Perlu Inovasi Pembiayaan Untuk Selamatkan Pertanian
SRAGEN, POSKITA.co – Kabupaten Sragen memiliki potensi melimpah untuk sektor pertanian. Namun sayangnya belum tergarap maksimal dan masalah pembiayaan para petani selalu terulang setiap tahun. Lantas perlu inovasi milenial untuk memaksimalkan potensi bisnis pertanian.
Direktur Inovasi Gerbang Tani, Yosi Suparyo dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh menyampaikan potensi sektor pertanian sangat besar. Namun pada saat ini kondisi masalah berutat saat tanam hingga panen. Sementara paska panen kondisinya kedodoran. ”Padahal ceruk bisnis paska panen memiliki sisi bisnis lebih besar daripada paska panen,” terangnya Senin (13/9).
DIa menyampaikan saat ini modal dasar Indonesia yakni luas wilayah yang tidak dimiliki setiap negara. Namun terjadi situasi lingkaran setan setiap harga panen anjlok ketika panen raya dan pupuk mahal pada massa tanam. ”Kondisi ini karena kurangnya dukungan pembiayaan, kalau ada dukungan pembiayaan. Misalnya setiap desa memiliki bank Desa dengan sistem yang berbeda dengan bank konvensional. Misalnya tempo 3 bulanan mengikuti massa panen,” terangnya.
Sementara Anggota DPR RI Luluk Nur Hamidah menyatakan perlu merangkul anak-anak muda dalam sektor pertanian. Saat ini anak muda lebih menguasai IT, Teknologi dan potensi bisnis sektor pertanian. ”Kita ajak anak muda menggarap potensi pertanian yang belum digarap generasi sebelumnya,” ujarnya.
Selain itu perlu peran media untuk mendorong branding produk pertanian Sragen. Lantas saat masa pendemi ini sektor pertanian paling bertahan. Bahkan untuk produk pertanian di Marketplace naik hingga 300 persen. ”Aku melihat ada peluang teman-teman muda dan milenial untuk masuk ke dunia pertanian dengan citra yang berbeda,” ujarnya.
Sedangkan Direktur Kemitraan dan Kerjasama Bumdes Bersama Brayan Bumi Banyumas Dodit Prasetyo menyampaikan pihaknya membuat jejaring perbankan yang dikelola BUMDes sejumlah 25 desa. Dengan sistem ini dapat saling menopang kebutuhan antar desa.
”Setiap desa ada lembaga BUMDes atau BUmdes Bersama. Pola itu bisa diikuti desa lain untuk membantu pembiayaan pertanian. Bumdes juga bantu menyalurkan penjualan beras ke petani,” ungkapnya. (Cartens)