Pandemi Ritual Larab Kelambu Pangeran Samudera Tetap Digelar

Spread the love

SRAGEN, POSKITA.co – Prosesi larab kelambu makam pangeran Samudera, Gunung Kemukus, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen,tetap digelar meski saat pandemi covid-19, Selasa (10/8). Hanya saja larab kelambu tahun baru Islam 1 Muharam atau dalam kalender Jawa disebut 1 Sura, hanya dilakukan dengan jumlah terbatas. Bahkan menyambut tahun baru Muharam di Gunung Kemukus terbilang sepi. Meski ada beberapa orang dari luar kota menyempatkan berkunjung, jumlah sangat sedikit. Selain faktor pandemi Covid-19, kawasan wisata religi itu tengah sedang direnovasi.

Salah seorang peziarah Helly Mundarto asal Kecamatan Babad, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menyempatkan berziarah di makam Pangeran Samudro, Gunung Kemukus. Dia mengaku sudah sering berziarah di makam Pangeran Samudro.Prosesi pertama tentu mengambil air di sendang Ontrowulan yang berada sekitar 300 meter dari lokasi makam. Selanjutnya, bancaan atau selamatan. Lalu menuju ke makam dan menyampaikan maksud dan tujuan ke makam. Lantas memasuki ruangan makam, berdoa dan menaburkan bunga. Helly mengaku ingin menenangkan batin secara spiritual. Namun, dia menegaskan doa yang ditujukan hanya pada Allah SWT.

”Saya berdoa saja. Namun, bukan untuk meminta macam-macam. Ke sini juga untuk membantu ekonomi warga sekitar yang berjualan bunga dan sebagainya,” ujarnya.

Pihaknya tidak keberatan karena saat pandemi ini Pemerintah Kabupaten Sragen menggelar acara ritual larap kelambu makam Pangeran Samudro secara terbatas.

”Tidak masalah kalau tidak bisa mengikuti ritual. Karena berdoa di rumah juga sah-sah saja,” ujarnya.

Ditanya terkait revitalisasi Kemukus, dia menyambut dengan baik. Dia menilai langkah pemerintah setempat membuat aura di kawasan tersebut lebih positif.

”Tentu sangat baik, kesannya lebih positif. Saya yakin Pangeran Samudro yang dimakamkan di sini juga merasa senang,” papar dia.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Sragen Yusep Wahyudi menegaskan, acara ritual larap kelambu setiap 1 Sura tetap diadakan. Pelaksanaan digelar pada dengan peserta terbatas.

”Larap kelambu tetap dilaksanakan dengan sederhana. Hanya terbatas diikuti petugas dan juru kunci, sehingga tidak ada kerumunan, dimulai pagi jam 07.00. Kita laksanakan cepat saja,kurang dari 1 jam,” terangnya.

Pihaknya menegaskan pada upacara atau ritual, memang tidak diperkenankan ada peziarah. Sosialisasi sudah dilakukan jauh-jauh hari. Mengantisipasi pengunjung yang membeludak, pihaknya sudah berkordinasi dengan polsek, koramil dan trantib Kecamatan Sumberlawang. (Cartens)