yang ditunjuk oleh PGRI masing masing kabupaten,masing masing kabupaten mewakilkan 6 orang yang terdiri dari 4 orang guru SMA/SMK dan 2 orang siswa.
Acara ini berlangsung secara blended luring dan daring, acara luring dilaksanakan di Hotel Metro Park View Semarang, sedangkan daring diselenggarakan menggunakan zoom meeting, yang linknya dibagikan oleh BPDB Kelapa Sawit kepada PGRI masing masing kabupaten. Palm Talk Edu Jawa Tengah dilaksanakan selama 3 hari, mulai tanggal 29 sd 31 oktober 2021. Acara dibuka pada hari Jum’at jam 10.00 WIB dengan mengambil kolage video semarang untuk bahan pengambilan video dan pemutaran video sejarah kelapa sawit di Indonesia. Dengan pemutaran video ini kita di harapkan lebih tahu sejarah nyata tentang perkebunan kelapa sawit di Indonesia, karena ternyata apa yang kita pahami selama ini hanya berdasarkan pengetahuan yang disampaikan oleh guru saat dibangku sekolah, dan juga pemberitaan media.
Isu sawit sangat menarik diperbincangkan, tidak hanya di kalangan pengusaha sawit dan pemerintah, juga masuk ke ranah pelajar. Ini menjadi bagian dari edukasi dan sosialisasi ke pelajar khususnya milenial tentang fakta dan manfaat sawit bagi perekonomian dan konsumsi bahkan kosmetik di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Setiap kita bertemu dengan kata Kelapa Sawit dalam bayangan kita adalah minyak goreng yang kita gunakan dalam kehidupan sehari hari untuk menggoreng, padahal setelah kita mendapatkan pengetahuan dari Palm Edutalk , penggunaan kelapa sawit ternyata sangat luas dalam kehidupam sehari- hari, misalnya kelapa sawit terkandung dalam kosmetik, sabun sabun pembersih dan juga bahan bakar. Dengan sosialisasi ini pelajar diharapkan tidak termakan isu negatif yang menyebut sawit berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Selama ini isu yang berkembang adalah Sawit dianggap berbaya bagi lingkungan, kekeringan, sawit berbahaya bagi orang hutan dan sawit bahaya bagi kesehatan.
Padahal fakta sebenarnya, Indonesia adalah produsen dan pengekspor terbesar kelapa sawit di dunia. Bagi sejumlah pihak antisawit, pernyataan terkait “Perkebunan kelapa sawit merusak hutan dan lingkungan” sepertinya sudah melekat dan menjadi paradigma dan pedoman untuk melumpuhkan kelapa sawit. Diserang, difitnah, dan dituduh dari berbagai aspek terutama lingkungan, kehadiran kelapa sawit di pasar domestik dan global tetap selalu dibutuhkan dan diharapkan. Kelapa sawit dituduh sebagai driver utama deforestasi dan kebakaran hutan yang berdampak pada hilangnya biodiversitas otentik asli Indonesia. Isu tetaplah isu, semua yang dituduhkan tersebut tidak didasar pada fakta dan data empiris hasil riset. Mengutip laporan Palm Oil Indonesia, mematahkan pernyataan dan isu-isu negatif tersebut, berikut sejumlah fakta kelapa sawit terkait aspek lingkungan yang diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil kajian Fahmudin dan Gunarso (2019) terkait asal muasal perkebunan kelapa sawit Indonesia diketahui bahwa selama periode 1990-2018, sebanyak 23 persen perkebunan sawit di Indonesia berasal dari lahan pertanian (agroforestry). Kawasan ex-logging yang banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi berubah menjadi lahan semak belukar yang tidak produktif dan kemudian dimanfaatkan oleh Pemerintah Orde Baru melalui program transmigrasi salah satunya menjadi perkebunan sawit. Sedangkan isu sawit menyebabkan tanah menjadi tandus menunjukkan bahwa tingkat evapotranspirasi yang menunjukkan kebutuhan air pada kebun sawit lebih rendah dibandingkan dengan bambu, lamtoro, akasia, sengon, pinus, dan karet.
Kehadiran kelapa sawit sebagai salah satu mukjizat dari Tuhan sejatinya berperan dalam konservasi tanah dan tidak mengakibatkan tanah menjadi tandus. Justru sebaliknya, banyak penelitian yang membuktikan bahwa biomassa pada kebun sawit memiliki peran penting dalam meningkatkan kesuburan tanah.
Pengembangan kebun sawit di beberapa provinsi sentra justru juga meningkatkan jumlah spesies biodiversitas seperti herpetofauna dan kupu-kupu.Komoditas kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara. Menurut catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), nilai sumbangan ekspor minyak kelapa sawit mencapai Rp260,167 triliun. Sementara tenaga kerja yang terserap di indutri sawit sekitar 4,6 juta orang yang dipekerjakan oleh 2,3 juta usaha tani di bidang kelapa sawit.
Sedangkan bagi masyarakat Indonesia, kemanfaatan dari produk-produk sawit dan turunannya sudah menjadi keseharian. Seperti produk kecantikan dan kosmetik, makanan dan bahan makanan berkualitas, serta energi terbarukan. Contoh produk makanan dari sawit berupa minyak goreng, margarin, mentega, hingga mi instan. Produk kecantikan dan kosmetik berupa lipstik, sampo, hingga sabun. Adapun energi terbarukan yang dihasilkan dari sawit berupa biodiesel. Makin inovatif pengolahan sawit dalam mencetak produk-produk turunannya, maka peluang untuk membuka bisnis baru, pasar baru, dan peluang kerja baru makin terbuka lebar. Sepuluh tahun ke depan, milenial akan memasuki pasar tenaga kerja dan menjadi pelaku bisnis potensial yang dapat mengembangkan industri sawit.
Dengan adanya kegiatan Palm Edutalk yang bekerja sama dengan PGRI jawa Tengah ini diharapkan kaum mileneal lebih bijak memahami isu yang berkembang di masyarakat, sehingga menjadikan kita lebih melek pengetahuan dan tidak mudah termakan isu yang berkembang tentang kelapa selama ini. .Mari kita galakkan, bijak bermedia dan berkomentar dalam kehidupan sehari hari.

Editor: cosmas