Peran Orangtua Dukung Sukses UNBK

Spread the love

Artikel Ilmiah Populer

Oleh: Sugeng Nurcahyono
Guru Matematika SMP Negeri 3 Colomadu, Kabupaten Karanganyar

KATA “Sukses” selalu diidamkan oleh setiap insan manusia. Baik itu sukses dalam berusaha, berdagang, pertanian, perhubungan transportasi atau hubungan silaturahmi, serta proses belajar di sekolah.
Jika diklasifikasikan secara umum terdapat dua faktor yang mendorong manusia untuk melakukan sesuatu kegiatan, yaitu: 1). Untuk mendapatkan kenikmatan (gaining pleasure). 2). Untuk menghindari ketidak nyamanan (avaiding pain). Contoh dari “mendapatkan kenikmatan” misalnya keinginan berprestasi, mendapat penghasilan yang layak atau mendapatkan kebaikan materi maupun kebaikan batin. Contoh dari “menghindari ketidaknyamanan” misalnya menghindari rasa malu, rasa takut, lingkungan yang buruk, kekawatiran, atau menjauhi kesengsaraan dan penderitaan.
Kesuksesan selalu berbanding lurus dengan usaha yang dilakukan. Hasil tidak akan kianat dari usaha yang telah dilakukan. Setiap agama mengajarkan umatnya untuk selalu berusaha dan berdoa. Semakin kita banyak berusaha dan berdoa, maka Allah akan memudahkan apa yang kita minta. Maksud dari banyak berusaha adalah bentuk usaha yang terarah dalam mendapatkan hasil. Menggunakan energinya sendiri sebagai modal dalam bekerja. Penulis ingat lirik lagunya almarhum BimBo, ”…Tuhan … aku jauh engkau jauh, aku dekat engkau dekat…” Jadi segala usaha adalah kemauan kita untuk mendapatkan sesuatu sesuai rencana. Dengan mendekatkan diri, mengadu dan berkeluh kesah pada Allah agar rencana kita dikabulkan.
Sehubungan dengan usaha dan doa maka tidak luput dari asal-usul kita. Kita ada karena Allah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Melalui orangtua yang melahirkan, membimbing, dan mendidik kita. Kita lahir tumbuh menjadi besar dan dapat memilih kehidupan yang sesuai.

Untuk itu dalam menghadapi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tidak bisa lepas dari andil besar orangtua. Doa dari orangtua terlebih doa seorang ibu lebih utama. Maka seorang ibu harus selalu berdoa dan berkata yang baik untuk anaknya. Karena ucapan adalah sebuah doa.

Dalam ilmu Biologi kromosom ibu yang mengalir pada anak ada 26, sedang seorang bapak ada 1 kromosom.
Dengan demikian kita tidak boleh mengabaikan doa seorang bapak. Karena seorang isteri harus taat pada suami. Suami adalah bapak dari anak-anak. Maka doa ibu dan bapak sama-sama dibutuhkan untuk suksesnya anak menghadapi UNBK.

Untuk itu andil besar orangtua dalam sukses UNBK adalah sebagai berikut:
Selalu mendoakan anak dalam kebaikan. Banyak melakukan amal kebaikan, berucap kata yang baik. Saat berdoa di malam hari, dekatlah dengan tempat tidur anak. Sebut nama anak saat berdoa, agar anak paham betapa sayang orangtua pada dirinya. Suatu saat bangunkan anak untuk ikut berdoa bersama. Setiap ucapan dan perbuatan kita akan cepat diserap dan ditiru oleh anak kita. Jika kita sebagai orangtua memberikan contoh kebaikan maka anak juga akan cepat menirunya.
Ciptakan suasana rumah dan keluarga yang harmonis. Penuh dengan rasa bahagia, gembira, dan saling menghormati. Bagun pagi anak dibangunkan dengan bahasa kasih yang lembut, diajak sholat berjamaah. Bertegur sapa dan berdiskusi tentang segala sesuatu kebutuhan maupun permasalahan keluarga. Berdiskusi dengan senyuman dan canda tawa ringan.
Lebih dekat pada anak, sering berkomunikasi, bergurau, menanyakan sesuatu hal yang kecil sampai besar. Menanyakan kesukaan masakan yang ia sukai. Memberikan menu makanan yang bervariasi untuk makan pagi dan bekal makan di sekolah. Makanan tidak harus mewah tetapi sehat dan bergizi. Usahakan banyak sayuran yang bervariasi, karena sayur dapat mencegah stres. Memberikan informasi pada anak agar minum susu, teh atau air putih. Anak diberi bekal makanan untuk di sekolah, karena jika dibawakan bekal maka makannya lebih teratur. Dari pada kalau dibekali uang untuk jajan selama di sekolah. Kadang uang hanya untuk membeli jajanan yang kurang baik buat kesehatan. Sehingga berakibat kesehatan anak kurang baik menjelang pelaksanaan UNBK. Hari-hari sebelum UNBK pun anak harus selalu sehat. Dengan sehat anak dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar. Dengan begitu anak mudah memahami pelajaran yang dijelaskan oleh guru.
Menanyakan keterlambatan pulang sekolah. Apakah ada tambahan pelajaran menjelang UNBK. Dengan adanya tambahan pelajaran maka perlu bekal makanan yang lebih, serta meningkatkan nilai gizi . Hal itu dimaksudkan agar anak tetap sehat walaupun banyak kegiatan. Belikan buku referensi untuk penunjang UNBK, serta meningkatkan keterampilan mengoperasikan komputer.
Anak diajak silaturahmi ke tetangga, keluarga, teman, tempat rekreasi, tempat sosial, tempat ibadah. Agar anak bisa melihat dunia secara transparan, agar bisa termotivasi untuk memilih jalan mana yang akan dia tempuh. Seandainya kita ajak silaturahmi ke keluarga yang berhasil secara finansial maka kita ceritakan kalo keluarga itu rajin beribadah, rajin bekerja, baik hati suka menolong. Saat sekolah dulunya ia rajin belajar sehingga nilai ujiannya sangat baik. Juga ceritakan kondisi keluarga yang dulunya tidak sekolah dan hasilnya sekarang kurang beruntung dari segi finansial. Di sini ada pembelajaran langsung kepada anak terhadap lingkungan nyata.
Anak diberikan pelajaran tambahan di luar sekolah. Ajak anak untuk memilih guru dan tempat les yang dia sukai. Banyak tempat les yang menjanjikan keberhasilan siswa dalam menghadapi UNBK. Tetapi anak akan lebih familier dengan guru yang disenangi. Karena dalam pembahasan soal UNBK perlu diskusi untuk saling memahami. Kemungkinan ada anak yang malu dan guru kurang proaktif maka anak pasti tidak bisa mengerjakan soal-soal tersebut.
Memberi semangat anak agar selalu maju. Soal hasil usaha adalah gaya dikalikan jarak. Artinya usaha manusia itu adalah selain action juga ada takdir dari Allah. Kalau kita harus jatuh apapun usaha kita tetap akan jatuh. Maka kita tetap harus bangun dan maju terus. Ibarat sebuah roda yang selalu berputar cara kerjanya, maka ada saatnya kita di atas, di posisi samping, serta di posisi bawah.
Raih kesuksesan dengan optimistis, sejarah tidak mencatat adanya orang berpangku tangan malas dan tak memiliki cita-cita, mampu membuat prestasi besar. Para pencetak sejarah adalah orang-orang yang optimis, penuh semangat, tak pernah menyerah, dan selalu berjuang agar ia mampu meraih “bintang” yang selalu dicanangkan. (Kubik Leadership, Farid Poniman, Dkk.)

Editor: Cosmas