Belajar Kimia dan Kembangkan “Life Skill” Melalui “Steamer”

Spread the love

Artikel Ilmiah Populer

Dewi Nurliyanti, S.Pd, Guru Mata Pelajaran Kimia, SMA Negeri 6 Semarang

Sejak terjadinya pandemi Covid-19 (Corona Virus Disease) (Cucinotta & Vanelli, 2020) Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa ini merupakan Bencana Nasional (Keppres Nomor 12/2020, 2020), pembelajaran kimia mengalami perubahan yang mendasar. Semua institusi pendidikan memutuskan untuk menutup dan menghentikan semua kegiatan pembelajaran dan kegiatan lainnya di sekolah sebagai respon untuk mencegah penularan corona virus. Semua kegiatan tatap muka di kelas ditiadakan dan digantikan dengan pembelajaran secara daring atau online secara penuh tanpa kecuali.

Sebagai guru yang mengajar mata pelajaran Kimia. Penulis mencoba memaksimalkan pembelajaran kimia meskipun dalam keterbatasan. Melalui pembelajaran jarak jauh, penulis ingin peserta didik tak hanya belajar kimia namun juga mengembangkan life skill mereka. Penulis menerapkan pendekatan STEAMER pada peserta didik kelas XII di SMA Negeri 6 Semarang, salah satunya penulis gunakan untuk materi Redoks.

STEAMER adalah singkatan untuk Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics Economic dan Religius. STEAMER merupakan salah satu pendekatan pendidikan yang menggunakan tujuh ilmu di atas (pengetahuan, teknologi, teknik, seni, matematika, ekonomi dan agama) secara komprehensif sebagai pola pemecahan masalah. Hasil akhir yang diharapkan dari penerapan metode STEAMER adalah siswa yang mengambil risiko serius, terlibat dalam pembelajaran pengalaman, bertahan dalam pemecahan masalah, merangkul kolaborasi, dan bekerja melalui proses kreatif dan agamis.

Pendidikan modern yang saat ini banyak diperkenalkan dengan pola pendekatan, diantaranya pendekatan STEAMER. Pola pendekatan STEAMER yang terdiri dari Science, Technology, Engineering, Art, Mathematic, Economic and Religius. Semua aspek pada pendekatan ini merupakan cara berpikir yang sistematis untuk dapat memahami suatu ilmu pengetahuan dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran materi Reaksi Redoks dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan STEAMER.

Pendekatan STEAMER yang penulis jalankan meliputi Science dalam menemukan konsepnya, Technology dengan menjelaskan berbagai penerapan teknologi yang berkaitan dengan materi, Engineering yaitu siswa dapat diarahkan membuat alat-alat sederhana terkait materi, Art yang berguna untuk melatih keterampilan berpikir kreatif siswa. Mathematic digunakan untuk memformulasikan persamaan matematis terkait konsep materi serta dalam hal perhitungannya. Economic, mengarahkan kepada tindakan supaya dapat mencapai keefektifan serta keefesienan yang tinggi dalam memanfaatkan bahan-bahan sederhana pengganti spektrofotometer untuk penentuan persamaan reaksi redoks. Religius, mengintegrasikan nilai-nilai relegius bersumberkan ayat-ayat Al Quran sebagai sarana menanamkan pendidikan karakter insan mulia.

Penulis mengarahkan peserta didik memahami konsep Reaksi Redoks, penulis bersama peserta didik menentukan tema/topik proyek dengan pendekatan STEAMER, penulis menfasilitasi peserta didik untuk merancang langkah-langkah kegiatan penyelesaian proyek beserta pengelolaannya. Penulis secara online juga memberikan pendampingan kepada siswa melakukan penjadwalan semua kegiatan yang telah dirancangnya. Penulis menfasilitasi dan memonitor siswa dalam melaksanakan rancangan proyek yang telah dibuat. Peserta didik diberi kesempatan untuk mempresentasikan dan mempublikasikan hasil produk secara online. Antusiasme untuk belajar peserta didik menjadi meningkat, mereka bersemangat tentang apa yang mereka pelajari. Belajar kimia di masa pandemi menjadi tidak membosankan.

Peserta didik menjadi mampu melakukan komunikasi secara lisan, tertulis dan sudah mampu bekerjasama, dan juga sudah terampil untuk membuat produk life skill. Produk proyek yang dihasilkan alat spektrofotometer sederhana untuk menentukan persamaan reaksi redoks. Penulis terus melakukan tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu, penulis perlu melakukan inovasi pembelajaran Kimia selama pembelajaran jarak jauh, agar segala permasalahan yang ada dapat diatasi.

Editor: Cosmas