Trik Mengatasi Bullying di Kantor

Spread the love

Oleh: Mulyani SPd

Guru SD Negeri 01 Wukirsawit, Jatiyoso

Penindasan, perundungan, perisakan, atau pengintimidasian (bahasa Inggris: bullying) adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan.
Tindakan penindasan dikelompokkan dalam empat jenis, yaitu secara emosioanl, fisik, verbal, dan cyber. Bullying secara emosional biasa dilakukan pelaku dengan tujuan agar korbannya merasa terisolasi, sendiri dan bisa berujung membuatnya depresi. Contoh bullying emosional di antaranya adalah ejekan yang kejam, berbicara seenaknya atau menjelek-jelekkan orang lain di belakang, menyebarkan rumor yang memalukan, memasang ekspresi wajah atau gesture tubuh menghina dan mengucilkan anak-anak dari kegiatan kelompoknya. Bullying secara fisik adalah tindakan menyakiti seseorag secara fisik. Intimidasi fisik meliputi misalnya: mendorong, menekan, mencubit, menendang, meludah, mengambil atau merusak harta benda seseorang, melakukan tindakan yang kasar. Bullying secara verbal (dengan kata-kata) adalah contoh bullying yang pertama dan paling sering dilakukan secara tidak sadar. Bullying verbal terjadi ketika pelaku melakukan intimidasi melalui kata-kata mereka kepada seorang korban bully. Contoh tindakan bullying verbal antara lain adalah memaki, mengghina, mempermalukan di depan umum, meneriaki, menjuluki, memfitnah, menolak. Intimidasi dunia maya atau penindasan dunia maya (cyberbullying) adalah segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja yang dilakukan teman seusia mereka melalui dunia maya atau internet. Intimidasi di dunia maya adalah kejadian dimana seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi, atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui internet, teknologi digital atau telepon seluler. Contoh cyberbullying adalah menulis hal-hal menyakitkan melalui pesan instan, pesan teks, atau game online, posting pesan menghina di situs jejaring sosial, ataupun berbagi foto atau video memalukan.
Bentuk penindasan sendiri terdiri dari penindasan fisik dan penindasan psikologis. Penindasan fisik adalah tindakan penindasan dengan kontak secara fisik yang menimbulkan perasaan sakit fisik, luka, cidera, atau penderitaan fisik lainnya. Contohnya memukul, menampar, atau menendang orang lain. Sedangkan penindasan psikologis adalah penindasan yang menimbulkan trauma psikologis, ketakutan, depresi, kecemasan, atau stress, selain itu juga menimbulkan kegalauan/gusar.
Budaya bully bisa berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga maupun lingkungan. Kasus bullying umumnya terjadi dalam dunia pendidikan. Bullying di kalangan remaja adalah masalah global dan diketahui secara luas berdampak negatif pada para korban. Penindasan yang terjadi di lingkungan sekolah membutuhkan perhatian yang lebih besar karena sekolah adalah tempat bagi para remaja untuk melakukan proses pembelajaran formal dan, oleh karena itu, mempengaruhi kualitas hidup untuk generasi mendatang.
Indonesia adalah salah satu negara yang diduga masih mengalami angka kejadian bullying cukup tinggi. Hasil survei Program for International Student Assessment (PISA) tahun 2018 menyatakan Indonesia berada pada 10 besar terbawah dari 79 negara dalam kategori kemampuan membaca, matematika, dan sains. Selain itu, survei ini mengungkap fenomena bully (perundungan) siswa di Indonesia. Lewat surveinya, PISA menggambarkan iklim pendidikan Indonesia. Dilansir detikcom dari laporan PISA tahun 2018, Rabu (4/12/2019), disebutkan bahwa 41% siswa di Indonesia mengaku pernah di-bully, setidaknya beberapa kali dalam sebulan. Presentase perundungan yang dialami siswa-siswi di Indonesia ini lebih besar dibandingkan dengan rata-rata negara-negara anggota OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), yakni 23%. Pada saat yang sama, 80% siswa di Indonesia setuju atau sangat setuju untuk membantu siswa yang tidak dapat membela diri saat di-bully (https://m.detik.com).
Bully dapat merusak kesehatan fisik maupun mental korbannya. Dampak bully tidak hanya terjadi dalam jangka pendek saja tetapi juga jangka panjang. Perundungan membuat seseorang menjadi tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan oleh perorangan maupun oleh kelompok. Yang lebih ironis, anak yang menjadi korban bullying atau perundungan bahkan sampai ada yang mengakhiri hidupnya karena tidak tahan di-bully oleh teman-temannya.
Lazimnya kasus bully terjadi di lingkungan sekolah, dimana murid dianiaya oleh temannya, junior dianiaya oleh seniornya, dan ada juga kasus guru yang di-bully oleh muridnya. Namun tak jarang kasus bully terjadi pada tingkat usia yang tidak muda lagi, yaitu bully di lingkungan kerja. Dimana dalam lingkungan kerja kamu memiliki teman yang hobinya menghina terus. Selalu ada celah untuk merendahkan kamu di depan orang lain. Pada awalnya terkesan lucu dan hanya untuk bercanda, tetapi kemudian kamu merasa jengah dan tidak nyaman. Apalagi jika bully sudah mengganggu masalah pribadi yang tentunya sangat mengganggu.
Menurut sebuah riset, penyebab bullying dapat berasal dari korban maupun si pelaku bully itu sendiri. adapaun penyebab bullying yang berasal dari si korban, di antaranya adalah penampakan fisik yang dianggap berbeda atau ketinggalan zaman bila dibandingkan dengan orang-orang pada umumnya. Kedua, berasal dari ras berbeda yang dianggap sebagai minoritas. Ketiga, kecenderungan orientasi seksual yang berbeda memasuki usia remaja, misalnya gay, lesbian, transgender, dan sebagainya. Keempat, Ketika dianggap lemah dan tidak mampu melawan orang-orang di sekitarnya. Kelima, terlihat tidak mudah bergaul (kurang pergaulan) dan memiliki sedikit teman.
Sementara itu, faktor penyebab bully dari sisi pelaku bullying itu sendiri, antara lain pelaku bully memiliki masalah pribadi hingga membuatnya tidak berdaya dengan kehidupannya sendiri. si pelaku adalah korban bully di lingkungan keluarga. Ia kemudian membalasnya dengan cara mem-bully orang lain yang lebih lemah darinya. Rasa iri si pelaku kepada korban karena ia tidak memiliki keistimewaan yang sama dengan orang tersebut. Tak jarang, pelaku sengaja melakukan penindasan ke orang lain hanya untuk mencari perhatian. Kesulitan mengendalikan emosi ketika marah dan frustasi, sehingga dilampiaskan dengan intimidasi kepada orang lain (https://www.indozone.id).
Alasan bercanda seringkali menjadi jalan pintas perilaku bullying untuk berdalih. Padahal ada batasan yang jelas antara bullying dan bercanda. Jika memang bercanda, sudah sepatutnya pihak yang ada di lokasi kejadian merasa senang atau mengakui kalau itu hanya gurauan. Manusia memang memiliki sifat khilaf. Terkadang apa yang ia ucapkan bermaksud untuk candaan atau lelucon semata, namun malah menyakiti hati seseorang dengan beranggapan ia membully-nya. Apalagi setiap orang memiliki sifat dan perasaan berbeda-beda. Ada yang bisa diajak bercanda, ada pula yang sampai membawa perasaan apa yang dikatakan orang lain. Maka dari itu kenali karakter lawan bicara anda sehingga bisa membedakan mana yang bercanda atau yang menyakiti hati (bully).
Bercanda berasal dari kata dasar canda. Candaan adalah hasil bercanda. Arti bercanda yaitu gurauan. Bercanda berarti bersundah gurau atau kelakar kepada sesama untuk menghibur. Sedangkan bully merupakan sebuah tindakan dimana satu atau lebih orang merendahkan orang lain (target bullying) tanpa dasar yang jelas, hanya ingin mengintimidasi saja yang berakibat pada seluruh lingkungan itu menjadi ikut membenci dan merendahkan target.
Ada tiga perbedaan mendasar tentang bercanda dan bully yang perlu diketahui dan dipahami. Pertama, bercanda bersifat menghibur, sedangkan bully bersifat menyakiti. Orang yang benar-benar ingin bercanda tidak mempunyai motivasi lain selain membuat orang yang ia ajak bercanda tersebut tersenyum dan tertawa bahagia tanpa merasa tersinggung. Sebaliknya, bully bersifat menyakiti. Hal ini merupakan kontradiksi dari sikap bercanda. Orang yang membully biasanya sengaja menyinggung dan menyakiti perasaan orang lain. Mulai dari menyakiti secara fisik maupun mental orang lain. Tidak peduli seberapa banyak rasa sakit dan luka di hati serta air mata yang berlinang akibat ulah sang pelakunya. Sang pelaku hanya akan terus menyakiti sang korban walaupun dengan cara yang sederhana.
Kedua, bercanda untuk mempererat hubungan, sedangkan bully hanya akan merenggangkan hubungan. Orang yang senang bercanda biasanya ingin mengajak seseorang untuk berteman dengannya, bahkan hingga akrab. Apalagi orang tersebut adalah orang yang baru ia kenali atau termasuk karakter yang sulit diajak bercanda. Oleh karena itu, coba pikirkan kembali sejenak, mungkin ada orang yang berbuat hal demikian terhadap anda. Ini berarti hal tersebut positif untuk meningkatkan keeratan hubungan anda bersamanya. Sebaliknya, bully hanya akan merenggangkan dan memutuskan hubungan. Jangankan untuk membangun hubungan atau pertemanan yang lebih akrab dengan orang baru, teman lamanya saja akan malas untuk berteman, bahkan mungkin cenderung menghindar dari hadapan sang pelaku. Orang seperti ini biasanya tidak terlalu menghargai orang lain. Ia akan berbicara dan bersikap sesuka hati tanpa memikirkan bahwa ia tidak disenangi atau disukai orang lain.
Ketiga, bercanda untuk mencairkan suasana, sedangkan bully hanya akan mengacaukan keadaan. Orang yang suka bercanda biasanya sekedar ingin membuat suasana di sekitarnya lebih hangat dan santai. Atau jika ada kesalahpahaman dalam kelompok, maka biasanya si orang bercanda ini sanggup untuk mencairkan suasana dengan candaannya. Sebaliknya, bully hanya akan mengacaukan keadaan. Orang yang motivasinya ingin membully seseorang, walaupun perkataan awalnya terasa lucu dan biasa saja namun ujung-ujungnya mengarah kepada hal-hal yang akan menjatuhkan sasarannya. Ia akan merusak atau mengacaukan keadaan. Orang yang suka membully biasanya hanya ingin mencari perhatian atau pujian dari orang di lingkungan sekitarnya dan ingin keberadaannya diakui oleh orang lain (https://www.umroh.com).
Untuk mengatasi bully di kantor, maka kamu harus meyakinkan diri sendiri bahwa bully disebabkan karena kesalahan berfikir pada orang lain, bukan pada dirimu sendiri. Tetaplah berpendirian bahwa kamu bukan orang yang salah, hanya saja sering diperlakukan dengan tidak baik.
Luangkan waktu untuk memulihkan diri. Mintalah pendampingan dari sahabat atau psikolog jika kamu sudah merasa stress dengan bullying di kantor. Jangan ragu untuk curhat pada orang yang kamu percaya. Memendam masalah ini sendirian malah akan membuatmu depresi. Sediakan waktu untuk memulihkan kesehatan mentalmu dan lakukan kegiatan-kegiatan yang membuatmu senang.
Tentukan tindakan yang akan kamu ambil. Pelaku bullying akan terus melakukannya kalau kamu hanya bisa pasrah, tidak tegas, dan tidak melawan. Segera ambil sikap mulai sekarang. Kamu harus berani membalas perkataan mereka, apakah itu dalam hal candaan atau masalah pekerjaan.
Tegas terhadap batasan yang kamu berikan. Kalau dalam konteks bercanda, kamu masih boleh membiarkan mereka berkata-kata yang merendahkan atau olok-olok. Jangan ragu untuk membalas perkataan mereka saat mereka mulai menghinamu, tapi tepat dengan koridor bercanda.
Ketahui waktu bullying terjadi. Kenali waktu-waktu kamu mengalami bullying di kantor. Apakah saat orang-orang sedang bercanda, ataukah saat ada hal-hal tertentu yang terjadi. Dengan menandai waktu ini, kamu bisa mempersiapkan diri kalau mereka mulai mengintimidasi dan mengolok-olok lagi.
Ingat semua perlakuan buruk yang kamu terima. Sebelum melakukan konfrontasi dengannya, kamu terlebih dahulu harus mencatat kesalahan apa saja yang mereka perbuat dan bagaimana perlakuannya selama ini. Siapa tahu, suatu hari nanti kamu membutuhkan bukti yang kuat untuk mempertahankan argumenmu.
Bersikap tegar saat mengalami bullying. Wanita memang sensitif, tapi jangan sampai kamu menangis saat kamu mengalami bullying. Kalaupun kamu menangis, jangan perlihatkan itu di depan siapapun. Tenangkan dirimu di kamar kecil, lalu kembalilah ke ruanganmu dengan kepala tegap. Jika orang itu menimbulkan masalah lagi, kamu harus melawannya. Katakana bahwa dia sudah kelewatan dan sudah banyak melakukan kesalahan. Sebutkan semua sikap tidak baiknya yang sudah kamu catat.
Yakinkan dirimu bahwa kamu kuat. Meskipun posisimu di kantor bukan sebagai atasan, bukan berarti kamu tidak memiliki power. Setidaknya kamu harus memiliki kekuatan mental dan kemampuan berbicara yang baik untuk melawan perlakuan tidak baik dari orang lain. Kamu tidak boleh bersikap sungkan untuk menegur orang lain.
Memperbaiki kondisi yang ada. Konfrontasi dan sikap tegasmu mungkin akan mengejutkan banyak orang. Bahkan, mungkin itu akan menimbulkan masalah baru dengan orang lain yang biasanya bersikap semena-mena denganmu. Bisa jadi kamu akan digunjingkan oleh rekan kerja yang lain. Tapi kamu harus tetap bersikap santai dan biasa saja. Anggap konfrontasi kemarin sebagai hal yang wajar terjadi. Jangan bersikap canggung. Jalanilah hari-hari seperti biasanya, tentunya dengan sikap yang lebih tegas dan berani. Intinya tetap tenang dan smart saat menghadapi bullying (https://popbela.com).

 

Editor: cosmas