Kegiatan Kolase dari Bahan Limbah Ampas Kelapa Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Didik TK Pertiwi 02 Tegalgede dalam Pembelajaran Daring
ARTIKEL POPULER
Oleh: Isti Fatonah, S. Pd. AUD
Pendidik di TK Pertiwi 02 Tegalgede
Karanganyar Jawa Tengah
Program pembelajaran di Taman Kanak-kanak disusun sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan TK yaitu membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan nilai-nilai agama, bahasa, sosial emosional, kognitif, dan keterampilan fisik motorik yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.
Anak pada usia Taman Kanak-kanak mengalami masa peka, dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya pengembangan seluruh potensi anak. Anak Taman Kanak-kanak berada pada lima tahun pertama yang disebut masa keemasan (Golden Age) merupakan masa emas perkembangan anak. Anak pada usia tersebut mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengoptimalkan segala aspek perkembangannya, termasuk perkembangan daya cipta yang lebih dikenal kreativitas atau keterampilan.
Realita yang terjadi sekarang ini tampak kecenderungan pendidikan di TK yang menginginkan anak belajar akademik secepat mungkin dan sebanyak mungkin sebagai tuntutan orang tua modern yang menginginkan anaknya lebih unggul dengan persiapan yang lebih dini. Biasanya pembelajaran akademik diajarkan di kelas satu SD, seperti menulis, membaca, dan matematika, bahkan juga bahasa Inggris, tetapi sekarang ini sudah diberikan di Taman Kanak-kanak walaupun tidak dipersyaratkan dalam kurikulumnya, lain halnya dengan Taman Kanak-kanak non akademik (TK yang lebih menitik beratkan kegiatan bermain seraya belajar), yang di dalamnya mereka lebih mengutamakan bermain. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Selain itu, kurangnya media dan sumber belajar yang digunakan oleh guru untuk menunjang pembelajaran keterampilan.
Hal ini menyebabkan anak-anak merasa bosan, jenuh, dan bahkan takut dalam melakukan kegiatan yang diberikan guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan motorik halus memilih dengan bermain lego konstruktif. Belajar keterampilan motorik halus dengan bermain lego konstruktif tentunya akan lebih efektif karena bermain merupakan wahana belajar dan bekerja bagi anak. Apabila motorik halus anak tidak berkembang maksimal maka dapat terlihat dalam kegiatan-kegiatan menggunting, meronce, meniru huruf/kata masih kurang rapi. Sehingga dalam jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak diperlukan upaya maksimal dalam mengoptimalkan kemampuan motorik halus anak, yang merupakan salah satu dasar kemampuan anak untuk menulis pada jenjang sekolah berikutnya.
Dalam pembelajaran daring TK Pertiwi 02 Tegalgede menggunakan metode bermain sambil belajarn dalam kegiatan belajar dalam semua aspek. Untuk memaksimalkan kemampuan motorik halus anak didik penulis menggunakan bahan limbah yang ada dirumah, yaitu bahan ampas kelapa. Selain memberi wawasan baru terhadap anak didik serta wali murid, juga sekaligus memanfaatkan limbah rumah tangga sebagai media kegiatan belajar di rumah.
Langkah dalam melaksanakan kegiatan kolase menggunakan bahan ampas kelapa kering, yang pertama yaitu anak-anak serta wali murid memberi pewarna pada ampas kelapa yang masih basah. Kemudian setelah diberi pewarna, ampas kelapa tersebut dijemur dibawah sinar matahari agar menjadi kering. Apabila ampas kelapa sudah kering, maka sudah siap digunakan untuk kegiatan kolase. Dalam kegiatan kolase, penulis menyiapkan pola-pola gambar yang akan digunakan untuk kegiatan kolase selama di rumah. Melalui kegiatan kolase dengan ampas kelapa yang berwarna-warni maka minat belajar anak didik semakin meningkat, sekaligus kemampuan motorik halus anak didik juga semakin optimal.
Editor: Cosmas