Strategi Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Spread the love

Susanti, S.Pd.
Guru Kelas IV SD Negeri 03 Macanan Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar

Saat ini dunia pendidikan masih menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh atau biasa juga di sebut daring, dimana pembelajaran tidak bisa dilakukan dengan tatap muka karena adanya pandemi COVID 19. Sebelum adanya pandemi siswa belajar di sekolah dengan diawasi guru, saat ini justru siswa harus belajar sendiri di rumah. Disini di butuhkan peran aktif orang tua untuk mendampingi anak saat belajar. Guru juga dituntut untuk memberikan pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan.
Yang menjadi permasalahan adalah anak tidak siap belajar mandiri dirumah, orang tua tidak bisa sepenuhnya membatu anak dalam belajar di rumah, membantu mengerjakan soal soal yang di berikan guru. Untuk itu guru dituntut untuk memberikan pembelajaran online yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Karena sekarang ini rumah telah menjadi sekolah bagi bagi siswa. Sekolah membuat konten bagi guru dan murid untuk belajar. Anak dan orang tua belajar bersama.
Untuk membantu pembelajaran di rumah yang di lakukan guru bersama orang tua, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan pengajaran lewat TVRI mulai pertengahan April yang dapat di manfaatkan guru sekaligus siswa untuk belajar. Karena kecakapan guru sekaligus penyediaan pembelajaran bermutu bagi siswa harus dilakukan secara bersamaan dan lewat satu medium.
Selain itu PGRI Provinsi Jawa Tengah berupaya membantu guru agar memiiki panduan yang jelas tentang apa yang harus di berikan kepada para siswa dalam pembelajaran jarak jauh. Panduan yang di maksud disusun melalui Workshop Identifikasi Materi, Silabus dan RPP Esensial untuk membantu guru dalm melaksanakan pembelajaran di masa pandemic. Sedangkan untuk pendidikan karakter, dalam pembelajaran daring diperlukan tanggung jawab, kerja keras, kreatifitas, kejujuran, kerja sama dan komitment para guru, siswa dan orang tua.
Saat ini ketercapaian pembelajaran di masa pandemi adalah 60% dari target yang ditetapkan sebesar 100%. Ini didasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran di masa pandemic ini sehari hanya 4 jam. Untuk itu perlu didilakukan identifikasi KD KD esensial dalam kurikulum, diadakan kegiatan webinar yang sangat membantu guru agar mempunyai panduan yang jelas dalam pembelajaran di masa pandemic ini.
Perubahan pembelajaran dari tatap muka beralih ke daring ini guru harus mampu melakukan pembelajaran yang bisa mencapai tujuan muatan pembelajaran. Dalam melakukan pembelajaran daring ini banyak aplikasi yang bisa digunakan, antara lain dengan menggunalan video call,gambar gambar yang di kirim lewat WhatsApp grup kelas. Pembelajaran menggunakan media WhatsApp saat ini lebih mudsh diterapkan dalam pembelajaran daring, karena hamper semua handphone memiliki aplikasi WhatsApp.
Bagaimana guru menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa di masa pandemic ini ? Dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaning akan meningkatkan siswa menjadi lebih aktif sekaligus akan menghilangkan rasa kebosanan siswa belajar di rumah. Hakikatnya model pembelajaran Student Facilitator and Explaning ini akan mengaktifkan serta mengarahkan atensi peserta didik pada materi pelajaran.
Seperti yang di tulis Suprijono ( 2009: 128 ) ada enam langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran Student Facilitator and Explaning, yaitu: 1. Guru menyampaikan kompetensi yang akan di capai. 2. Guru menyajikan materi ( dimasa pandemic ini bisa di sampaikan melalui voicenote maupun video ). 3. Guru meminta siswa untuk menjelaskan kembali yang dia ketahui ( siswa menjelaskan melalui voicenote atau video yg dikirimkan ke grup ). 4. Guru menyimpulkan ide/pendapat siswa. 5. Guru kembali menerangkan materi yang tersaji saat itu. Perlu diingat bahwa yang dilakukan guru bersama pesrta didik adalah pembelajaran daring, tanpa tatap muka. Dengan sendirinya langkah langkah pembelajaran Student Facilitator and Explaning tidak semua akan terpenuhi. Penerapan metode tersebut dalam pembelajaran daring ini untuk mengaktifkan siswa sekaligus mengurangi rasa kejenuhan siswa.
Dengan model pembelajaran Student Facilitator and Explaning ini akan meningkatkan beberapa siswa manjadi aktif dan akan mengurangi rasa kebosanan siswa selama menjalani masa belajar dari rumah ( BDR ). Selain itu dengan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat mandiri dalam bertindak atau melakukan kegiatan belajar karena materi pelajaran akan lebih mudah dikuasai dan diingat lebih lama apabila siswa mendapat pengalaman langsung dalm belajar.
Secara umum pelaksanaan Belajar Dari Rumah selama darurat COVID 19 bertujuan memastikan pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat COVID 19. Secara khusus bertujuan untuk memberikan wadah bagi peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari dan memudahkan peserta didik dalam mengakses materi dan tugas daring.

Editor: Cosmas