Tangisan dan Kerja Keras Menghantarkan Pada Sebuah Impian

Spread the love

ARTIKEL POPULER

Dian Dwiyani Argha Dewi, S.Sn

Guru Seni Budaya SMP Negeri 1 Tasikmadu, Karanganyar

Untuk meraih sebuah impian terkadang harus disertai dengan perjuangan, dan perjuangan kadangkala harus dihiasi dengan tangisan, proses inilah yang sempat dialami oleh seorang Jesica, ketika dia harus berkompetisi dalam ajang lomba Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional ( FLS2N) cabang Menyanyi Tunggal pada tahun 2020 di tingkat Kabupaten dan Provinsi Jawa Tengah secara Daring (Online).

Jesica dan Dian, guru pembimbing

Lomba FLS2N telah berlangsung sejak tahun 2008 dan diselenggrakan secara Luring, namun pada tahun 2020 ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana kegiatan ini harus dilaksanakan secara virtual dikarenakan adanya pandemi COVID-19 di Indonesia. Walaupun FLS2N tahun ini diselenggarakan secara Daring, namun tidak menjadi kendala bagi siswa untuk tetap berkreasi dan berinovasi dalam masa pandemi, mereka dapat ikut serta menunjukkan bakat seninya dengan cara mengunggah/mengirim hasil karya seni tersebut secara Online.

Teknis pengiriman hasil karya anak pada lomba FLS2N ini mengalami penerapan kebiasaan adaptasi baru di masa pandemi ini, dimana perubahan itu ternyata membawa dampak negatif pada sebagian peserta. Mereka harus berulang kali melakukan pengambilan hasil gambar atau video dalam proses yang cukup panjang, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan sempurna.

Tak heran jika kondisi ini secara perlahan namun pasti membuat siswa mengalami titik kejenuhan dan kelelahan. Demikian juga seperti yang dialami oleh seorang Jesica Citra Lestari, siswa kelas VIII di SMPN 1 Tasikmadu Karanganyar, yang sempat mengalami kondisi down karena harus mengulang pembuatan video tersebut sampai dua kali. Perjuangan pembuatan video berulang kali dan sempat mengalami kegagalan, membuat anak ini kehilangan percaya dirinya walaupun secara teknis sudah ia kuasai.

Jesica, panggilan gadis remaja ini sejak kecil memang bercita-cita untuk menjadi seorang penyanyi, bakat bernyanyi secara alami yang dia miliki mulai terlihat, saat mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seni musik di sekolah. Semangat dan antusias yang luar biasa, tampak mewarnai proses latihan bernyanyi yang dia lakukan secara kontinyu bersama guru pembimbingnya di sekolah. Anak ini begitu terbuka menerima semua arahan, kritik dan saran yang dilontarkan oleh guru pembimbing ekstra. Proses ini terus dia jalani saat kondisi masih normal maupun pada masa pademi, anak ini sering melakukan latihan bernyanyi secara mandiri di rumah, kemudian mengirimkan hasil rekaman videonya kepada guru pembimbing.

Dengan modal bakat dan semangat inilah, akhirnya mampu menghantarkan dia terpilih menjadi salah satu peserta seleksi lomba FLS2N, yang diadakan mulai dari tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten dan akhirnya bisa masuk dalam 10 besar ditingkat Provinsi Jawa Tengah. Prestasi yang sangat luar biasa ini patut diacungi jempol, walaupun sempat mengejutkan beberapa pihak, karena pada dasarnya anak ini dianggap tidak masuk dalam kriteria peserta yang diunggulkan, namun ternyata mampu mengalahkan saingannya yang tahun lalu masuk 10 besar di tingkat Provinsi Jateng.

Prestasi yang diraih oleh “ Jesica “ saat ini, dilalui dengan jalan yang tidak mudah. Proses pengambilan rekaman video, yang dilakukan berulang kali dan menghabiskan banyak waktu, tidak dapat berjalan mulus sesuai dengan harapan bahkan sempat tertunda pengirimannya ke Kabupaten ketika dia tidak sanggup lagi untuk melanjutkan kegiatan ini.

Semangat tinggi dan antusias yang telah dia bangun dari pagi, mengikuti jalannya proses perekaman terpaksa tumbang ditengah jalan, dikarenakan anak ini mengalami titik kelelahan dan kejenuhan saat tak jua mendapatkan hasil video sesuai dengan yang diharapkan. Isak tangis serta deraian air mata sempat mewarnai situasi ini, motivasi dari guru pembimbing untuk membujuknya kembali agar mau melanjutkan proses perekaman ternyata sia-sia dan terpaksa harus diulang pada keesokan harinya.

Tanpa terduga di hari berikutnya  Jesica  mampu memberikan penampilan terbaiknya yang belum pernah dia lakukan sebelumnya, sehingga hanya dengan satu kali proses pengambilan rekaman, dia sudah mendapatkan hasil video yang sesuai dengan harapan dan berhasil meraih juara 2 di tingkat Kabupaten.

Prestasi yang ia dapatkan dari Kabupaten tersebut, akhirnya menghantarkan “Jesica” mendapatkan peluang kembali untuk mencoba berkompetisi kembali dengan peserta dari sekolah lain yang kebetulan pada tahun lalu masuk dalam 10 besar seleksi lomba FLS 2N di tingkat Provinsi.

Dengan hanya bermodalkan bakat  yang ada, ia tetap semangat melakukan latihan vokal secara mandiri dan aktif  mengirimkan video dari hasil rekaman di rumah  kepada guru pembimbingnya, bahkan les privat secara mandiripun sempat ia lakukan dengan tujuan agar selalu mendapatkan masukan serta arahan demi kebaikan kualitas bernyanyinya. Setelah beberapa hari melakukan latihan akhirnya  proses pengambilan gambar dan rekaman video yang akan di kirim ke Provinsi mulai dijalani, dan tanpa terduga peristiwa yang pernah terjadi pada saat mengikuti seleksi di Kabupaten terulang kembali yaitu hilangnya mood pada kondisi down di tengah-tengah proses pengambilan rekaman video yang sedang berlangsung.

Proses pengambilan rekaman video kali ini, memang membutuhkan waktu yang lebih panjang lagi dimana sebelum peserta mengikuti proses rekaman, setiap peserta lomba harus menggunakan rias dan busana adat tradisional daerah masing-masing sesuai dengan juknis yang ada untuk mendukung performancenya nanti. Mengingat untuk penghematan dana,  dari hasil kesepakatan 2 pihak sekolah, proses pengambilan gambar dan video dilakukan pada satu tempat namun tetap mematuhi protokoler kesehatan yang dianjurkan pemerintah selama pandemi COVID-19.

Peserta secara bergiliran melakukan proses perekaman video yang diulang-ulang hingga larut malam, sehingga untuk kedua kalinya “Jesica” kembali menemui titik kejenuhan dan kelelahan. Isak tangis dan deraian air mata kembali mewarnai kegiatan tersebut sampai akhirnya harus melakukan proses perekaman ulang pada keesokan harinya. Tanpa terduga, penampilan terbaiknya kembali dia tampilkan dengan sempurna, hanya dengan satu kali proses rekaman, anak ini berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, dan mendapatkan hasil rekaman video yang sangat bagus, hingga di luar dugaan berada di peringkat 9 Provinsi Jawa Tengah.

Proses panjang dan tidak mudah yang telah dijalani oleh “Jesica” sehingga mampu  mendapatkan prestasi luar biasa ini, hendaknya dapat dijadikan acuan untuk para anak bangsa yang mungkin juga mempunyai bakat dan talenta di bidang seni agar terus maju mengembangkan kemampuannya ini walaupun di masa pandemi. Kerja keras dan semangat pantang menyerah yang telah dilewati gadis remaja ini, mampu menjadi jembatan untuk mewujudkan  impiannya di masa depan walaupun sempat diwarnai dengan tangisan.

Editor: Cosmas